TIDAK ADA MODERASI DALAM AKIDAH

oleh -705 views

Syaichona.net- Sikap moderat sangat dijunjung tinggi dalam Islam sebagaimana firman Allah Swt;

وكذلك جعلناكم أمة وسطا

Artinya: “Dan yang dekimian kami telah menjadikan kalian (umat islam) sebagai umat pertengahan (moderat)”. (QS. Al-Baqaroh: 143).

Ayat ini adalah bukti atau dalil perintah Allah Swt agar menjadi ummatan wasathan. Umat yang tidak ektrem kiri, yaitu berlebihan dalam rasionalisme, juga tidak ektrem kanan, yaitu suka mengkafirkan sesama muslim. Dalil lainnya adalah sebuah hadist;

عن أبي سعيد الخدري قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يدعى نوح عليه السلام يوم القيامة فيقال له: هل بلغت؟ فيقول نعم. فيدعى قومه، فيقال لهم: هل بلغكم؟ فيقولون ما أتانا من نذير أو أتانا من أحد، فيقول: من يشهد لك؟ فيقول محمد وأمته، قال: فذلك قوله: وكذلك جعلناكم أمة وسطا، قال: والوسط العدل.

Artinya: “dari Abi Said al-Khudri, beliau berkata Rasulullah Saw bersabda: “Nabi Nuh As dipanggil pada hari kiamat, dikatakan pada beliau: Apakah engkau telah menyampaikan risalahmu? Beliau menjawab: Iya. Lalu dipanggillah kaumnya dan ditanyakan pada mereka: Apakah dia (Nabi Nuh As) telah menyampaikan risalahnya pada kalian? Kemudian kaumnya menjawab: Tidak ada seorangpun yang datang menyeru pada kami. Lalu dikatakan pada Nuh: Siapa yang bersaksi untukmu? Nuh menjawab: Muhammad dan umatnya, Rasulullah Saw bersabda: Maka yang demikian itu firman-Nya: Dan yang demikian itu kami telah menjadikan kalian (umat islam) sebagai umat pertengahan. Dan yang dimaksud umat pertengahan adalah: keadilah.” (HR. Al-Bukhari).

Dalam moderasi agama ada beberapa hal yang harus dihindari: 1) Cendrung berfikir bebas, liar, sempit dan dangkal, 2) Mengkaburkan hal yang sudah jelas karena berbagai kepentingan, 3) Memanipulasi sesuai selera dan pesanan, 4) Menuding ekstrem atau menyeramkan bahkan radikal hal yang sudah baku dalam Islam, 5) Sikap Fanatisme atau fanatik buta (Ta’asshub). Lima hal di atas menurut hemat penulis harus benar-benar diperhatikan secara matang agar tidak terjerumus terhadap sikap radikalisme dal liberalisme.

Kemudian penting juga diketahui bahwa secara garis besar agama yang diturunkan oleh Allah Swt mengandung dua elemen pokok, yaitu akidah dan syariat. Nah..! jika dua elemen pokok tersebut dikaitkan dengan sikap moderat maka hanya bisa diberlakukan dalam hal Tasyri’ saja (pensyariatan hukum-hukum Islam) yang didasarkan atas kemaslatan umat, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi karena sifatnya yang berubah-ubah sesuai perubahan ruang dan waktu. Berbeda halnya jika dikaitkan dengan akidah yang sifatnya tetap dan tidak berubah-ubah, sehingga siapapun yang akidahnya tidak sesuai dengan akidah salah satu dari para Nabi, mulai dari Nabi Adam As hingga Nabi Muhammad Saw, maka pasti akidah itu batil dan menyimpang dengan artian tidak ada kata moderat dalam hal akidah. Dan yang dimaksud akidah disini tidak lain dan tidak bukan yaitu beriman kepada Allah Swt dan menyucikan-Nya dari setiap sifat yang tidak pantas terhadap-Nya, beriman pada hari akhir, hisab, surga dan neraka.

Terakhir, untuk menjadi orang yang moderat tentunya harus memiliki penangkal atau jurus agar terhindar dari radikalisme dan liberalisme. Jurus itu adalah beragama dengan serius, Belajar dengan serius, dan amalkan ilmu agama dengan serius. Lakukan atau tempalah semua itu dengan keikhlasan, kebeningan hati dan kesabaran. Sekian dan terima kasih. Wallahu ‘A’lam Bishawab.

Penulis : Rido Santoso al-Bangkawi.

Editor : Abdul Adzim

Publisher : Fakhrul

 

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.