Syaichona.net- Allah ﷻ menciptakan dalam kehidupan ini siang dan malam silih berganti, sebagai anugerah untuk disyukuri, dan sebagai media untuk menghambakan diri.
Jika ditanya lebih utama mana, siang dengan malam? Jawabnya, adalah lebih utama malam, dengan beberapa alasan sebagai berikut;
Karena malam diciptakan dari surga dan siang diciptakan dari neraka. Siang tempatnya ma’siat dan malam tempatnya istighfar. Malam menutupi aib, dan siang membuka cela. Siang adalah pasarnya Ahlud Dunya dan malam adalah pasarnya Ahlul Akhirah.
Malaikat mendengar tasbihnya Nabi Yunus ‘Alaihis Salam dalam perut ikan di waktu malam, sebagaiman firman Allah ﷻ,
فَنَادَىٰ فِی ٱلظُّلُمَـٰتِ أَن لَّاۤ إِلَـٰهَ إِلَّاۤ أَنتَ سُبۡحَـٰنَكَ إِنِّی كُنتُ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِینَ
“Maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Anbiya’ 87)
Nabi Musa ‘Alaihis Salam berada di atas gunung Turisina, tengah mabuk cinta kepada Allah hingga ia menari-nari. Itu terjadi di waktu malam, sebagaimana firman Allah ﷻ,
وَوَ ٰعَدۡنَا مُوسَىٰ ثَلَـٰثِینَ لَیۡلَةࣰ
“Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga puluh malam.” (QS. Al-A’raf 142)
Nabi Muhammad ﷺ sampai pada tempat yang tinggi juga di waktu malam, sebagaimana disebut oleh Allah ﷻ,
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari.” (QS. Al-Isra’ 1)
Rasulullah ﷺ bersabda,
إن في الليل لساعة لا يوافقها رجل مسلم يسأل الله خيرا من أمر الدنيا و الآخرة إلا أعطاه إياه وذلك كل ليلة
“Sesungguhnya pada malam hari ada satu waktu, dimana tak seorang muslim pun yang berdoa kepada Allah ﷻ tentang kebaikan dunia dan akhirat melainkan Allah ﷻ berikan kepadanya, dan itu ada pada setiap malam.” (H.R Muslim no 757)
Dan, moment paling ditunggu oleh penganten baru adalah malam pertama, bukan siang pertama. Lalu mereka bersyair,
يَا لَيْلُ طُلْ يَا نَوْمُ زُلْ *
يَا صُبْحُ قفْ لَا تَطْلع
“Wahai malam, lestarilah dirimu
wahai tidur, menyingkirlah dariku
wahai siang, sembunyikan wajahmu
jangan tampakkan untukku.”
أَلا أَيُّها اللَيلُ الطَويلُ أَلا اِنجَلي *
بِصُبحٍ وَما الإِصباحُ مِنكَ بِأَمثَلِ
“Wahai malam panjang,
jangan serahkan dirimu pada siang
ia tak menjanjikan sebaik yang kau beri sekarang.”
Oleh : Syofiyullah el_Adnany
Publisher : Fakhrul
Referensi : Tafsir Surah Yasin| Syaikh Hamami Zadah| Hal 12.