Kata التشريق adalah Masdar dari asal kata شرق اللحم إذا بسطه في الشمس ليجف Artinya: “Daging menjadi bersinar jika diletakkan di bawah terik matahari agar bisa kering”. Pertanyaannya, kenapa dinamakan hari Tasyriq?
Banyak Ulama’ yang memberi jawaban terkait pertanyaan ini, jawaban yang Pertama, Karena pada saat itu daging kurban yang berada di tanah Mina menjadi bersinar, jawaban yang Kedua karena kurban Hadyu dan qurban Udhiyah tidak di sembelih hingga matahari terbit, dan jawaban yang Ketiga karena shalat Idul Adha dilaksanakan ketika terbitnya matahari, alasan yang ketiga inilah yang menjadi pijakan bagi yang mengartikan Tasyriq itu shalat Ied.
Setelah kita mengetahui beberapa alasan tentang asal muasal hari Tasyriq, Selanjutnya penulis akan menjelaskan kenapa pada hari Tasyriq dilarang berpuasa?
Di antara alasannya yang pertama bertendensi pada sebuah hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik ra
“وأخرجه أيضا من حديث يزيد الرقاشي عن أنس بن مالك قال نهى النبي عن صوم أيام التشريق الثلاثة بعد يوم النحر” وأخرجه أبو يعلى في (مسنده) من حديث يزيد الرقاشي عن أنس أن رسول الله نهى عن صوم خمسة أيام من السنة يوم الفطر ويوم النحر وأيام التشريق وهذه حجة قوية لأصحابنا في حرمة الصوم في الأيام الخمسة
Artinya: “Juga terdapat hadis yang dikeluarkan dari Yazid al-Riqosyi dari Anas bin Malik ra, beliau berkata: Nabi SAW melarang berpuasa di hari Tasyriq (tanggal 11, 12 dan 13). Dan hadis yang dikeluarkan oleh Abu Ya’la dalam Musnadnya dari Hadist yazid al-Riqosyi dari Anas Bahwa Rasululloh SAW melarang 5 hari puasa sunnah, yaitu hari Fitri, hari Nahr, dan hari Tasyriq (11,12.13), hadist ini merupakan hujjah yang kuat bagi Ashabina dalam menghukumi haramnya puasa di 5 hari tersebut.
Kedua, jawaban Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra ketika ditanya kenapa Hari Tasyriq di haramkan berpuasa?
قيل: يا أمير المؤمنين فمن أين حرم صيام أيام التشريق؟ قال لأن القوم زوار الله وهم في ضيافته ، ولا يجوز للضيف أن يصوم دون إذن من أضافه.
Artinya: “Dikatakan: Wahai Amirul Mu’minin dari manakah alasan tentang keharaman puasa hari Tasyriq? Beliau menjawab: “Karena Kaum (Pada Hari Itu) Adalah orang-orang yang berkunjung kepada Allah SWT, sedangkan mereka berada dalam suguhannya, dan tidak boleh bagi tamu berpuasa tanpa seizin tuan rumahnya.”
Jawaban Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra ini selaras dengan situasi di hari Tasyriq, yaitu hari makan, minum dan dzikir kepada Allah SWT dan dianjurkan tidak zuhud dalam nikmat Allah SWT.
Author : Ridho santoso
Editor : Fakhrullah
Referensi:
Umdatul Qori | Maktabah Syamilah | juz 6 | hal 289.
Al- Durrul mantsur | Maktabah Syamilah | juz I | hal 459.