FADHILAH SHALAWAT DENGAN TULISAN (4-HABIS) 

oleh -8,177 views

Kisah kelima:

Dikisahkan dalam kitab Syifa’u al-Asqam dari riwayat Abi Abdullah Muhammad bin Abdurahman al-Hindi ra (w. 300 H). Beliau berkata: Ayahku ra bercerita bahwa ada seorang dari kalangan ulama yang pernah menulis dan menyalin naskah kitab al-Muwaththa’ karya al-Imam Malik bin Anas ra. Ia menulis dengan tulisan yang indah, ringkas dan padat hingga mengubah kalimat “Shallahu Alaihi wa Sallam” menjadi ( ص ) berharap ada pejabat negara di masa itu yang mau membeli naskahnya dengan harga mahal.

Setelah naskah itu selesai dibuat dan diserahkan pada salah satu pejabat negara yang berminat membelinya, ternyata naskah itu ditolak dengan alasan si penulis telah lancang mengubah kalimat sholawat yang ditulis sempurna oleh al-Imam Malik. Pasca kejadian itu si penulis menjadi kehilangan perkerjaannya dan jatuh miskin hingga akhir hayatnya.

Kisah keenam:

Di kisahkan juga dalam kitab yang sama (Syifa’u al-Asqam) dari Yahya bin Malik, menurut versi lain dari Abi Zakariya al-‘Abidiy ra berkata: “Seorang teman dari penduduk Bashrah menceritakan padaku, bahwa di Bashrah ada seorang pria penulis hadits Rasulullah dengan sengaja membuang dan menghapus kalimat sholawat yang telah tertulis di kertas”. Aku telah menegurnya namun dia masih nekat melakukan hal itu. Setelah beberapa lama dari peristiwa itu, terdengar kabar bahwa tangan kanan pria penulis hadist tadi tertimpa penyakit gatal-gatal akut hingga kulitnya mati rasa hingga dia meninggal dunia. Na’udzu Billah

*****

Syaikh Samsuddin Abi al-Khair Muhammad Abdurrahman as-Sakhawiy asy-Syafi’iy (w. 902 H) mengatakan dalam karyanya Fathu al-Mughits bi Syarhi al-Fiyati al-Hadist: “Wahai para penulis! Hindarilah menulis shalawat kepada Rasulullah dengan simbul tertentu seperti ( ص) (صم) (صلم) (صلعم) dan lainnya sebagaimana yang dilakukan orang-orang selain orang Arab yang tidak tahu dan pemalas serta para pelajar yang masih awam karena hal itu dapat mengurangi pahala disebabkan kurangnya aksara dalam tulisan shalawat sedangkan hukumnya menurut sebagian ulama Khalaful Aula. [Fathu al-Mughits bi Syarhi al-Fiyati al-Hadist hal 47].

Syaikh Abdullah al-Harariy dalam kitab ar-Rawaihu az-Zakiyah mengatakan:

ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﺍﻟﺴﻴﺌﺔ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ ﻛﺘﺎﺑﺔ ﺹ ﻋﻨﺪ ﻛﺘﺎﺑﺔ ﺇﺳﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺃﺳﻮﺍﺀ ﻭﺍﻗﺒﺢ ﺻﻠﻌﻢ

“Termasuk salah satu perkara baru yang dipandang kurang baik adalah menyingkat sighat sholawat dalam bahasa arab dengan huruf (ﺹ ), dan lebih kurang baik lagi dengan ( ﺻﻠﻌﻢ )”. [ar-Rawaihu az-Zakiyah hal: 26].

Sementara Abu Zakariya an-Nawawiy (w. 676 H) berpendapat:

ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺍﻹﻗﺘﺼﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻭ ﺍﻟﺘﺴﻠﻴﻢ ﻫﻨﺎ ﻭﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﻮﺿﻊ ﺷﺮﻋﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻛﻤﺎﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣﺴﻠﻢ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺻﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻤﻮﺍ ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ

Dimakruhkan menyingkat sighat sholawat atau salam pada Nabi ﷺ disini dan disemua tempat disyariatknnya shalawat sebagaimana keterangan yang dijumpai dalam kitab Syarhu Muslim dan lainnya karena firman Allah ﷻ:

ﺻﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻤﻮﺍ ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ

“Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.

Hingga sampai pada redaksi:

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻲ ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺍﻟﺮﻣﺰ ﺍﻟﻴﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﺑﺤﺮﻑ ﺍﻭ ﺣﺮﻓﻴﻦ ﻛﻤﻦ ﻳﻜﺘﺐ ﺻﻠﻌﻢ ﺑﻞ ﻳﻜﺘﺒﻬﻤﺎ ﺑﻜﺎﻣﻠﻬﺎ، ويقال أن أول من رمزهما بصلعم قطعت يده

Syaikh Jaluddin as-Suyuthiy mengatakan: “Makruh meringkas tulisan shalawat dengan satu huruf (ص) atau dua huruf (صم) sebagaimana pula menulis shalawat dengan singkatan (صلعم) bahkan selayaknya menulis secara sempurna tanpa disingkat dan orang yang pertama kali menyingkat shalawat dan salam dengan tulisan (صلعم) tangannya telah terpotong. [Tadribu ar-Rawi Fi-Syarhi Taqribi an-Nawawi, juz 1 hal 45].

Kesimpulannya: Larangan penyingkatan lafadz shalawat sebagaimana dijelaskan para ulama tersebut diatas adalah Makruh dan sebagian ulama memandang Khilaful Aula.

Waallahu A’lamu

Penulis: Abdul. Adzim

Publisher : Fakhrul

Referensi:

? Sa’adu ad-Daraini fi as-Sholati ala Sayyidi al-Kaunaini| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabahaniy| Halaman 146.

? Fathu al-Mughits bi Syarhi al-Fiyati al-Hadist| Daru al-Minhaj|Syaikh Samsuddin Muhammad Abdurrahman as-Sakhawiy| Halaman 47.

? Ar-Rawaihu az-Zakiyah fi Maulidi Khairu al-Bariyah| Syirkatu Daru al-Masyari’| Abdullah al-Harariy hal: 26.

? Tadribu ar-Rawi Fi-Syarhi Taqribi an-Nawawi| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Jalaluddin as-Suyuti juz 1 hal 45.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.