ﻭﻟﻠﺼﻼﺓ ﻋﻠﻴﻪ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻓﻮﺍﺋﺪ ﻻ ﺗﺤﺼﻰ، ﻣﻨﻬﺎ : ﺃﻧﻬﺎ ﺗﺠﻠﻮ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻣﻦ ﺍﻟﻈﻠﻤﺔ، ﻭﺗﻐﻨﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ، ﻭﺗﻜﻮﻥ ﺳﺒﺒﺎ ﻟﻠﻮﺻﻮﻝ، ﻭﺗﻜﺜﺮ ﺍﻟﺮﺯﻕ، ﻭﺃﻥ ﻣﻦ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻨﻬﺎ ﺣﺮﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﺟﺴﺪﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ.
Bersholawat kepada Nabi ﷺ memiliki beberapa faedah yang tidak terhitung banyaknya, diantaranya: Bersholawat bisa menajamkan mata hati dari kegelapan, tidak membutuhkan guru pembimbing, menjadi penyebab wushul pada Allah ﷻ, memperbanyak rizki dan sesungguhnya orang yang banyak membaca sholawat, Allah ﷻ mengharamkan jasadnya atas api neraka.
وينبغي للشخص إذا صلى عليه أن يكون بأكمل الحالات، متطهرا متوضئا مستقبل القبلة، متفكرا في ذاته السنية لأجل بلوغ النوال والأمنية، وأن يرتل الحروف، وأن لايعجل في الكلمات، كما قال -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- “أذا صليتم علي فأحسنوا الصلاة علي، فإنكم لاتذرون لعل ذلك يعرض علي. وقولوا: اللهم اجعل صلواتك وبركاتك علي سيد المرسلين وإمام المتقين وخاتم النبيين سيدنا محمد عبدك وسولك، ﺇﻣﺎﻡ ﺍﻟﺨﻴﺮ، ﻭﻗﺎﺋﺪ ﺍﻟﺨﻴﺮ، ﻭﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ . ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺑﻌﺜﻪ المقام المحمود الذي ﻳﻐﺒﻄﻪ فيه ﺍﻷﻭﻟﻮﻥ ﻭﺍﻵﺧﺮﻭﻥ.” رواه الديلمي موقوفا عن ابن مسعود رضي الله عنه.
Dan sayogyanya bagi orang yang membaca shalawat, bersikap dengan akhlak yang sempurna, dalam keadaan suci, berwudhu dan menghadap qiblat. Membanyangkan dzat Rasulullah ﷺ yang mulia agar segala keinginan dan harapan cepat terkabulkan, membacanya dengan tartil dan jangan membaca di setiap kalimatnya dengan tergesa-gesa hal itu sebagaimana yang hadits yang disabda Rasulullah ﷺ:
“Bila kalian bersholawat kepadaku, maka perbaiki sholawat kalian kepadaku karena kalian tidak tahu barangkali shalawat tersebut di haturkan kepadaku dan ucapkanlah doa :
اللهم اجعل صلواتك وبركاتك علي سيد المرسلين وإمام المتقين وخاتم النبيين سيدنا محمد عبدك وسولك، ﺇﻣﺎﻡ ﺍﻟﺨﻴﺮ، ﻭﻗﺎﺋﺪ ﺍﻟﺨﻴﺮ، ﻭﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ. ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺑﻌﺜﻪ المقام المحمود الذي ﻳﻐﺒﻄﻪ فيه ﺍﻷﻭﻟﻮﻥ ﻭﺍﻵﺧﺮﻭﻥ
“Ya Tuhanku jadikan sholawat-Mu dan barokah-Mu kepada pemimpin para Rasul dan imamnya orang-orang yang taqwa dan penutup para Nabi yaitu pemimpin kami Muhammad yang menjadi hamba-Mu dan Rasul-Mu pemimpin kebaikan dan penuntun kebaikan serta Rasul kasih sayang. Ya Tuhan kami berilah Ia kedudukan yang terpuji di mana orang-orang terdahulu dan yang akhir semua pada berharap di dalamnya”. (HR. Ad-Dailamiy berupa hadits Mauquf dari Ibnu Mas’ud ra).
Wallahu A’lamu
Penulis: Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi:
? Hasyiyah ‘Ianatu al-Thalibin ala Hilli al-Fadhi Fathu al-Mu’in| Sayyid Abu Bakar Syatha| Daru al-Kutub juz 1 hal 12.