Ketika kaum muslimin tengah mengepung kaum Nasrani, pandangan Abdah bin Abdurrahim, seorang tabiin Hafiz Al-Qur’an yang terkenal sebagai ahli ibadah yang zuhud, tertuju kepada seorang gadis Nasrani yang cantik berambut pirang yang berada ditengah benteng.
Tak tahan dengan syahwat yang tengah berusaha mencabut keimanan yang telah lama tertanam di dalam hatinya, ia pun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu.
“Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai kepangkuanmu?” Tanya Abdah dalam surat cintanya. Wanita itu membalas “Kakanda, masuklah agama Nasrani maka aku menjadi milikmu.” Akhirnya, demi meraih cintanya Abdah rela mengubur dalam-dalam keimanannya dan meninggalkan agama islam.
Dia menikah dengan wanita yang telah mengobrak-abrik hatinya. Kaum muslimin yang menyaksikan hal ini sangat terguncang. Bagaimana bisa seorang Hafiz yang hatinya dipenuhi Al-Qur’an meninggalkan Allah SWT dan menjadi hamba Salib? Ketika diajak bertobat, dia tidak bisa.
Ketika ditanyakan kepadanya dimana Al-Qur’anmu yang dulu kau hafal? dia menjawab, “Aku telah lupa semua isi al-Qur’an, kecuali dua ayat :
رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَانُوْا مُسْلِمِيْنَ (2) ذَرْهُمْ يَأْكُلُوْا وَيَتَمَتَّعُوْا وَيُلْهِهِمُ الْاَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ (3)
Artinya : “Orang-orang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan seandainya mereka dulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (Q.S al-Hijr : 2-3)
Ayat ini seolah-olah menjadi peringatan terakhir bagi Abdah dari Allah SWT, namun itu tidak mempengaruhinya. dia memilih hidup di dunia dengan bergelimang harta bersama kaum Nasrani. Dalam keadaan demikianlah, ia menghabiskan umurnya, Nyawanya melayang dalam keadaan murtad. Sungguh besar godaan seorang perempuan, tabiin yang hafal Al-Qur’an saja lengah di hadapannya.
Author : Abdurrohman W
Editor : Fakhrullah
Referensi : Buku Sangu Urip | Lirboyo | Hal 384-385.