MAYAT DI ALAM KUBUR DITANYA DENGAN BAHASA APA?

oleh -3,159 views

Syaichona.net- Beredar rumor di masyarakat, bahwa setiap orang yang meninggal dunia akan ditanya oleh dua Malaikat, Munkar dan Nakir menggunakan bahasa Arab bahkan pada orang yang di masa hidupnya tidak pernah belajar bahasa Arab dan orang kafir sekalipun. Konon, kata mereka untuk bisa menjawab atau tidaknya pertanyaan Malaikat kubur di alam kubur tergantung amal perbuatannya di dunia.

Terkait dengan rumor ini Syaikh Ibnu Hajar al-Haitamiy (w. 974 h) dalam kitabnya al-Fatawa al-Haditsiyah memberikan pernyaataan yang isinya:

وبما تقرر علم أن منكرا أو نكير هما الذين يسألان المؤمن وغيره ، وظاهر أحاديث سؤالهما أنهما يسألان كل أحد بالعربية ، وفي بعض طرق حديث الصور الطويل عند علي بن معبد : تخرجون منها شبانا كلكم أبناء ثلاث وثلاثين ، واللسان يومئذ بالسريانية سراعا إلى ربهم ينسلون ، فإن أريد بيومئذ اختصاص تكلمهم بالسريانية بيوم النفخ لم ينافي ما مر وإن أريد بيومئذ وقت كونهم في الصور نافاه.

Berdasarkan apa yang telah ditetapkan, dapat diketahui bahwa Munkar atau Nakir adalah dua Malaikat yang ditugaskan memberikan pertanyaan pada orang Mukmin dan lainnya (yang sudah meninggal dunia). Adapun bila dilihat dari dhahirnya beberapa hadits disebutkan bahwa keduanya memberikan pertanyaan pada siapa pun yang meninggal dunia dengan bahasa Arab. Sementara disebagian riwayat yang lain dijumpai sebuah hadits dengan narasi yang panjang dari riwayat Ali bin Ma’bud menyebutkan: “Mereka keluar dari perut bumi berwujud kaum pemuda, rata berusia 33 tahun, sedangkan bahasa yang digunakan pada hari itu adalah bahasa Suryani datang berjalan dengan cepat menuju Tuhan mereka.

Apabila yang dikehendaki “pada hari itu” (dalam hadits yang terakhir) diarahkan pada kekhususan mereka berbicara dengan bahasa Suryani di hari ditiupnya Sangkalala. Maka suatu yang disebutkan dimuka itu bisa dibenarkan namun bila yang dimaksud dengan “pada hari itu” adalah waktu keberadaan mereka saat ditiupnya sangkalala, maka apa yang disebutkan dimuka tidak bisa dibenarkan.

والحاصل الأخذ بظاهر الحديث هو أن السؤال لسائر الناس بالعربية نظير ما مر أنه لسان أهل الجنة إلا إن ثبت خلاف ذلك ولا يستبعد تكلم غير العربي بالعربية لأن ذلك الوقت تخرق فيه العادات ومن ثم ذكر القرطبي والغزالي عن ابن مسعود رضي الله عنه أنه قال ، ” يا رسول الله ما أول ما يلقى الميت إذا دخل قبره قال يا ابن مسعود ما سألني عنه إلا أنت فأول ما يأتيه ملك اسمه رومان يجوس خلال المقابر فيقول يا عبد الله اكتب عملك فيقول ما معي دواة ولا قرطاس فيقول هيهات كفنك قرطاسك ومدادك ريقك وقلمك أصبعك فيقطع له قطعة من كفنه ثم يجعل العبد يكتب وإن كان غير كاتب في الدنيا فيذكر حسناته وسيئاته كيوم واحد ” الحديث بطوله ، ثم رأيت شيخ الإسلام صالحا البلقيني أفتى بأن السؤال في القبر بالسريانية لكل ميت ولعله أخذه من الحديث الذي ذكرته لكنك قد علمت ما قررته أنه لا دلالة في الحديث ، ومن ثم قال تلميذه الجلال السييوطي لم أر ذلك لغيره ، والله سبحانه وتعالى أعلم بالصواب .

Kesimpulan dari sesuatu yang dipetik dari dhahir hadits di atas adalah bahwa pertanyaan kubur itu untuk semua manusia dengan menggunakan bahasa Arab, ini menjadi pembanding dari sesuatu yang sudah dijelaskan (dalam hadits riwayat Ali bin Ma’bud). Sesungguhnya bahasa Arab adalah bahasa penghuni surga namun dalam hal ini ulama berbeda pendapat dan tidak dianggap mustahil (mengada-ada) jika ada orang yang meninggal dunia bukan orang Arab bisa berbicara menggunakan bahasa Arab (saat menjawab pertanyaan dua Malaikat) karena pada waktu itu adalah kejadian yang diluar kebiasaan umum. Dari itu al-Qurthubiy, al-Ghazaliy menyebutkan sebuah hadits dari riwayat Ibnu Mas’ud ra, bahwa beliau pernah bertanya pada Nabi ﷺ: “Ya Rasulullah, apa yang pertama kali dijumpai orang yang sudah mati, ketika ia masuk ke liang kubur?” Rasulullah ﷺ bersabda: “Ya Ibnu Mas’ud, tidak ada seorang pun yang bertanya kepadaku tentang hal itu kecuali engkau yang pertama. Adapun permulaan suatu yang datang pada orang yang mati adalah Malaikat yang bernama Ruman yang mengawasi segenap kuburan, kemudian ia berkata: “Wahai hamba Allah, tulislah amalanmu”. Hamba itu menjawa : “Saya tidak membawa tinta, juga tidak membawa kertas” . Malaikat Ruman berkata: “Gunakanlah kain kafanmu sebagai kertas, air ludahmu sebagai tinta, dan jari jemarimu sebagai penanya”. Lantas hamba itu mengambil sedikit kafannya dan mulailah hamba itu menulis walaupun ia di dunia dia tidak bisa menulis. Maka pada waktu itu ia berusaha mengingat semua kebaikan dan kejelekannya bagaikan satu hari”. Begitulah penjelasan haditsnya dengan narasi yang panjang.

Kemudian aku pernah melihat Syaikhu al-Islam Shalih al-Balaqiniy memberikan fatwa bahwa setiap orang yang mati akan ditanyakan di alam kubur dengan bahasa Suryani. Fatwa beliau ini barang kali berdasarkan hadits yang telahkan disebutkan beliau tetapi kamu telah mengetahui dari apa yang telah saya jelaskan tadi bahwa pertanyaan di alam kubur mengunakan bahasa Suryani tidak ada dalil haditsnya. Sebab itu murid dari beliau, yaitu Syaikh Jalaluddin as-Suyuthiy mengatakan “Aku tidak melihat pendapat itu pada ulama lain”. Allah Yang Maha Tahu Kebenarannya.

Sementara dalam kitab Bughiyah al-Mustarsyidin, Sayyid asy-Syarif Abdurrahman bin Muhammad bin al-Husain bin Umar yang masyhur dengan sebutan Ba’alawiy (w. 1320 h) menambahkan:

[فائدة]: سؤال الملكين عام لكل أحد، وإن لم يقبر كالحريق والغريق، وإن سحق وذرّي في الهواء أو أكلته السباع، إلا الأنبياء وشهداء المعركة والأطفال وما ورد من أن من واظب على قراءة تبارك الملك كلّ ليلة لا يسأل، ونحوه يحمل على أنه يخفف عنه في السؤال بحيث لا يفتن في الجواب، ويسألان كل أحد بلغته على الصحيح، وقيل بالسرياني، ولذلك قال السيوطي:

ومن عجـيب مـا تـرى العـيـنان • أن سـؤال الـقــبر بـالسـريـانـي
أفـتى بـذاك شيـخـنا البـلقـيـني • ولـم أره لـغـــيـره بـعــــيــنـي

(Sebuah Faidah) pertanyaan dilontarkan dua Malaikat kubur itu umum kepada setiap orang yang meninggal dunia, sekali pun tidak dikubur seperti orang yang mati terbakar atau tenggelam di lautan dan sekali pun dihancurkan atau lenyapkan di udara atau dimakan bintang buas kecuali jazat para Nabi, orang mati syahid membela agama Allah dan anak kecil.

Adapun keterangan yang mengatakan bahwa barang siapa yang rutin membaca Surat Tabarak setiap malam tidak akan ditanya oleh Malaikat kubur dan sesamanya diarahkan pada keringanan saat ditanya dua Malaikat, artinya tidak ada fitnah (gangguan) saat menjawab. Menurut pendapat yang sahih dua Malaikat kubur akan bertanya pada setiap orang meningal dunia dengan bahasa mereka masing-masing dan dikatakan (menurut salah satu ulama) menggunakan bahasa Suryani karena itu Syaikh Jalaluddin as-Suyuthi mengatakan:

Di antara yang menakjubkan sesuatu yang dilihat dua mata •
Bahwa pertanyaan kubur menggunakan bahasa Suryani

Ulama yang berfatwa dengan pendapat itu adalah guru kita Syaikh al-Balaqiniy •
Dan aku dengan kedua mataku tidak melihatnya orang lain (berpendapat yang sama).

Waallahu A’lamu

Penulis : Abdul Adzim

Publisher : Fakhrul

Referensi:

✍️ Syaikh Ibnu Hajar al-Haitamiy| Al-Fatawa al-Haditsiyah| Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 22-23.

✍️ Sayyid asy-Syarif Abdurrahman bin Muhammad bin al-Husain bin Umar Ba’alawiy| Bughiyah al-Mustarsyidin| Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 121.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.