Syaichona.net- Sufyan ats-Tsauriy Rahimahumullah bercerita: Pada suatu hari aku sedang melaksanakan ibadah haji, tiba-tiba aku melihat seorang muda disampingku yang tidak mengangkat kaki dan tidak meletakkan kakinya kecuali dia mengucapkan:
اللهم صلى علىٰ محمد وعلىٰ آل محمد
Lalu aku bertanya padanya: “Apakah kamu tahu bacaan ini dikabulkan”.
Dia menjawab: “Iya aku tahu! Siapa dirimu?”. Sembari bertanya kepadaku. “Aku Sufyan ats-Tsauriy”. Jawabku.
Dia bertanya :”Sufyan ats-Tsauriy al-Iraqiy itu?” “Iya benar!”. Jawabku.
Kemudian dia bertanya kepadaku: “Apakah kamu tahu Allah ﷻ?”. “Iya aku tahu”. Jawabku.
Dia bertanya lagi: “Bagaimana kau bisa mengetahui Allah ﷻ?”.
Aku menjawab:
يولج الليل في النهار ويولج النهار في الليل ويصور الولد في الرحم
“Dia yang masukkan malam ke dalam siang dan Dia yang masukkan siang ke dalam malam serta Dia yang membentuk anak (manusia) dalam rahim”.
Lalu dia berkata: “Wahai Sufyan! Berarti Engkau tidak mengetahui Allah ﷻ secara benar”.
Aku balik bertanya kepadanya “Bagaimana kau mengetahui Allah ﷻ?”
“Dia yang akan menggagalkan segala rencana dan mencabut segala tekad bulat manusia, aku pernah merencanakan sesuatu tapi Dia yang menggagalkan dan aku pernah punya tekad bulat tapi Dia yang mencabutnya. Maka aku tahu bahwa aku mempunyai Tuhan yang mengaturku”. Jawab pemuda itu.
“Lalu bagaimana dengan sholawatmu pada Baginda Nabi Muhammad ﷺ?”. Tanyaku lagi.
Dia menjawab: “Suatu hari aku melaksanakan haji bersama Ibuku, saat kami memasuki Baitullah. Ibuku terjatuh dan tergeletak kemudian meninggal dunia dengan perut yang membuncit dan wajah yang menghitam. Aku sedih duduk sampingnya kemudian aku tengadahkan tanganku ke langit dan berdoa:
“Duhai Tuhanku! Beginilah perbutan-Mu pada orang yang masuk ke rumah-Mu?”. Tiba-tiba muncul awan dari arah Tihamah, lalu tampak seorang laki-laki berpakaian putih berjalan menuju Baitullah dan menghampiri jazat Ibuku. Kemudian laki-laki itu mengusap wajah Ibuku hingga putih bersih lalu Dia mengusap perut Ibuku hingga kembali seperti sedia kala. Saat Dia bergegas keluar dari Baitullah, aku menarik bajunya sembari bertanya: “Siapa Anda sembenarnya! Yang telah rela membantu menghilangkan kesedihanku?”.
Dia menjawab: “Aku adalah Muhammad ﷺ, Nabimu”.
Mendengar hal itu, aku terkun takjub sekaligus bahagia bisa bertemu Baginda Nabi Muhammad ﷻ, kemudian aku berkata: “Duhai Baginda Nabi! Sudikah Kau berpesan kepadaku?”.
Lalu Beliau berpesan kepadaku:
لاترفع قدما ولاتضع أخر إلا وأنت تقول: اللهم صلى علىٰ محمد وعلىٰ آل محمد
“Jangan kau angkat kaki dan kau letakkan kaki yang lain kecuali kau mengucapkan sholawat kepadaku”.
Waallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi:
? Sa’adu ad-Daraini fi as-Sholati ala Sayyidi al-Kaunaini| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabahaniy| Hal, 153-154.
? Hadaiqu al-Aulia| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Ibnu al-Mulaqqin, Al-Imam Sirajuddin Abu Hafs Umar bin Ali Al-Andalusi At-Tukuruwi Al-Mishri Asy-Syafi`i| Juz, hal 26.