Kata Mutiara Mu’adz bin Jabal
Belajarlah ilmu kalian karena Allah ﷻ, karena di sana akan menemukan khasyyah (rasa takut) pada Allahﷻ. Mencarinya adalah ibadah, belajarnya adalah tasbih, diskusinya adalah jihad (di jalan Allah ۥﷻ) mengajarkan ilmu pada mereka yang tidak tahu adalah shadaqoh dan menyerahkan ilmu pada ahlinya adalah qarobah (mendekatkan diri pada Allah ﷻ). Ilmu adalah pemberian Allah ﷻ yang spesial untuk setiap individu, menjadi sahabat yang menghibur saat sendiri dan kesunyian. Ilmu adalah pentunjuk jalan bagi agama, pelibur lara dan kesabaran saat diterpa bencana dan petaka serta senjata yang ampuh menghadapi musuh.
Generasi muda! Allah ﷻ telah mengangkat derajat bangsa-bangsa dengan ilmu, mereka mampu menjadi bangsa yang besar, menjadi kiblat dan rujukan dunia. Segala prestasinya tertulis dan dikenang dalam catatan tinta emas sejarah manusia.
Para malaikat senang menemani orang-orang yang berilmu, membelai mereka dengan sayap-sayapnya, memintakan ampun disetiap sholatnya hingga Ikan-ikan dan semua binatang laut, hewan-hewan buas dan ternak yang ada dibumi, langit dan bintang gemintangnya tutur menintakan ampunan karena ilmu yang mampu menjadi lentere kalbu yang buta dan penerang kegelapan (dunia akhirat).
Dengan ilmu seorang sahaya bisa mendapatkan pridakat al-Abror (manusia terbaik) dan kedudukan yang luhur. Berfikir dalam masalah ilmu mampu menandingi pahala puasa (sunnah), mempelajari ilmu mengalahkan pahala sholat malam. Dengan ilmu manusia bisa mentaati Allah ﷻ, menyembah, mengkultuskan, mengagungkan dan menjahui segala larangannya. Dengan ilmu kalian bisa menyambung silatur rahim, membedakan suatu yang halal dan suatu yang haram. Ilmu adalah pemimpin, yang menjadi panutan segala perbuatan.
Hanya Orang-orang berbahagia dan berutunglah yang dianugrahi ilmu dan orang-orang yang jelaka yang terhalang dari ilmu.
Itulah kata-kata mutiara yang ditinggalkan Mu’adz bin Jabal sebagai motivasi bagi generasi Islam agar gemar belajar ilmu, yang sempat diabdikan para ulama diantaranya Ibnu abd al-Bar dalam Jami’i Bayan al-Ilmu wa Fadhlihi, Abu Nu’im Kitab al-Hilyah dan al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddinnya.
Biografi Mu’adz bin Jabal
Mu’adz bin Jabal adalah di antara salah satu as-Sabiqun al-Awwalun atau sahabat nabi yang pertama kali berbai’at Islam kepada Rasulullah ﷺ.
Mu’adz terkenal sebagai cendekiawan dengan wawasannya yang luas dan pemahaman yang mendalam dalam ilmu fiqh, dan bahkan Rasulullah menyebutnya sebagai sahabat yang paling mengerti yang mana yang halal dan yang haram. Mu’adz juga merupakan duta besar Islam yang pertama kali yang dikirim Rasulullah ﷺ.
Nama panjangnya adalah Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus al-Khazraji, yang berjuluk “Abu Abdurahman”. Ia dilahirkan di Madinah dan memeluk Islam pada usia 18 tahun. Rasulullah ﷺ mengirimnya ke negeri Yaman untuk mengajar. Rasulullah ﷺ mengantarnya dengan berjalan kaki
sedangkan Mu’adz berkendaraan, dan Nabi bersabda kepadanya: ” Sungguh, aku mencintaimu“. Mu’adz bin Jabal wafat tahun 18 H ketika terjadi wabah hebat di Urdun tempat ia mengajar sebagai utusan khalifah Umar bin Khattab, waktu itu usianya 33 tahun.
Waallah Allamu
Penulis: Abdul Adzim
Publisher : Fakhrul
Referensi:
? Muaidhatu al-Mu’minin. Hal: 7
? Ihya’ Ulumuddin. Juz: 1, hal: 18
? Minhalu ar-Rawi min Taqribi an-Nawawi. Hal: 46
? Jami’i Bayan al-Ilmi wa Fadhilatihi. Hal: 269