LOGIKA ISRA MI’RAJ UNTUK MENAMBAH KEILMUAN

oleh -2,733 views

Syaichona.net- Peristiwa Isra Mi’raj semuanya adalah tentang kepercayaan, keyakinan dan keimanan, karena hanya Nabi yang mengalaminya dan Nabi hanya bisa menyampaikan kebenarannya tidak bisa membuktikan kejadiannya kepada semua orang.

Orang yang imannya terselamatkan langsung percaya saja tanpa berpikir panjang, sebab yang menyampaikan kabar adalah orang terpercaya.

Sudah 14 abad lebih peristiwa luar biasa itu terjadi, tidak satupun orang beriman yang meragukan kebenarannya. Namun akhir-akhir ini, ada saja orang Islam yang masih meragukan kebenaran peristiwa yang Allah sendiri yang mengabarkannya itu.

Parahnya lagi, keraguan itu disebar luaskan seraya mengajak orang lain untuk meragukannya pula. Na’udzubillah min dzalik.

Adalah Sayidina Abu Bakar as-Shiddiq yang langsung percaya dengan kejadian Isra Mi’raj tanpa butuh berpikir panjang dahulu.

عن عائشة رضي الله عنها قالت لما أسرى بالنبي إلى المسجد الأقصى أصبح يتحدث الناس بذلك فارتد ناس ممن كانوا أمنوا به وصدقوه وسعوا بذلك إلى أبي بكر رضي الله عنه فقالوا هل لك في صاحبك يزعم أنه أسرى به في اليلة إلى البيت المقدس قال أو قال ذلك قالوا نعم قال لئن كان قال ذلك لقد صدق قالوا وتصدقه أنه ذهب اليلة إلى البيت المقدس وجاء قبل أن يصبح قال نعم إني لأصدقه بما هو أبعد من ذلك أصدقه بخبر السماء في غدوة أو روحة فلذلك سمي أبو بكر الصديق. (الحافظ إبن حجر العسقلاني في فتخ البارى. ص ٢٠١)

Dari Sayidah Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Ketika Nabi Isra ke Masjidil Aqsha orang-orang pada membicarakannya. Sebagian orang-orang yang beriman menjadi ragu, kemudian mencari kebenaran dan mendatangi Abu Bakar.

Mereka bertanya, “Bagaimana menurutmu tentang temanmu yang menyangka dirinya telah melakukan Isra ke Baital Maqdis?” “Apa benar dia berkata begitu?” Kata Abu Bakar balik bertanya. “Iya.” Jawab mereka. “Kalau dia berkata demikian, dia berkata dengan benar.” “Kau membenarkannya berjalan malam ke Baitul Maqdis lalu kembali lagi sebelum Subuh?” Sambung mereka tidak yakin. “Iya. Aku akan membenarkannya walaupun lebih daripada itu. Aku akan membenarkannya kabar-kabar yang datang kepadanya dari langit baik di waktu pagi atau malam.” Tegas Abu Bakar. Lantaran itu beliau kemudian dijuluki sebagai as-Shiddiq (yang membenarkan).

Namun meski demikian, Allah masih memberi kesempatan kepada akal manusia untuk membuktikan kebenaran peristiwa tersebut.

Dengan Isra-nya Nabi ke Baital Maqdis sebelum kemudian Mi’raj ke atas langit, ada hikmah tertentu, di antaranya adalah membuktikan kebenaran fisik Masjidil Aqsha.

Saat Nabi mengabarkan peristiwa yang dialaminya, orang-orang Quraisy menertawainya dan mempertanyakannya, terutama yang ditanyakan adalah fisik Masjidil Aqsha.

Sebelumnya Nabi tidak bisa menjawab, karena memang beliau tidak sempat memperhatikan kondisi masjid, tapi beliau fokus beribadah di sana, namun kemudian dijelaskan di dalam hadist, bahwa Allah memperlihatkan kepada Nabi wujud Masjidil Aqsha, sehingga Nabi dengan mudahnya menjawab apa yang ditanyakan orang-orang.

Dan itu ada hikmahnya sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Abu Muhammad bin Abi Jamrah.

قال الشيخ أبو محمد بن أبي جمرة : الحكمة في الإسراء إلى بيت المقدس قبل العروج إلى السماء إرادة إظهار الحق لمعاندة من يريد إخماده لأنه لو عرج به من مكة إلى السماء لم يجد لمعاندة الأعداد سبيلا إلى البيان والإضاح فلما ذكر أنه أسرى به إلى البيت المقدس سألوه عن تعريفات جزئيات من بيت المقدس كانوا رأوها وعلموا أنه لم يكن رآها قبل ذلك فلما أخبرهم بها حصل التحقيق بصدقه فما ذكر من الإسراء إلى بيت المقدس في ليلة وإذا صح خبره في ذلك لزم تصديقه في بقية ما ذكره فكان ذلك زيادة في إيمان المؤمن وزيادة في شقاء الجاحد والمعاندة (إمام بيهقي في دلائل النبوة ومعرة أحوال صاحب الشريعة. ص ٣٦١)

Syaikh Abi Muhammad bin Abi Jamrah mengatakan, “Adapaun hikmah di-isra-kan Nabi ke Baital Maqdis sebelum kemudian mi’raj ke atas langit adalah untuk menampakkan kebenaran, juga untuk menentang orang yang berusaha mengingkarinya. Sebab kalau Nabi langsung dimi’rajkan dari Makkah ke atas langit, maka tidak ada hujjah untuk menentang orang-orang yang tidak percaya.

Ketika Nabi menjelaskan bahwa beliau isra ke Baital Maqdis mereka bertanya tentang tanda-tanda fisik masjid sebagaimana yang pernah mereka lihat, dan mereka tahu bahwa Nabi tidak pernah melihat itu sebelumnya. Maka ketika Nabi menuturkan kepada mereka, nyatalah kebenaran peristiwa Isra tersebut, lalu ketika kabar itu benar, secara otomatis semua kabar Isra Mi’raj dapat dibenarkan. Semua itu dapat menambah keimanan orang yang beriman, dan menambah buruknya orang-orang yang menentang.

Oleh : Shofiyullah el_Adnany

Publisher : Fakhrul

Referensi : Kunuzud Dzahab Fi Fadhoili Syahri Rajab | Abu Bakar bin Muhyiddin al-Ahsani al-Farafuri asy-Syafi’i | Hlm 99-100.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.