Bulan Shofar sudah tiba, menandakan sudah waktunya tasyakkuran untuk santri Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil. Sebagimana biasanya, setiap satu bulan sekali, pengasuh pondok pesantren, RKH.Fakhrillah Aschal rutin mengadakan tasyakkuran pengajian kitab ba’da subuh dengan para santri. Acaranya pun dikemas dengan sederhana yang hanya diisi dengan pembacaan Surah Yasin, pembacaan Saroful Anam, dan Sholawat Nabi bersama Ahbabul Musthofa.
Kemudian setelah itu, dilanjutkan dengan ramah tamah (makan bersama), yang mana semua konsumsinya dari beliau sendiri RKH. Fakhrillah Aschal. Namun sebelum tasyakkuran dimulai, pengajian kitab seperti hari-hari biasanya masih tetap berlangsung, yang mana kali ini beliau menjelaskan kitab Minhajul Abidin karya Imam Ghozali, dan pada minggu sebelumnya beliau menjelaskan :
ثم يجب عليك ان تعلم ما يلزمك فعله من الواجبات الشرعية على ما امرت به لتفعل ذلك وما يلزمك تركه من المناهي لتترك ذلك, والا فكيف تقوم بطاعات لاتعرفها ما هي وكيف هي وكيف يجب ان تفعل ام كيف تجتنب معاصى لا تعلم انها معاص حتى لاتوقع نفسك فيها
“Wajib bagimu agar mengetahui sesuatu yang di wajibkan padamu, yaitu hal-hal yang di wajibkan dalam syariat, sebagaimana yang telah di perintahkan kepadamu agar kamu melakukannya, dan juga wajib bagimu agar mengetahui hal-hal yang harus kamu jauhi, yakni hal-hal yang dilarang oleh syariat agar tidak kamu lakukan. Maka, apabila kamu tidak mengetahuinya, bagaimana engkau akan melakukan ketaatan sedangkan engkau tidak mengetahui apa itu, bagaimana cara melakukannya dan bagaimana cara meninggalkannya, yakni meninggalkan maksiat yang kamu sendiri tidak tau bahwa itu adalah maksiat. Sehingga, ketika kamu sudah mengetahuinya, kamu tidak akan tejatuh kedalamnya.”
Kemudian dilanjutkan pengajian sekarang :
فالعبادات الشرعية كالطهارات والصلاة والصوم وغيرها يجب ان تعلمها بأحكامها وشرائطها حتى تقيمها فربما انت مقيم على شيئ سنين وازمانا مما يفسد عليك طهارتك وصلواتك ويخرجهما عن كونهما واقعتين على وفاق السنة وانت لا تشعر بذلك وربما يعترض لك مشكل ولا تجد من تسأله عن ذلك وانت ما علمته,ثم مدار هذا الشأن أيضا على العبادات الباطنة التي هي مساعى القلب يجب ان تعلمها من التوكل والتفويض والرضا والصبر والتوبة والإخلاص وغير ذلك مما سيأتي ذكره إن شاء الله.
“Adapun ibadah-ibadah Syar’iyah seperti Thoharoh (bersesuci), Sholat, Puasa, dan selainnya itu merupakan suatu kewajiban bagimu mengetahui hukuk-hukumnya dan syarat-syaratnya, hingga kamu bisa melaksanaknnya. karena terkadang, engkau melakukan sesuatu bertahun-tahun yang mana hal itu dapat merusak (menbatalkan) thoharohmu, sholatmu dan mengeluarkan keduanya dari ajaran sunnah sedangkan engkau tidak merasa akan hal itu, dan terkadang pula ada suatu kejanggalan yang dialami olehmu dan engkau tidak tau kepada siapa engkau harus bertanya akan hal itu. Kemudian, inti dari semua ini juga adalah ibadah–ibadah batin yang mana itu adalah pergerakan hati yang juga wajib bagimu agar mengetahuinya seperti tawakkal, pasrah, ridho, sabar, taubat, ikhlas, dan selainnya sebagimana yang akan kami jelaskan nanti insyaalah.”
Dari uraian Imam Ghazali ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya menuntut ilmu, telebih ilmu syariat, saking pentingnya menuntut ilmu, makhluk semulia dan sealim Rosulullah SAW masih di perintahkan untuk berdoa agar ditambahkan ilmu oleh Allah SWT, padahal Rosulullah SAW sendiri merupakan sumber dari segala ilmu dan muara dari segala ilmu, karena dengannyalah Allah SWT menurunkuan al-Quran dan dengannyalah Allah SWT menyampaikan dan menjeladskan al-Qur’an
Dan perlu diketahui juga bahwa, orang yang melakukan ibadah tanpa disertai ilmu hanya akan sia-sia saja, karena hanya dengan ilmulah seseorang bisa mengerti tuhannya, bisa memahami agama, dan bisa memahami apa yang sebenarnya sedang dilakuklannya, sehingga tidak akan mudah tersesat dalam kegelapan dan tidak mudah tertipu dengan bisikan Setan.
Selain itu, seseorang juga hendaknya mempelajari ilmu-ilmu pergerakan hati seperti Sabar, Qona’ah, Ikhlas, rendah hati dan semacamnya, guna memperbaiki diri untuk lebih baik lagi, lebih bermakna dalam ibadah dan lebih kuat lagi dalam mengimani kebesaran dan keagungan Allah SWT. Bahkan salah satu hasil keputusan Bathsul Masail NU memutuskan bahwa hukum ikut Thoriqoh adalah wajib jika di maksudkan untuk membersihkan hati dari sifat-sifat yang tercela seperti sombong, riya’, ujub dan sebagainya. Adapun jika di maksudkan untuk mendapatkan sanad dari para mursyid Thoriqoh hukumnya adalah mubah. Allahu A’lam…
Author : Fakhrullah