Kedua doa:
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.
Doa ini juga tertulis dalam dua kitab al-Adzkar al-Muntakhabati min Kalami Sayyidi al-Abrar ﷺ dan Riyadu al-Shalihin min Haditsi Sayyidi al-Mursalin ﷺ karya Syaikh Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawiy ad-Damsyiqi asy-Syafi’i (w. 676 w) dikutip dari sebuah hadits:
وعن ابن عمر -رضي الله عنهما- قال: قَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَقُومُ مِنْ مَجْلِسٍ حَتَّى يَدْعُوَ بِهَؤُلاَءِ الدَّعَوَاتِ: ((اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تحول به بَيْنَنَا وَبَيْنَ معصيتك، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ اليقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مصائب الدُّنْيَا، اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.)) رواه الترمذي وقال: حديث حسن.
Artinya: Dari Ibnu Umar ra, beliau berkata: “Jarang Rasulullah ﷺ berdiri dari majelis sehingga Beliau berdoa dengan doa-doa ini untuk para sahabatnya: “Ya Allah, berikanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu yang menjadi penghalang di antara kami dan maksiat kepada-Mu, dan (berikanlah kami) ketaatan kepada-Mu yang menyampaikan kami kepada surga-Mu, dan berikanlah kami keyakinan yang memudahkan kami untuk menghadapi musibah dunia. Ya Allah, berilah kami manfaat pada pendengaran kami, penglihatan kami dan kekuatan kami selagi kami masih hidup, dan jadikanlah itu semua tetap dengan kami dan terpelihara sehingga kami mati. Berikanlah balasan hukuman kepada orang yang mendhalimi kami dan bantulah kami terhadap orang-orang yang memusuhi kami dan janganlah engkau timpakan musibah pada agama kami dan jangan Kau jadikan dunia sebagai tujuan besar kami serta jangan Engkau jadikan pengetahuan kami hanyalah mengenai dunia semata-mata dan janganlah Engkau biarkan orang yang tidak mengasihi menguasai kami” (HR. At-Thirmidzi dan ia berkata: Hadits ini Hasan).
Syaikh Muhammad bin ‘Alan ash-Shiddiqiy asy-Syafi’i al-Makkiy (w. 1057 h) dalam kitabnya Dalilu al-Falihin li Thuruqi Riyadhu al-Shalihin memberikan catatan tambahan mengenai doa tersebut:
وما فعله ثمة أولى لأن عموم الحديث يشمل ذكر ذلك في أول المجلس وفي أثنائه وفي آخره وعند القيام، فالمطلوب الإتيان به في المجلس لا بخصوص كونه عند القيام، ولما فعله هنا وجه حسن هو أنه ينبغي ختم المجلس بالذكر والدعاء وهذا من أحسن الدعاء لما فيه من جمع خيري الدنيا والآخرة.
“Apa yang dilakukan Nabi ﷺ dalam hadits itu adalah hal yang lebih utama karena indikasi dari keumuman hadits mencakup anjuran bolehnya membaca doa tersebut baik diawal, ditengah atau diakhir majelis dan ketika berdiri dari majelis. Dengan begitu, tuntutan perintah yang terkandung dalam hadits tersebut adalah membaca doa di majelis bukan dikhususkan pada sebelum berdiri dari majelis. Ketika Nabi ﷺ melakukan doa tersebut sebelum berdiri dari majelis, maka yang dianjurkan adalah hendaknya mengakhiri majelis dengan dzikir dan doa. Doa ini merupakan paling baiknya doa ketika berada dalam satu mejelis kerena di dalam terdapat permohonan akan semua kebaikan dunia dan akhirat.” Waallahu A’lamu
Penulis: Abdul Adzim
Referensi:
✍️ Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawiy ad-Damsyiqi asy-Syafi’i| al-Adzkar al-Muntakhabati min Kalami Sayyidi al-Abrar| Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 246.
✍️ Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawiy ad-Damsyiqi asy-Syafi’i| Riyadu al-Shalihin min Haditsi Sayyidi al-Mursalin| Daru ar-Rayyan li an-Natsar hal 252.
✍️ Syaikh Muhammad bin ‘Alan ash-Shiddiqiy asy-Syafi’i al-Makkiy| Dalilu al-Falihin li Thuruqi Riyadhu al-Shalihin| Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 3 hal 282.