Sudah biasa terjadi dimasyarakat dan kadang kita sendiri sering melakukannya. Yaitu kebiasaan mengusap wajah setiap selesai sholat baik dalam sholat Fardu atau sholat Sunah. Namun akhir-akhir ini ada sebagian golongan atau perorangan mengklaim bahwa ritual semacam itu adalah sesuatu yang mengada-mengada tidak dasar hukumnya baik dari al-Qur’an atau hadits alias Bid’ah katanya.
Nah, Benarkah mengusap wajah setelah selesai sholat itu Bid’ah? Atau malah mereka yang sebenarnya ahli Bid’ah dan gemar mengada-mengada.
Oleh karena itu, mari kita cek kebenaran tuduhan tersebut melalui sumber yang dipercaya yang ditulis para ulama agar kita tidak menjadi orang yang bicara hukum hanya berdasar akal dan nafsunya saja. Berikut komentar ulama tentang tuduhan itu:
Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawiy ad-Damsyiqi asy-Syafi’i (w. 676 w) dalam kitab al-Adzkar min Kalami Sayyidi al-Abrar menyampaikan:
وروينا في كتاب ابن السني عن أنس رضي الله عنه كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ((إذا قضى صلاته مسح وجهه بيده اليمنى ثم قال أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ اَللَّهُمَّ اذْهَبْ عَنِّي الْهَمَّ وَالْحَزَنَ)).
Telah diriwayatkan pada kami (hadits) dalam kitab Ibnu Sinny dari Anas bin Malik ra, ia berkata: “Rasulullah ﷺ Apabila selesai melaksanakan shalat, beliau mengusap wajahnya dengan tangan kanannya. Lalu Beliau berdo’a:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ اَللَّهُمَّ اذْهَبْ عَنِّي الْهَمَّ وَالْحَزَنَ.
“Saya bersaksi tiada Tuhan kecuali Dia Dzat Yang maha Pengasih dan penyayang. Ya Allah Hilangkan dariku kebingungan dan kesusahan.”
Dalam kitab Bughyatu al-Musytarsyidin karya as-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husain bin Umar (w. 1320 h) yang dikenal dengan sebutan Ba’alawiy juga menyebutkan:
فائدة : روى ابن منصور : أنه كان إذا قضى صلاته مسح جبهته بكفه اليمنى ثم أمرَّها على وجهه حتى يأتي بها على لحيته الشريفة وقال : “بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ ، اَللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيْ الْغَمَّ وَ الْحُزْنَ وَ الْهَمَّ ، اَللَّهُمَّ بِحَمْدِكَ انْصَرَفْتُ ، وَ بِذَنْبِيْ اعْتَرَفْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اقْتَرَفْتُ ، وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جُهْدِ بَلَاءِ الدُّنْيَا ، وَ مِنْ عَذَابِ الْآخِرَةِ”.
“(Sebuah Faidah) Ibnu Mansyur meriwayatkan bahwa Beliau (Rasulullah ﷺ) saat usai sholat mengusap dahi dengan telapak tangan kanan kemudian beliau gerakkan kearah wajah hingga sampai pada jenggotnya yang mulia seraya berdoa:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ ، اَللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّيْ الْغَمَّ وَ الْحُزْنَ وَ الْهَمَّ ، اَللَّهُمَّ بِحَمْدِكَ انْصَرَفْتُ ، وَ بِذَنْبِيْ اعْتَرَفْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اقْتَرَفْتُ ، وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جُهْدِ بَلَاءِ الدُّنْيَا ، وَ مِنْ عَذَابِ الْآخِرَةِ “
“Dengan menyebut asma Allah ﷻ yang tiada Tuhan selain-Nya, Yang Mengetahui suatu yang ghaib dan nyata Yang Pengasih dan Penyayang, Ya Allah hilangkan kesedihan, kegelisahan dan kesusahan dariku, Ya Allah dengan memuji-Mu aku berpaling (selesai dari sholat), dengan dosaku aku mengakui, aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang telah aku perbuat dan aku berlindung kepada-Mu dari keadaan berat dunia dan siksa akhirat”.
Semua keterangan ini juga dikutip oleh Syaikh Abu Bakr Utsman bin Muhammad Syatho ad-Dimyatiy asy-Syafi’i (w. 1310 h) dalam kitab I’anah al-Thalibin ala Hilli Alfadzi Fathu al-Mu’in.
Waallahu A’lamu
Penulis: Abdul Adzim
Referensi:
✍️ Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawiy ad-Damsyiqi asy-Syafi’i| al-Adzkar min Kalami Sayyidi al-Abrar| Maktabah Nizar al-Baz, Makkatu al-Mukarramah, Riyadh juz 1 hal 81.
✍️ As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husain bin Umar| Bughyatu al-Musytarsyidin| Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 64-65.
✍️ Syaikh Abu Bakr Utsman bin Muhammad Syatho ad-Dimyatiy asy-Syafi’i| I’anah al-Thalibin ala Hilli Alfadzi Fathu al-Mu’in| Darul al-Fikr, juz 1 hal 152.