من لم يكن له ورد فهو قرد
“Siapa orang tidak berwirid, dia mirip seperti monyet.” (Sayidi Syaikh Abdurrahman as-Saqaf)
Hewan yang paling mirip dengan manusia bentuknya yaitu monyet, bedanya kalau monyet tidak punya akal, dan loncat ke sana ke sini tidak sopan.
Orang yang tidak punya wirid (tidak membaca wirid) sifatnya seperti monyet, selesai salat langsung pergi, tidak salat sunnah dulu, tidak membaca dzikir dulu, dan tidak berdoa dulu, sama kurang sopannya dengan monyet.
Demikian mungkin yang dimaksud dengan maqalahnya Syaikh Abdurrahman as-Segaf di atas yang termaktub dalam kitab Risalatul Mu’awanah.
Wirid artinya adalah “aliran,” lalu dalam istilahnya definisinya terus berkembang, yakni wirid maksudnya melakukan salat sunnah, membaca al-Quran, baca dzikir, shalawat dan segala jenis ketaatan lainnya yang dilakukan secara terus-menerus kendatipun dengan jumlah hitungan yang sedikit. Tendensinya adalah hadist Nabi ﷺ berikut.
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan) meskipun sedikit.” (HR Muslim)
Wirid banyak sekali manfaatnya bagi yang melakukan, baik untuk di dunia terlebih lagi untuk akhirat. Wirid dapat melembutkan hati, memberi ketenangan dan mendekatkan seorang pelakunya kepada Allah.
قال إبراهيم الخواص : دواء القلب خمسة أشياء؛ قراءة القرآن بالتدبر ، وخلاء البطن ، وقيام الليل ، والتضرع عند السحر ، ومجالسة الصالحين. (ألأذكار النووية)
Ibarahim al-Khawas telah berkata, “Obat hati ada lima; 1) membaca al-Quran dengan mengangan-angan maknanya, 2) mengosongkan perut, 3) shalat malam, 4) membaca wirid di waktu sahar, 5) berkumpul dengan orang-orang saleh.
Bahkan ada sebagian dari bacaan-bacaan wirid tertentu khasiatnya bisa langsung dibuktikan, seperti yang kita kenal dengan ijazah.
Misalnya ijazah kebal tubuh, kewibawaan, menarik hati, mendatangkan rezeki, menagih hutang, mendapat jodoh, menangkap maling, mengembalikan barang hilang, selamat dari kejahatan, selamat dari polisi dan lain sebagainya. Itu semua adalah khasiat dari bacaan wirid dengan memakai cara-cara tertentu sesuai panduan sahibul ijazah.
Wal hasil, banyak wirid-wirid yang sering kita baca selepas salat maktubah, baik wirid yang diambil dari al-Quran, hadits nabi ﷺ dan perkataan para ulama. Asal dibaca dengan tekun dan istiqamah, pengaruhnya sangat baik untuk kehidupan.
Waallahu A’lamu
Penulis: Syafiyullah El-Adnany