Sementara dalam kitab al-Futuhat al-Ilahiyah Bitawdhihi Tafsir al-Jalain li Daqaiqi al-Khafiyah karya Syaikh Sulaiman bin Umar al-Ujailiy asy-Syafi’i atau yang dikenal dengan nama Syaikh Jamal (w. 1024 h) dan kitab Hasyiyatu ash-Shawiy ala Tafsir al-Jalaini karya Syaikh Ahmad bin Muhammad ash-Shawiy al-Mishriy al-Makkiy al-Malikiy (w. 1241) keduanya mangatakan:
والحكمة في ذلك: أن إبراهيم اتخذه الله تعالى خليلاً، والخلة هي صفاء المودة، ومن شأنها عدم مشاركة الغير مع الخليل، وكان قد سأل ربه الولد، فلما وهبه له، تعلقت شعبة من قلبه بمحبته، فجاءت غير الخلة تنزعها من قلب الخليل، فأمر بذبح المحبوب، لتظهر صفاء الخلة وعدم المشاركة فيها، حيث امتثل أمر ربهن وقدم محبته على محبة ولده.
“Adapun hikmah atau (sebab musabab) Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- diperintahkan menyembelih putranya Nabi Ismail -‘alaihissalaam-: Bahwa Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- telah memutuskan untuk menjadikan Allah ﷻ sebagai kekasihnya sedang definisi kekasih adalah cinta yang murni dan syaratnya harus tidak ada orang lain yang menyaingi dalam cintanya. Sebelum itu Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- telah memohon kepada Allah ﷻ agar dikarunia seorang anak, maka tatkala Allah ﷻ telah mengabulkan permintaannya. Hati Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- pecah mendua dengan mencintai putranya, akibatnya cinta selain pada Sang Kekasih (Allah ﷻ) yang berkecamuk di hati Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam-. Allah ﷻ akhirnya memerintahkan Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- agar menyembelih seorang (selain Allah ﷻ) yang dicintainya agar tampak murni kasihnya (pada Allah ﷻ) dan tidak ada seorang pun menyekutukannya.”
Syaikh Jamal al-Ujailiy dan Syaikh Jamaluddin bin Muhammad Said bin Qasim al-Hallaq al-Qasimiy asy-Syafi’i (w. 1332 h) dalam karya Mahasinu at-Takwil menambahkan:
فلما قدم على ذبحه وكانت محبة الله أعظم عنده من محبة الولد خلصت الخلة حينئذ من شوائب المشاركة فلم يبق في الذبح مصلحة إذ كانت المصلحة إنما هي في العزم وتوطين النفس، فقد حصل المقصود، فنسخ الأمر وفُدي الذبيح وصدق الخليل الرؤيا وحصل مراد الرب.
“Ketika tiba pada waktu menyembelih putranya, cinta Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- pada Allah ﷻ lebih besar dibanding cinta pada putranya. Maka bersihlah kasih dan cinta Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- dari cela penyekutuan. Dengan begitu tidak diperlukan lagi menyembelih (putranya) karena tujuan inti dari perintah menyebelih adalah niat (yang bersih) serta ketenangan jiwa. Hasillah tujuan, dihapuslah perintah, ditebuslah apa yang disembelih, benarlah mimpi Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- dan terlaksana kehendak Tuhan ﷻ.”
Allah ﷻ berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا
Artinya: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kekasihnya.” (QS. An-Nisa’: 125).
Ada pertanyaan mengenai sebab apa Allah ﷻ menjadikan Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- sebagai khalilullah (kekasih Allah ﷻ)?
Abu al-Faraj Jamaluddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad al-Jawziy al-Hanbaliy (w.597 h) dalam kitabnya Zada al-Masir fi Ilmi at-Tafsir menjelaskan:
“Sebab musabab Allah ﷻ menjadikan Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- sebagai khalilullah (kekasih Allah ﷻ) ada tiga pendapat:
Pertama, Karena dia memberi makanan. Telah diceritakan dari Abdullah bin Umar dari Nabi ﷺ bahwa Beliau bersabda:
يا جبريل لم اتخذ الله إِبراهيم خليلا؟ قال لإِطعامه الطعام
“Wahai Jibril, karena apa Allah ﷻ menjadikan Nabi Ibrahim sebagai kekasih-Nya?” Jibril menjawab: “Karena dia memberi makanan, wahai Muhammad”.
Kedua, bahwa orang-orang (di masa itu) sedang dilanda kelaparan, mereka pun pergi ke rumah Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- meminta makanan. Pada saat itu Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- setiap tahunnya mendapat jatah makanan dari temannya di Mesir, Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- pun mengutus pelayan-pelayannya yang masih muda untuk pergi ke temannya di Mesir dengan mengendarai Unta namun usahanya tidak membuahkan hasil, sang teman tidak mau memberikan jatah Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam-. Mereka kembali dengan tangan hampa. Di tengah perjalanan pelayan-pelayan itu mengisi karung-karungnya dengan pasir agar orang-orang yang menuggu datangnya jatah Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- tidak kecewa. Sesampai di rumah Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- pelayan-pelayan muda itu memberi tahukan pada Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- apa sesungguh yang terjadi. Mendengar hal itu Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- cemas dan berfikir takut tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka kemudian Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- tertidur.
Karena tidak tahu, Sayyidah Sarah tiba-tiba datang membuka karung-karung itu. Ajaib, ternyata karung-karung itu berisi tepung Huwari. Ia kemudian memerintahkan pada tukang roti untuk membuat roti lalu dibagikan pada segenap orang yang meminta makanan. Setelah itu Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- terbangun dari tidurnya lalu Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- bertanya pada Sayyidah Sarah: “Dari mana makanan itu?
“Dari sahabatmu yang dari Mesir.” Jawab Sayyidah Sarah
Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- menjawab: “Tidak, bahkan itu dari kekasihku Allah ﷻ.”
Mulai hari itu, Allah ﷻ menjadikan Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- sebagai kekasihnya. (dikutip dari riwayat Abu sholeh dari Ibnu Abbas ra).
Ketiga, karena Nabi Ibrahim -‘alaihissalaam- pernah memecahkan berhala dan menghujjat para pengikutnya.
Waallahu A’lamu
Penulis: Abdul Adzim
Referensi:
✍️ ?????? ????? ??? ???????? ???-?????? ??-??????? ??-?????? ??-???????| ????????? ???-?????? ??? ?????? ??-???????| ???? ??-????? ??-??????? ??? 6 ??? 323.
✍️ ?????? ???????? ??? ???? ??-??????? ???-?????’?| ??-??????? ??-???????? ?????????? ?????? ??-?????? ?? ??????? ??-????????| ???? ??-????? ??-??????? ??? 3 ??? 345.
✍️ ?????? ???????? ??? ???-????????| ???????? ??-???????| ???? ??-???’?? ??-????? ??? 3 ??? 40.
✍️ ??? ??-????? ?????? ?????????? ??????????? ??? ??? ??? ???????? ??-?????? ??-????????| ???? ??-????? ?? ???? ??-??????| ???? ??-????? ??-??????? ??? 1 ??? 128.