Kita telah akrab dengan para ilmuwan Best Seller dunia yang telah berkonstribusi apik. Sebut saja Isaac Newton yang terkenal dengan kisah sepele tentang seorang pemuda yang sedang duduk di bawah pohon apel dan melihat buahnya jatuh, kemudian merumuskan hukum gravitasi lalu menjadi sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan selama berabad-abad. Begitu juga Albert Einstein yang terkenal dengan teori relativitasnya yang mengandung bermacam gagasan soal benda, cahaya, ruang dan waktu, semuanya saling berkaitan.
Begitulah ketika menyebutkan kata ilmu pengetahuan maka pasti akan merujuk pada ilmuwan-ilmuwan Barat. Meski ada bukti nyata kalau mereka dikatakan “penemu” dalam catatan sejarah umat manusia, dan sumbangsih mereka beragam dalam keberlangsungan ilmu pengetahuan. Melalui banyak buku-buku yang menarasikan eksistensi mereka dan lisan para guru di sekolah yang menggaungkan kebesaran mereka sehingga kita mengenalnya.
Namun sedikit orang yang mengetahui bahwa jauh berabad-abad lalu tepatnya pada zaman nirleka (suatu zaman pra zaman batu) ada seorang yang disebut-sebut sebagai Pionir Ilmu Pengetahuan yang melahirkan banyak konsep ilmu pengetahuan seperti ilmu matematika, ilmu astronomi, ilmu bercocok tanam, ilmu pengobatan, mengelola kekayaan alam, mengenalkan menggunakan timbangan; takaran untuk membuat pedang, ilmu dasar sederhana aspek reaksi kimia. Ia adalah Nabi Idris alaihi salam.
Sementara kisah Nabi Idris yang masyhur hanya perihal pertemuannya dengan Iblis yang mengambil rupa manusia. Saat itu Nabi Idris sedang menjahit dan tidak lupa di setiap memasukkan dan mengeluarkan jarum mengucap: subhanallah walhamdulillah. Iblis membawa cangkang telur lalu berujar:
“Apakah Allah sanggup memasukkan dunia ke dalam cangkang telur ini?”
“Allah sanggup untuk memasukkan dunia ke dalam lubang jarum ini.” Demikian jawaban Nabi Idris lalu beliau menusuk sebelah mata Iblis hingga picek sebelah. Dan kisah lain yang tak asing bagi kita melalui penyampaian sejarawan muslim, tentang orang yang pertama kali menggunakan pena sebagai media tulis adalah Nabi Idris.
Rupanya tanpa menelisik referensi-referensi lain pun, hemat saya cukup dengan menilik dua kisah itu secara implisit membuktikan bahwa Nabi Idris adalah Pionir Ilmu Pengetahuan dunia pertama. Sebab di zaman primitif itu (zaman nirkela), ada seorang yang sudah dapat menjahit dan menulis.
Para ilmuwan pernah menemukan sebuah naskah kuno yang kemudian oleh para sejarawan disebut kitab Henokh. Para ilmuwan menyatakan kitab Henokh ditulis oleh Nabi Idris yang oleh orang Israel dikenal dengan Akhnukh; oleh bangsa Gibsy atau Homes dikenal dengan sebutan Thuth atau Tahuthi; sedangkan bangsa Yunani mengenalnya dengan sebutan Thormis. Kitab Henokh berisi peradaban tertua di bumi Lemuria, atlantis yang ditelan bumi, serta prediksi akan datangnya banjir besar. Sehingga pada zaman itu, Nabi Idris memerintah untuk membangun piramida guna melindungi kitab-kitab ilmu, membuat sketsa alat-alat pertanian, dan inskripsi kerja pencaharian pada batu-batu gunung agar peradapan yang dicapai bisa diteruskan.
Berdasarkan manuskrip sejarah: bangsa Sumeria dikenal sebagai bangsa yang mengenal kemahiran menulis sejak 3500 hingga 3000 tahun sebelum Masehi. Di sisi lain bangsa Mesir juga memiliki kemahiran yang sama. Kalau merujuk wilayah tersebut, maka di sanalah tempat Nabi Idris menyampaikan dakwahnya.
Maka tidak mengapa bagi kita mengetahui deretan nama-nama ilmuwan best seller yang dikenal dunia. Namun mestinya tak melupakan kontribusi Nabi Idris yang merupakan pelopor dari banyak ilmu pengetahuan. Apalagi bagi kita seorang muslim yang meyakini bahwa beliau adalah Nabi serta Rasul Allah. Yang pasti ilmunya bersumber dari wahyu.
Penulis : Muh. Rosul
Editor : Fakhrullah
Referensi:
* Parragon & Eddy, Para Pembuat Sejarah, (Jakarta: LadangPustaka & Intimedia 2002).
* Ibn Ismael, Sang Pangeran Sejarah Periode Para Rasul & Bani Israel, (Kediri: Tetes Publishing 2013).
* Muhammad Ad-Dasuqi, Hasyiah Ad-Dasuqi Ala Syarh Ummil Barohin Muhammad Sanusi, (Haramain).
* Berbagai Sumber Lainnya