وَمَا يَعْلَمُ جُنُوْدَ رَبِّكَ اِلَّا هُوَ ۗ
“Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri.
Imam al-Ghozali (w. 505 h) dalam kitab Ihya’ Ulumiddin menjelaskan arti yang tersirat dalam Ayat ini. Beliau berkata:
فلله سبحانه في القلوب والأرواح وغيرها من العوالم جنود مجندة لا يعرف حقيقتها وتفصيل عددها إلا هو. ونحن الآن نشير إلى بعض جنود القلب، فهو الذي يتعلق بغرضنا.
Allah ﷻ memiliki tentara yang dikirim kedalam hati, Ruh, dan alam-alam lainnya. Dan hanya Allah ﷻ sendiri yang mengetahui hakekat dan jumlah bilangannya. Sekarang saya akan menunjukkan sebagian dari tentara hati yang ada hubungannya dengan apa yang aku maksud.
وله جندان: جند يرى بالأبصار، وجند لا يرى إلا بالبصائر، وهو في حكم الملك، والجنود في حكم الخدم والأعوان، فهذا معنى الجند: فأما جنده المشاهد بالعين فهو اليد والرجل والعين والأذن واللسان وسائر الأعضاء الظاهرة والباطنة، فإن جميعها خادمة للقلب ومسخرة له، فهو المتصرف فيها والمردد لها، وقد خلقت مجبولة على طاعته لا تستطيع له خلافاً ولا عليه تمرداً، فإذا أمر العين بالانفتاح انفتحت، وإذا أمر الرجل بالحركة تحركت، وإذا أمر اللسان بالكلام وجزم الحكم به تكلم، وكذا سائر الأعضاء.
Tentara hati itu dibagi menjadi dua macam:
•Tentara yang dapat dilihat dengan mata kepala.
• Tentara yang tidak dapat dilihat, kecuali dengan mata hati.
Hati itu berkedudukan sebagai raja dan tentara itu berkedudukan sebagai pelayan dan pembantu, maka inilah yang dinamakan tentara hati.
Adapun tentara hati yang nampak, dapat dilihat dengan mata yaitu: Tangan, kaki, telinga, lisan dan seluruh anggota badan, baik yang lahir maupun yang batin. Semua itu menjadi pelayan hati dan bekerja secara cuma-cuma untuknya. Hatilah yang mempergunakan dan yang menjalankan semuanya. Sesungguhnya anggota badan itu secara naluri dijadikan tunduk kepada hati kita, ia tidak mampu menyalahi dan mendurhakainya.
Apabila hati menyuruh mata terbuka, maka terbukalah, bila menyuruh kaki bergerak, maka bergeraklah, menyuruh lidah berbicara, maka bicaralah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh hati kita, begitupun anggota badan lainnya.
وتسخير الأعضاء والحواس للقلب يشبه من وجه تسخير الملائكة لله تعالى، فإنهم مجبولون على الطاعة لا يستطيعون له خلافاً، بل لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون، وإنما يفترقان في شيء: وهو أن الملائكة عليهم السلام عالمة بطاعتها وامتثالها، والأجفان تطيع القلب في الانفتاح والإنطباق على سبيل التسخير ولا خبر لها من نفسها ومن طاعتها للقلب، وإنما افتقر القلب إلى هذه الجنود من حيث افتقاره إلى المركب والزاد لسفره الذي لأجله خلق، وهو السفر إلى الله سبحانه وقطع المنازل إلى لقائه، فلأجله خلقت القلوب. قال الله تعالى “وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون”
“Kepatuhan anggota badan dan panca indera lainnya kepada hati itu dapat disamakan dengan kepatuhan Malaikat terhadap perintah Allah ﷻ, karena sesungguhnya Malaikat itu diciptakan untuk tunduk dan mereka tidak kuasa menyalahi. Mereka tidak pernah mendurhakai Allah ﷻ akan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka dan senantiasa patuh dan melaksanakan perintah-Nya.
Adapun yang membedakan kepatuhan para Malaikat dan kepatuhan anggota badan itu adalah para Malaikat itu tahu akan kepatuhan dan keta’atannya, sedangkan anggota badan, dalam mematuhi hati itu berdasarkan Taskhiir (paksaan) yang tiada dijelaskan sebelumnya dari dirinya dan dari kepatuhannya kepada hati. Artinya, Malaikat tahu bahwa apa yang diperintahkan kepadanya adalah sesuatu yang baik yang berasal dari Allah ﷻ. Sedangkan hati, baik atau buruknya perintah itu, maka dia akan selalu melaksanakannya sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh hati. Tanpa terkecuali itu adalah perintah untuk berbuat dosa atau perbuatan buruk lainnya.
Sesungguhnya hati itu membutuhkan tentara tersebut sebagai kendaraan dan bekal perjalanannya untuk menuju Allah ﷻ dengan memanfaatkan tentara-tentaranya itu untuk beribadah dan bertakwa kepada-Nya atau perbuatan lainnya yang dapat menghantarkan dia menuju Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepadaku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
وإنما مركبه البدن وزاده العلم. وإنما الأسباب التي توصله إلى الزاد وتمكنه من التزود منه هو العمل الصالح، وليس يمكن العبد أن يصل إلى الله سبحانه ما لم يسكن البدن ولم يجاوز الدنيا، فإن المنزل الأدنى لا بد من قطعه للوصول إلى المنزل الأقصى، فالدنيا مزرعة الآخرة، وهي منزل من منازل الهدى، وإنما سميت دنيا: لأنها أدنى المنزلتين، فاضطر إلى أن يتزود من هذا العالم، فالبدن مركبه الذي يصل به إلى هذا العالم، فافتقر إلى تعهد البدن وحفظه، وإنما يحفظ البدن بأن يجلب إليه ما يوافقه من الغذاء وغيره، وأن يدفع عنه ما ينافيه من أسباب الهلاك.
Kendaraan hati adalah badan, dan bekalnya adalah ilmu. Sesungguhnya yang menjadikan ilmu itu sebagai bekal adalah “amal shaleh”.
Badan adalah kendaraan yang dapat menghantarkan hati kita ke dunia ini, untuk itu badan harus dipelihara dan dilindungi. Caranya adalah dengan memberi makan dengan apa-apa yang cocok dan sesuai untuknya dan menjauhi apa-apa yang dapat membinasakannya. Wallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi:
✍️ ??????? ??-????? ??? ????? ???????? ??? ???????? ??-??????? ???-??????| ????’ ?????????| ???? ??-????? ????? ?, ??????? 9.