Syaichona.net- Syaikh Abdul Wahid bin Zaid Abu Ubaidah al-Bishriy (w 177) mengisahkan: “Kami mempunyai tetangga yang berkerja di kerajaan. Dia dikenal sebagai orang yang bejat dan lalai pada Allah ﷻ.
Pada suatu malam aku bermimpi melihat dia bersama Rasulullah ﷺ. Tangannya berada dalam genggaman tangan Rasulullah ﷺ. Lalu aku berkata pada Rasulullah ﷺ:
“Wahai Utusan Allah ﷺ! Orang ini adalah hamba Allah ﷻ yang bejat, yang gemar melanggar perintah-Nya. Bagaimana tangan Anda bisa menggenggam tangannya?”
“Iya! Telah lama aku tahu hal itu namun aku memberinya syafaat dari sisi Allah ﷻ”. Jawab Rasulullah ﷺ.
Aku bertanya: “Wahai Rasulullah؟ﷺ! Dengan pelantaraan apa dia bisa mendapat anugrah itu?”
“Dengan banyak membaca shalawat padaku. Setiap malam sebelum tidur, dia selalu membaca shalawat padaku sebanyak 1000 kali dan aku berharap Allah ﷻ menerima syafaatku padanya.” jawab Rasulullah ﷺ.
Ketika subuh berkumadang, aku mendapati tetanggaku itu berada di masjid dalam keadaan menangis sedih. Ketika melihatku, dia bergegas menghapiriku dan duduk disampingku. Lalu dia berkata padaku: “Wahai Abdul Wahid! Mohon ulurkan tanganmu. Aku diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ agar bertaubat di tanganmu. Rasulullah ﷺ telah menceritakan semuanya kepadaku tentang pertemuanmu dan Rasulullah ﷺ di malam itu”. Aku terkejut mendengarnya dan setelah dia benar-benar taubat aku mencoba menanyakan kembali peristiwa bagaimana dia juga bisa berjumpa dengan Rasulullah ﷺ (dalam mimpinya)?.
Dia menjawab: “Pada malam itu Rasulullah ﷺ telah mendatangiku, lalu Beliau mengambil tanganku sembari berkata: “Sungguh aku akan mintakan syafaat pada Tuhanku kerena barokah sholawat yang selalu kau baca untukku. Jika subuh berkumandang, temuilah Abdul Wahid, nyatakan taubat di tangannya kemudian istiqomahlah kamu”.
Waallahu A’lamu
Penulis: Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
? Sa’adu ad-Daraini fi as-Sholati ala Sayyidi al-Kaunaini| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabahaniy| Halaman 150-151.