Kisah kedua:
al-Khatib meriwayatkan dari Ibnu Basyakwal (w. 587 H) dari Shufyan bin Uyainah (w. 198 H), Beliau berkata: Khalaf pemilik kitab al-Khalqan telah mengisahkan padaku: “Aku mempunyai teman karib yang selalu bersama-sama kemanapun pergi mencari Hadist Rasulullah ﷺ. Pada suatu ketika dia telah meninggal dunia. Kemudian aku melihatnya dalam mimpiku, dia berpakaian hijau sedang berjalan-jalan di kebun surga. Aku bertanya padanya: “Bukankah kau itu teman karibku yang bersama-sama saat mencari hadist? Tidak salahkah apa yang aku lihat ini?”.
Dia menjawab: “Iya aku teman karibmu yang kau maksud itu! Aku bisa seperti ini karena saat aku menulis hadits Nabi ﷺ bersama kalian, tidaklah satu hadits yang pernah aku lewatkan dan disitu Rasulullah ﷺ disebut melainkan aku menulis “Shallahu alaihi wa sallam”, selebihnya aku seperti yang kau lihat seperti sekarang ini. [al-Qadhi Yusuf bin Ismail an-Nabahaniy (w. 1350 H), Sa’adu ad-Daraini fi as-Sholati ala Sayyidi al-Kaunaini, Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 143].
Kisah ketiga:
Dikisah bahwa Abu Al-‘Abbas bin Abdul Daim (w. 668) dikenal sebagai seorang yang banyak mengutip dan menyalin naskah kitab dari aneka macam displin ilmu. Beliau ﷺ berkata:
“Setiap kali aku menulis lafadz “an-Nabi” di dalam kitab-kitab hadits atau lainnya, aku hanya menulis lafadz “al-Shalatu” tanpa disertai lafadz “Taslima” atau “Wa Salamu” lalu aku bermimpi berjumpa dengan Nabi ﷺ dalam tidurku. Beliau bersabda kepadaku “Apa yang mencegahmu tidak ingin memperoleh 40 kebaikan?”
“Mengapa bisa begitu wahai Rasulullah?” Aku balik bertanya pada Beliau.
Beliau bersabda ﷺ: “Bila terdapat tulisan menyebut namaku, maka tulislah “Shallahu Alaihi wa Sallam”. Lafadz “Salamu” terdiri 4 huruf, setiap hurufnya mengandung 10 kebaikan”.
Aku pun menghitung setiap huruf yang terdapat dalam kalimat “Shallahu Alaihi wa Sallam” dengan tanganku sebagaimana yang disabdakan Beliau. (Abu al-Yamin bin ‘Asakir).
وكذا يستحب كتابة الصلاة على غير نبينا من الأنبياء صلى الله وسلم عليهم كما صرح به بعض العلماء، والترضى عن الصحابة، والترحم علي العلماء وسائر الأخيار كما صرح به النووي.
Sebagaian ulama berpendapat, bahwa kesunnahan mengucapkan atau menulis shalawat pada Nabi Muhammad ﷺ juga berlaku pada semua para Nabi ﷺ ketika mereka disebutkan. Al-Imam Abu Zakariya an-Nawawi menambahkan, dianjurkan juga mengucapkan atau menulis kalimat “Radhiyallah Anhu” pada para shahabat Nabi ﷺ serta kalimat “Rahimahullah” pada ulama atau orang-orang yang shalih ketika nama mereka disebut.
Waallahu Allamu
Penulis: Abdul Adzim
Publisher: Fakhrul
Referensi:
?Al-Imam Abi Umar wa Utsman bin Abdurrahman asy-Syahrazuriy (w. 643), Muqaddimatu Ibnu Shalah fi Ulumi al-Hadist, Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 221].