اَللّٰهُمَّ صلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَ سَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِى تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَ تَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَ تُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَ تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَ حُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَ يُسْتَسْقََى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَ عَلىٰ آلِهِ وِ صَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
“Ya Allah, berikanlah Shalawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada Beliau Baginda Nabi ﷺ kami Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang Engkau miliki“.
**
Shalawat ini memiliki beberapa nama, sebagian ulama ada yang menyebut dengan sebutan “Shalawat Tafrijiyah”, yang berarti melapangkan kesulitan. Sebagian ulama lain menamakannya dengan shalawat Taziyah lantaran dinisbahkan kepada penyusun shalawat tersebut, Syaikh Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy. Sebagian lainnya menamakannya shalawat Kamilah, artinya yang sempurna, penamaan ini dikutip dari redaksi shalawat itu sendiri.
Shalawat Tafrijiyyah ini juga disebut shalawat Nariyah oleh penduduk Maghrib (Maroko) yang berarti api karena sifatnya yang mustajab. Lantaran apabila mereka ingin mendapatkan kesuksesan hajat dan terhindar dari bahaya, kemudian mereka berkumpul di satu majelis membaca shalawat tersebut bersama-sama sebanyak 4444 kali, maka mereka mendapatkan apa yang mereka niatkan, segala hajat akan terkabul dengan cepat seperti cepatnya kobaran api yang membakar jerami sebagaimana yang dituturkan Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy dalam kitab Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Adzkar.
Tentang shalawat ini, Imam al-Qurthubiy menuturkan bahwa siapa saja yang membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah ﷻ akan melenyapkan kecemasan dan kesusahannya, menghilangkan kesulitan dan penyakitnya, memudahkan segala urusannya, menerangi hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan rizkinya, membukakan baginya segala pintu kebaikan, terkabulkan segala ucapannya, terjaga dari segala tragedi masa, bencana kelaparan, dan kefakiran, dicintai semua makluk, tidaklah memohon sesuatu kepada Allah ﷻ kecuali dipenuhi dan lain-lainnya. Di redaksi yang lain Imam al-Qurthubiy juga menjelaskan: Barang siapa yang menginginkan segala urusan besarnya berhasil dan terhindar dari bala bencana yang melanda, maka bacalah Sholawat Tafrijiyyah sebanyak 4444 kali dengan bertawassul kepada Baginda Nabi ﷺ, maka Allah ﷻ akan memenuhi apa yang menjadi keinginan dan niatnya. Menurut Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqolany hitungan 4444 ini merupakan semacam ketentuan yang harus dipenuhi untuk bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy, Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat, menambahkan bahwa Ahlul Asrar menamakan shalawat Tafrijiyyah ini dengan nama “ مفتاح الكنز المحيط لنيل مراد العبيد “ (kunci perbendaharaan samudra untuk menggapai tujuan hamba) yaitu bacaan:
“اَللّٰهُمَّ صلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَ سَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ”
“وَ عَلىٰ آلِهِ وِ صَحْبِه”Hingga bacaan; “
Sebagaimana ijazah yang aku peroleh dari Syaikh Muhammad as-Sanusy di gunung Abi Qubais, kemudian aku mendapat ijazah dari Syaikh al-Maghroby lalu ijazah dari Syaikh as-Sayyid Zaini Makky Radhiyallahu ‘Anhum dan Imam al-Sanusiy-lah menambah bacaan:
“فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلّ مَعْلُوْمٍ لَكَ”
Beliau berkata: “Barang siapa yang melazimi membaca shalawat Tafrijiyyah setiap hari sebanyak 11 kali, maka seakan-akan rizki dari langit turun kepadanya dan rizki dari bumi tumbuh untuknya.”
Imam al-Dinawariy mengatakan: ”Barang siapa yang lazim membacanya 11 kali setiap selesai shalat dan ia menjadikan wiridannya, maka rizkinya tidak pernah putus, akan memperoleh derajat yang luhur dan keduduk yang sejahtera.Barang siapa yang lazim membacanya setiap selesai shalat shubuh sebanyak 41 kali, segala hajatnya akan diijabah. Barang siapa yang lazim membacanya setiap hari 100 kali, maka akan mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan segala hal melebihi apa yang ia sangka. Barang siapa yang lazim membacanya setiap hari sebanyak 313, maka Allah ﷻ akan membukakan baginya tabir segala rahasia, dengan mata batinnya dia bisa melihat segala sesuatu yang dikehendaki. Barang siapa yang lazim membacanya 1000 kali, maka Allah ﷻ akan memberikan sesuatu yang tidak bisa disifati oleh manusia, mata manusia belum pernah melihatnya, telinga manusia belum pernah mendengarnya dan belum pernah terlintas dalam hati mereka” sebagaimana yang dijelaskan Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy dalam Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Adzkar dan Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy dalam Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat.
Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, dalam Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Adzkar menyebutkan: “Bahwa dalam redaksi shalawat ini terdapat permohonan kepada Allah ﷻ dengan bertawassul kepada Rasulullah ﷺ sebanyak 8 kali. Satu kali dengan menyebut nama Rasulullah menggunakan isim zhahir, dan 7 kali dengan menggunakan isim Dhamir (kata ganti). Susunan seperti ini tidak ditemukan pada redaksi shalawat lainnya”.
Berikut sekilas biografi Imam Ibrahim al-Taziy mencipta Sholawat Tafrijiyyah:
Syaikh Ahmad Baba al-Tanbaktiy dalam kitab Nail al-Ibtihaj Bi Tathriz al-Dibaj dan Syaikh Ibn Sha’ad al-Tilimsaniy dalam al-Najm al-Tsaqib Fi Ma Li Auliya Allah Min al-Mafahir Wa al-Manaqib, mengatakan: “Bahwa Syaikh Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy merupakan seorang ahli tasawuf, muhaddits dan faqih yang masyhur. Beliau wafat pada tanggal 9 Sya’ban tahun 866 H.
Tokoh karismatik ini berjasa besar dan mempunyai peran penting dalam mendakwahkan ajaran Islam di kota Wahran, Maroco. Nama lengkap beliau adalah Imam Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Malik Ibn Abdullah Ibn Ahmad Ibn Isa al-Ridha Ibn Musa al-Murtadha Ibn Abdullah Ibn Abi Ja’far al-Shadiq Ibn Muhammad al-Nathiq Ibn Ali Zainal Abidin Ibn Abdullah Ibn Hamzah Ibn Idris Ibn Abdullah al-Kamil Ibn al-Hasan al-Mutsanna Ibn Hasan al-Sibt Ibn Ali Ibn Abi Thalib.
Penisbahan al-Taziy lantaran beliau dilahirkan di kota Taza, Maroko yang masyhur dengan kehidupan orang shalih. Di kota tersebut beliau mempelajari berbagai disiplin ilmu agama. Salah satu guru utama beliau adalah Syaikh Abu Zakariya Yahya al-Waza’iy yang pernah memprediksikan beliau menjadi orang besar di kemudian hari. Dalam kehidupan sehari-hari beliau dikenal dengan ulama yang memiliki sifat sabar, selalu melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, baik dalam pergaulan dan sifat-sifat kepujian lainnya.
Ketika berangkat menunaikan ibadah haji, beliau mengenakan Khirqah (selendang sufi) dari Syaikh Syarafuddin al-Da’iy dan Syaikh Shalih Ibn Muhammad al-Zawawiy dengan sanad khirqah yang bersambung kepada Imam Abu Madyan al-Maghribiy.
Di antara para guru beliau lainnya: Syaikh Taqyuddin Muhammad Ibn Ahmad al-Fasiy, Syaikh Abu al-Fath Ibn Abi Bakar al-Qurasyiy, Syaikh Abdullah al-Abdusiy, Syaikh Muhammad Ibn Marzuq dan Syaikh al-Hawariy. Di antara murid beliau: Imam al-Sanusiy, Syaikh Ali al-Talutiy, Syaikh Ahmad Zarruq dan lain-lain”.
Waallahu A’lamu
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
نقلنا هذه العبارات من كتب العلماء المعتبرة منها أفضل الصلوات على سيد السادات (ص/77-78) للشيخ يوسف بن إسماعيل بن يوسف بن إسماعيل بن محمد ناصر الدين النبهاني المتوفى سنة (ت 1350هـ)، وخزينة الأسرار جليلة الأذكار لسيد محمد حقي بن علي بن إبراهيم النازلي (000 – 1301 هـ = 000 – 1884 م)، ونيل الابتهاج بتطريز الديباج للشيخ أحمد بابا بن أحمد بن الفقيه الحاج أحمد بن عمر بن محمد التكروري التنبكتي السوداني، أبو العباس (المتوفى: 1036 هـ)، والنجم الثاقب فيما لاولياء الله من مفاخر المناقب للشيخ محمد بن احمد بن ابي الفضل سعيد ابن صعد الأنصاري الاندلسي التلمساني (المتوفى: 901هـ / 1495م).