Nabi ﷺ bersabda:
أكْثِرُوا الصلاةَ عليَّ ، فإنَّ اللهَ وكَّلَ بي ملَكًا عند قبري ، فإذا صلَّى عليَّ رجلٌ من أُمَّتِي قال لي ذلك المَلَكُ : يا محمدُ إنَّ فلانَ بنَ فلانٍ صلَّى عليك الساعةَ. رواه الديلمي
“Perbanyaklah oleh kalian untuk bershalawat kepadaku, karena sungguh Allah ﷻ telah memberikan perintah kepada seorang malaikat untuk berada di kuburanku, jika ada seseorang dari umatku telah bershalawat kepadaku maka malaikat itu berkata kepadaku: “Wahai Muhammad, sungguh fulan bin fulan telah bershalawat kepadamu saat ini”. (HR. Ad Dailami: 1/1/31 dari riwayat Abu Bakar ash-Shiddiq ra).
Dan Nabi ﷺ bersabda:
مَا مِن أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلا رَدَّ اللهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيهِ السَّلَامَ. رواه أبو داود (2041) ، صححه النووي في “الأذكار” (ص/154) ، وابن حجر في “فتح الباري” (6/563).
“Tidaklah seseorang yang mengucapkan salam kepadaku, kecuali Allah ﷻ akan mengembalikan ruhku sehingga aku bisa menjawab salam tersebut”. (HR. Abu Daud: 2041 dan dishahihkan oleh an-Nawawi di dalam al-Adzkar: 154 dan Ibnu Hajar di dalam Fathul Baari: 6/563 dari sanad Abu Hurairah ra).
*****
Dua hadist di atas pernah dibuktikan oleh Sayyid Mahmud al-Kurdiy al-Qadiriy asy-Syaikhaniy dalam kitabnya al-Baqiyati ash-Shalihat. Beliau menuturkan saat bermukim Madinati al-Munawwar: “Diantara anugrah yang diberikan Allah ﷻ kepadaku adalah aku bisa bermimpi bertemu Rasulullah ﷺ dalam tidurku. Dalam mimpi itu Rasulullah ﷺ medekap sembari mengendongku dengan erat, seakan dadaku menyatu dengan dadanya, mulutku menyatu dengan lisannya dan keningku menyatu dengan keningnya. Lalu Beliau bersabda padaku:
“Perbanyaklah kalian membaca sholawat kepadaku”
Dan Beliau memberiku kebahagaian dengan ridhanya yang menyatu dengan ridha Allah ﷻ.
Aku pun menangis bahagia karena besarnya rasa cinta di hati pada keagungan Rusulullah ﷺ. Aku lihat Rusulullah ﷺ juga demikian. Dalam pertemuan itu, air mata kami berdua berlinangan meluapkan segala rindu yang membakar dalam kalbu. Kemudian aku terbangun dari tidurku dan pipiku masih sembab oleh linangan air mata.
Setelah itu aku bangkit bergegas menghadap Rasulullah ﷺ di pusara pembaringannya. Lalu sayup-sayup aku mendengar suara dari balik pusara Rasulullah ﷺ menyapaku dengan beberapa kalimat yang menyejukkan hatiku yang tidak bisa aku cerita pada semua orang.
Setelah peristiwa itu di lain kesempatan, Rasulullah ﷺ membalas salamku padanya dalam keadaan terjaga. Kala itu Rasulullah ﷺ berdiri di hadapanku. Dari semua peristiwa yang aku alami tersebut, aku semakin yakin bahwa Rasulullah ﷺ hidup dalam pusara pembaringannya dan membalas semua salam orang-orang Islam yang disampaikan kepadanya.
Bahkan menurut Sayyid Mahmud al-Kurdiy dalam cerita yang lain di kitab yang sama mengatakan: “Peristiwa terjawabnya salam juga pernah terjadi saat aku berziarah ke makam Sayyidina Hamzah paman Rasulullah ﷺ. Pada waktu itu aku mendengar dengan jelas jawaban salam Sayyidina Hamzah ra dari pusaranya kepadaku dan mintaku agar putaraku diberi nama Hamzah seperti nama Beliau, bila aku dikaruniai seorang putra. Alhamdulillah tidak begitu lama dari peristiwa itu aku di karuniai seorang putra dan aku berinama Hamzah.
Waallahu A’lamu
Penulis: Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi:
? Al-Futuhat ar-Rabbaniyah ala al-Adzkar an-Nawawi| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| al-Alim Muhammad Ali bin Muhammad ‘Allan al-Bakriy juz 3-4 hal 214
? Fathu al-Bari Syarhi Shahih al-Bukhari| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqolaniy juz 6 hal 406
? Sa’adu ad-Daraini fi as-Sholati ala Sayyidi al-Kaunaini| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabahaniy| Halaman 151.
? Jami’u Karamati al-Auliya| Daru al-Kutub al-Ilmiyah| Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabahaniy| juz 1 Halaman 108.