صَلَّى اللّٰـهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ
Al-Imam asy-Sya’rani mengatakan, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Baginda Nabi Muhammad.”
**
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺘَﺢَ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﺳِﺒْﻌِﻴﻦَ ﺑَﺎﺑﺎً ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔِ ﻭَﺃَﻟْﻘَﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻣَﺤَﺒَّﺘَﻪُ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺏِ ﺍﻟﻨًّﺎﺱِ ﻓَﻼَ ﻳَﺒْﻐُﻀُﻪُ ﺇﻻَّ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻧِﻔَﺎﻕٌ .
“Barang siapa yang membaca solawat ini, maka akan dibukakan atas dirinya tujuh puluh pintu dari rahmat, dan Allah ﷻ akan meletakkan kecintaan-Nya pada hati-hati manusia. Tiada orang yang marah kepadanya selain orang yang memiliki kemunafikan didalam hatinya.”
Syaikhona, ‘Ali Al-Khawwas mengatakan: “Hadits ini dan hadist sebelumnya, yaitu sabda Nabi ﷺ : “Paling mendekatnya salah satu dari kalian denganku adalah seseorang apabila aku disebut, dia bersolawat ke padaku”. Kami memperoleh dua hadist tersebut dari sebagian Al-‘Arifin, yang diriwayatkan dari Nabi Khidir as, dari Rasulullah ﷺ dan kedua hadist ini adalah hadist shohih yang tinggi derajat keshohehannya, walaupun para ahli ilmu hadits tidak memasukkan hadist ini pada istilah mereka dan hanya Allah lah yang tahu kebenarannya.
Pernyataan Syaikhona Ali Al-Khawwas tadi juga dikokohkan dengan apa yang telah dinukil oleh Al-Hafiz As-Sakhawi yang diriwayatkan dari Majduddin Al-Fairuzabadi, pemilik Al-Qamus dengan sanad yang bersambung kepada Al-Imam As Samarqandi.
Beliau berkata. “Aku telah mendengar Al-Khidir dan Ilyas dari Rasulullah ﷺ telah bersabda: “Tiadalah seorang yang beriman mengucapkan:
صَلَّى اللّٰـهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ
Melainkan semua manusia akan mencintainya, walaupun mereka sedang dalam keadaan membencinya. Demi Allah, tiadalah mereka mencintai orang itu sehingga Allah ﷻ mencintainya.”
Dan kami juga telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda dari atas mimbar : “Barang siapa yang mengucapkan:
صَلَّى اللّٰـهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ
Maka akan dibukakan atas dirinya tujuh puluh pintu dari rahmat.”
Al-Hafidz (As-Sakhawi ) juga telah menukil hadist di atas dengan sanad yang sama bahwa Al-Imam As-Samarqandi telah mendengar Al-Khidir dan Ilyas bercerita : “(Dahulu) di Bani Israil, ada seorang Nabi, bernama Samuel, yang telah diberikan kemenangan atas para musuhnya. (Pada suatu hari), Nabi Samuel keluar menemui musuhnya. Saat bertemu, mereka (para musuh) berkata: “Inilah tukang sihir. Dia telah datang untuk menyihir mata kita dan ingin menghancurkan prajurit-prajurit kita. Ayo kita bawa dia ke tepi laut dan kita musnahkan dia.”
Lalu berangkatlah empat puluh orang laki-laki membawa Nabi Samuel ke tepi laut. Di saat situasi sedang genting seperti itu sahabat-sahabat Nabi Samuel bertanya: “Apa yang mesti kita lakukan wahai Nabiyullah?” Dia (Nabi Samuel) menjawab : “Majulah kalian, (serang mereka) dan ucapkanlah:
صَلَّى اللّٰـهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ
Mereka pun maju sembari mengucapkan (solawat itu), akhirnya musuh-musuh mereka pun terdesak ke tepi laut dan semuanya hanyut di hempas gelombang laut.”
Dalam kesempatan lain Al-Hafidz (As-Sakhawi) juga menceritakan bahwa telah datang seorang lelaki dari Negeri Syam ingin bertemu dengan Nabi ﷺ. Setelah bertemu Nabi ﷺ, lelaki itu berkata: “Wahai Utusan Allah ﷻ ! Ayahku adalah seorang yang tua renta, dan dia ingin sekali melihatmu”. Nabi ﷺ berkata: “Bawalah dia bertemu denganku”. Lelaki itu menjawab: “Sesungguhnya penglihatan orang tuaku telah buta!” Nabi ﷺ berkata: “Katakanlah kepadanya,
Ucapkanlah selama tujuh malam :
صَلَّى اللّٰـهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ
Maka, dia akan melihatku di dalam mimpinya, sehingga dia dapat meriwayatkan hadits dariku.”
Setelah itu ayah lelaki tadi melakukan apa yang telah disabdakan Nabi ﷺ dan dia pun dapat melihat Nabi ﷺ di dalam mimpinya serta dapat meriwayatkan (hadits) dari Nabi ﷺ. Wallhu a’lam.
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Disarikan dari kitab:
• أفضل الصلوات على سيد السادات، دار الفكر صحيفة ٦٣ – ٦٤ • من تأليف يوسف بن إسماعيل بن يوسف بن إسماعيل بن محمد ناصر الدين النبهاني • القاضي الفقيه الصوفي، والشاعر الأديب، المكثر من مدائح رسول الله محمد تأليفاً ونقلاً وروايةً وإنشاءً وتدويناً ، (1265- 1350هـ = 1849- 1932م) •
