Syaichona.net- Mungkin tidak banyak yang tahu kenapa Nabi kita ﷺ beri nama Muhammad dan Ahmad? Dari beberapa nama-nama yang disematkan pada Beliau ﷺ, dua nama tersebut yang paling dikenal dan populer dari zaman ke zamam.
Sekedar tambahan informasi, Rasulullah ﷺ sebenarnya tidak hanya memiliki dua nama tersebut bahkan jumlahnya ribuan. Sebagian ulama mengatakan: Nabi ﷺ memiliki nama 99 nama sebanyak hitungan Asma al-Husna (nama-nama yang indah milik Allah ﷻ) sedangkan menurut Syaikh Sulaiman bin Umar bin Manshur al-Ujailiy dalam pengantar Syarhu Dalailu al-Khairat, bahwa nama-nama Nabi ﷺ berjumlah 201 nama. Menurut pendapat lain Nabi ﷺ memiliki 300 nama menurut Ibnu Dahiyah. Sementara menurut Syaikh Ibnu al-Arabiy, nama-nama Nabi ﷺ berjumlah 1000 nama bahkan menurut Ibnu Faris nama-nama Nabi ﷺ mencapai 2020 nama. Nama-nama tersebut termaktub dalam kitab samawi umat terdahulu dan sebagian hanya diketahui oleh ulama-ulama mereka.
Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthiy (w. 911 h) dalam ar-Riyadh al-Aniqah fi Asma’i Khairu al-Khalqiyah mengungkapkan:
أن كثرة الأسماء يدل على عظم المسمى ورفعته وذلك للعناية به وبشأنه ، ولهذا ترى المسميات في كلام العرب أكثرها أسماء أكثرها عندهم محاولة واعتناء
Banyaknya nama yang disematkan pada pada Baginda Nabi ﷺ menunjukkan keagungan dan keluhuran Beliau ﷺ hal itu untuk memberi perhatian lebih pada sosok dan derajat Beliau ﷺ. Maka dari itu orang Arab tidak sembarangan menyematkan banyak nama atau gelar pada seseorang jika empunya tidak banyak kelebihan dan keistiwaannya.
Kembali pada topik utama, Al-Qadhi Iyadh bin Musa bin Iyadh al-Yahshibiy (w. 544 h) dalam kitabnya asy-Syafa bi Ta’rifi Huquqi al-Mushtofa mengatakan:
وقد سماه الله تعالى في كتابه محمدا وأحمد فمن خصائصه تعالى له أن ضمن أسماءه ثناءه فطوى أثناء ذكره عظيم شكره فأما اسمه أحمد فأفعل مبالغة من صفة الحمد ومحمد مفعل مبالغة من كثرة الحمد فهو صلى الله عليه وسلم أجل من حمد وأفضل من حمد وأكثر الناس حمدا فهو أحمد المحمودين وأحمد الحامدين ومعه لواء الحمد يوم القيامة ليتم له كمال الحمد ويتشهر في تلك العرصات بصفة الحمد، ويبعثه ربه هناك مقاما محمودا كما وعده يحمده فيه الأولون والآخرون بشفاعته لهم ويفتح عليه فيه من المحامد كما قال صلى الله عليه وسلم ما لم يعط غيره وسمى أمته في كتب أنبيائه بالحمادين فحقيق أن يسمى محمدا وأحمد
“Sungguh Allah ﷻ telah memberikan nama pada Rasulullah ﷺ dalam kitab (al-Qur’an)-Nya dengan nama Muhammad dan Ahmad. Di antara keistimiwaan yang berikan Allah ﷻ pada Nabi ﷺ terkait dua nama tersebut adalah Allah ﷻ menghimpun (menyebutkan) nama-namanya sebagaimana dalam firman-Nya dalam [QS. Ali Imran 144, QS. Al-Fath Ayat 29 dan QS. Ash-Shaf 6] sebagai bentuk pujian pada Beliau (Nabi ﷺ) lalu Allah ﷻ menyamarkan nama beliau dalam pujian-Nya seperti dalam [QS. Al-Qalam 4 dan Ali Imran 103] sebagai bukti betapa besar rasa syukur Beliau (Nabi ﷺ) pada Allah ﷻ.
(Secara bahasa) kata Ahmad tergolong Afa’alu mubalagh atau Shighat Mubalaghah (bentuk isim yang dicetak dari fi’il, yang menujukkan arti sangat atau banyak) yang diambil dari kata sifat Hammdi (pujian) sedangkan kata Muhammad tergolong Mahf’ul Mubalagh (isim maf’ul ) sebagai ungkapan dari banyaknya pujian. Maka dari itu Nabi Muhammad ﷺ lebih agung dan lebih utama dari segala pujian serta orang yang paling banyak dipuji. Dia Ahmad, orang yang paling banyak dipuji, Ahmad, orang yang paling banyak memuji. Bersama Beliau ﷺ bendera Hamdu (pujian) di hari kiamat agar sempurna bagi Beliau ﷺ kesempurnaan puji dan akan dikenal di kampung akhirat dengan sebutan Hamdu. Allah ﷻ akan membangkitkan Beliau ﷺ (di hari kiamat) di maqam (tempat) yang terpuji sebagaimana yang dijanjikan pada Beliau ﷺ bahwa semua manusia yang pertama dan yang akhir akan memuji beliau di hari itu kerena syafaat (pertolongan) Beliau ﷺ pada mereka. Di hari itu dibukakan pada Beliau ﷺ segala pujian sebagaimana hadits yang pernah disabdakan Beliau ﷺ: “(pujian) yang tidak pernah diberikan pada lainnya (di alam semesta). Dalam kitab-kitab para Nabi terdahulu, umat beliau disebut dengan sebutan Hamidin (umat yang terpuji). Dari semua ulasan ini, maka sangatlah nyata (layak) jika Nabi ﷺ diberi nama Ahmad dan Muhammad.
Selanjutnya Al-Qadhi Iyadh dalam kitab yang sama memaparkan:
في هذين الاسمين من عجائب خصائصه وبدائع آياته ـ فن آخر و هو ان الله جل اسمه حمى أن يسمى بهما أحد قبل زمانه. أما أحمد الذي أتى في الكتب وبشرت به الأنبياء فمنع الله تعالى بحكمته أن يسمى به أحد غيره ولا يدعى به مدعو قبله حتى لا يدخل لبس على ضعيف القلب أو شك، وكذلك محمد أيضا لم يسم به أحد من العرب و لاغيرهم إلى أن شاع قبيل وجوده صلى الله عليه و سلم وميلاده أن نبيا يبعث اسمه محمد فسمى قوم قليل من العرب أبناءهم بذلك رجاء أن يكون أحدهم هو و الله أعلم حيث يجعل رسالته وهم : محمد بن أحيحة بن الجلاح الأوسي و محمد بن مسلمة الأنصاري و محمد بن براء البكري و محمد بن سفيان بن مجاشع و محمد بن حمران الجعفي و محمد بن خراعي السلمي لا سابع لهم ويقال : أول من تسمى بمحمد محمد بن سفيان واليمن تقول : بل محمد بن اليحمد من الأزد.
“Dua nama ini mengandung keajaiban, keistimiwaan dan keindahan ayat-ayat-Nya—Sebagai tambahan ilmu, bahwa sesungguhnya Allah ﷻ telah mengagungkan dua nama Beliau (Nabi Muhammad ﷺ) dengan menjaganya, bahwa tidak seorang pun yang menggunakan kedua nama itu sebelum tiba datangnya zaman Beliau ﷺ.
Ahmad menjadi nama Nabi ﷺ telah termaktub dalam kitab-kitab (Allah ﷻ) dan menjadi kabar gembira (akan datang Nabi akhir zaman) maka dengan hikmah (kehendak dan kuasas)-Nya, Allah ﷻ mencegah tidak akan ada seorang pun selain Nabi ﷺ yang menggunakan nama itu dan tidak ada seorang pun dipanggil dengan sebutan nama itu sehingga tidak terbesit di hati-hati yang lemah dan penuh keraguan (akan kenabian dan terutusnya Nabi Muhammad ﷺ). Begitu juga dengan nama Muhammad, bahwa tidak seorang pun selain Nabi ﷺ dari orang keturunan Arab dan lainya menggunakan nama itu sampai tersebarnya berita—masa mendekati wujud dan kelahiran Nabi ﷺ—bahwa Nabi akhir zaman yang akan lahir dan terutus bernama Muhmmad maka sebagian kecil dari masyarakat Arab memberi nama putra-putra mereka dengan Muhammad, dengan harapan barang kali dari salah satu dari putra-putra mereka yang terlahir adalah Nabi akhir zaman dan hanya Allah ﷻ yang Maha Tahu, Dialah telah mengutusnya.
Diantara putra-putra mereka yang diberi nama Muhammad sebelum terlahirnya Nabi ﷺ adalah: “Muhammad bin Uhaihah bin al-Julah al-Awsiy, Muhammad bin Maslamah al-Anshoriy, Muhammad bin Badda’ al-Bakariy, Muhammad bin sufyan bin Mujasyi’, Muhammad bin ‘Imron al-Ju’fiy dan Muhammad bin Khaza’i al-Sullamiy hanya enam orang tersebut tidak lebih. Lantas dikatakan bahwa orang pertama (dari nama-nama itu) yang diberi nama Muhammad adalah Muhammad bin sufyan bin Mujasyi’ at-Taimimiy sementara penduduk Yaman mengatakan bahwa orang pertama yang diberi nama Muhammad adalah Muhammad bin Yuhmad dari suku Azdad (dengan tambahan satu nama ini berarti jumlah mereka ada 7 menurut pendapat yang masyhur diakui).
ثم حمى الله كل من تسمى به أن يدعي النبوة أو يدعيها أحد له او يظهر عليه سبب يشك أحدا في أمره حتى تحققت السمتان له صلى الله عليه و سلم ولم ينازع فيهما
Kemudian Allah ﷻ menjaga setiap orang yang diberi nama Muhammad—sebelum kelahiran Nabi ﷺ—tidak mengaku-ngaku menjadi Nabi atau ada seseorang yang mengakuinya sebagai Nabi atau menampakan (memberikan) padanya sebab (kemampuan semacam mu’jizat) yang dapat menggoyahkan hati seseorang untuk mengakuinya sebagai Nabi sampai benar-benar menjadi nyata dan tidak ada yang perdebatkannya dua sebutan (nama) pada Nabi ﷺ (Muhammad dan Ahmad).” Tambah Al-Qadhi Iyadh.
Waallahu A’lamu
Penulis: Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi:
✍️ Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthiy| Ar-Riyadh al-Aniqah fi Asma’i Khairu al-Khalqiyah| Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 14.
✍️ Syaikh Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Bahaniy| Jawahiru al-Bihar fi Fadhaili an-Biyyi al-Muktar| Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 2 hal 463
✍️ Al-Qadhi Iyadh bin Musa bin Iyadh al-Yahshibiy| Asy-Syafa bi Ta’rifi Huquqi al-Mushtofa| Daru al-Arqam hal 200-201.