Dalam kitab Majma’u al-Ahbab Watadzkiratu Ulu al-Albab, Syaikh asy-Syarif Muhammad bin al-Hasan bin Abdullah Abdullah al-Husainiy al-Wasithiy (w. 776 h) mengisahkan sebuah kisah saat menjelaskan Ayat:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…..” (QS. At-Tahrim:6).
Berikut kisahnya: “Di suatu perjalanannya, Nabi Isa As pernah melihat sebongkah batu kecil banyak mengeluarkan mata air. Beliau sempat berhenti sejenak di dekat batu itu lantas beliau heran pada banyaknya mata air yang keluar dari batu itu.
Maka Nabi Isa As memohon pada Allah ﷻ agar dirinya diberi kemampuan bisa berbicara dan bertanya dengan batu itu.
Ajaib, batu itu berkata pada Nabi Isa As: “Ya Ruhulullah! Semenjak aku mendengar firman Allah ﷻ:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Aku selalu menangis karena takut pada neraka itu.
Mendengar pengaduan dari batu itu, Nabi Isa As memohon pada Allah ﷻ agar menyelamatkan batu itu dari neraka.
Allah ﷻ mengabulkan doa Nabi Isa As dengan memberitahukan bahwa batu itu akan selamat dari neraka.
**
Waktu telah berlalu, di kemudian hari Nabi Isa As mendatangi batu itu lagi namun batu itu tetap saja menangis.
Nabi Isa As bertanya: “Ini tangisan apa lagi? Bukankah kamu sudah dijamin selamat dari neraka?”
Batu itu menjawab: “Ya Ruhulullah! Tangisan yang dulu itu adalah tangisan takut. Sedangkan tangisan ini adalah tangisan bahagia dan rasa syukur pada Allah ﷻ. Waallahu A’lamu.
Penulis: Abdul Adzim
Kisah ini disadur dari kitab Majma’u al-Ahbab Watadzkiratu Ulu al-Albab, Daru al-Minhaj, juz 1 halaman 97, karya Syaikh asy-Syarif Muhammad bin al-Hasan bin Abdullah Abdullah al-Husainiy al-Wasithiy (w. 776 h).