Syaichona.net- Dikisahkan, ada seorang pria datang menemui Rasulullah ﷺ melaporkan bahwa untanya telah dicuri seseorang. Terdakwah telah dihadirkan beserta kedua saksi yang memberatkannya. Alhasil, Rasulullah ﷺ memutuskan agar memotong kedua tangan terdakwah namun si terdakwah tidak menerima keputusan Nabi ﷺ karena dirinya memang bukan pelaku pencurian itu.
“Apa yang membuktikanmu tidak bersalah”. Tanya Rasulullah ﷺ
Si Terdawah menjawab: “Wahai Rasulullah! Kalau Anda belum percaya padaku dan meminta bukti, maka datangkanlah unta yang dicuri itu lalu tanyakan padanya siapa sebenarnya pencuri itu? Aku berharap pertolongan Allah ﷻ, semoga unta itu bisa berbicara dan menyalamatku dari tuduhan ini”.
Rasulullah ﷺ memerintahkan agar Unta itu didatangkan ke hadapannya “Datangkanlah Unta itu kemari”.
Setelah Unta tersebut didatangkan, Rasulullah ﷺ bertanya: “Wahai Unta! Siapa Aku?”
“Anda adalah Utusan Allah ﷻ yang hak, jangan Anda potong tangannya. Sesungguhnya orang yang telah mendakwanya adalah orang munafik dan dua saksi yang telah dihadirkan juga orang munafik, mereka bertiga telah bersekongkol merencanakan propaganda ini untuk menentang dan memusuhi Anda wahai Rasulullah!”. Jawab Unta itu.
Mendengar pengakuan Unta itu, Rasulullah ﷺ akhirnya menghukum ketiga orang munafik yang telah membuat tuduhan dan kesaksian palsu serta membebaskan Si Terdawah.
Lalu Rasulullah ﷺ bertanya pada Si Terdakwah: “Dengan amalan apa Allah ﷻ menyelamatkanmu dari hukuman potong tangan ini?”
“Wahai Rasulullah! Aku tidak mempunyai amal yang banyak yang bisa aku andalkan tetapi setiap aku akan berdiri dan duduk, aku selalu membaca sholawat pada Anda”.
Rasulullah ﷺ kemudian berkata: “Simpanlah rahasia ini, sesungguhnya Allah ﷻ telah membebaskanmu dari api neraka jahanam sebagaimana Allah ﷻ telah membebaskanmu dari hukum potong tangan didunia”.
Penulis : Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Waallahu A’lamu
Referensi
? Sa’adu ad-Daraini fi as-Sholati ala Sayyidi al-Kaunaini| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabahaniy| Hal, 152.
? Hadaiqu al-Aulia| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Ibnu al-Mulaqqin, Al-Imam Sirajuddin Abu Hafs Umar bin Ali Al-Andalusi At-Tukuruwi Al-Mishri Asy-Syafi`i| Juz 1 hal 33.