Dalam literasi Islam, siapa yang tidak tahu al-Imam adz-Dzahabi (w. 748 h) dan al-Imam Ibnu Hajar al-‘Ashqalaniy (w. 852 h)? Dua ulama kondang yang dikenal produktif menghasilkan segudang karya khususnya dalam bidang ilmu sejarah dan hadits.
Emm, kemarin tanpa sengaja saya menemukan salah satu karya dari mereka berdua yang mungkin jarang terekspos di halayak umum atau saya yang telah ketinggalan keret—Kitab Mu’jam Syuyukh karya al-Imam adz-Dzahabi dan kitab ad-Duraru al-Kaminah fi A’yani al-Miati ats-Tsaminah karya al-Imam Ibnu Hajar al-‘Ashqalaniy.
Ada sebuah kisah dalam dua kitab itu yang menarik minat saya untuk menulisnya, sayang jika dilewatkan tanpa diunduh dan dibaca. Berikut hasilnya:
Az-Zain ‘Ali bin Marzuq menceritakan kepada kami di hadapan guru kami Taqiyuddin al-Mishnawi [¹], aku mendengar asy-Syaikh Jamaluddin Ibrahim bin Muhammad ath-Thibi bin al-Washili berkata pada sekelompok orang:
Saya berada di samping Sunjuq, Khazandar, Hulagu dan Abaqa [²] –mereka merupakan para pembesar bangsa Mongolia- dan saat itu kami berada di negara yang dikuasai oleh Abaqa pada awal kekuasaanya. Ketika itu kami berada di dalam perkemahannya, dan tak jauh darinya terdapat para pangeran Mongol dan para pembesar Nasrani, ketika itu hari bersalju.
Tiba-tiba seorang pembesar Nasrani dengan ucapan mencela berkata lantang: “Taukah kalian siapa sebenarnya Muhammad itu? (Yakni Nabi kita ﷺ), dia hanyalah seorang penggembala, dibesarkan di tengah orang-orang arab yang kelaparan, dia hanya memberikan harta kepada mereka dimana dengan harta itu dia akan memperbudak mereka.” Pembesar Nasrani itu sangat melampaui batas dalam menghina Rasulullah ﷺ.
Disana terdapat seekor anjing yang diikat dengan rantai emas yang sangat disayangi oleh Sunjuq. Kemudian anjing tersebut tiba-tiba berdiri dan mematahkan rantainya seraya menerkam pembesar Nasrani itu, mencakar serta menggigitnya. Maka semua orang berdiri dan mendatangi pembesar Nasrani tersebut, memaksanya pergi. Lalu sebagian dari mereka yang hadir berkata: “Ini balasan untuk kata-katamu terhadap Muhammad.”
Pembesar Nasrani itu berkata: “Apakah menurut kalian ini adalah balasan untuk kata-kataku terhadap Muhammad? Tidak! Akan tetapi anjing kesayangan ini melihat isyarat tanganku, dia mengira aku ingin memukulnya.” Kemudian dia kembali mencela Nabi ﷺ dan semakin menjadi celaanya.
Tanpa diperintah, anjing tersebut kembali menerkam pembesar Nasrani itu untuk kedua kalinya, mematahkan rantai dan kemudian memangsanya –Allah Yang Maha Agung- dan saya menyaksikannya! anjing itu benar-benar menggigit leher dan membunuhnya, maka matilah orang yang terkutuk itu.
Karena peristiwa yang besar ini, sekitar 40.000 orang Mongol memeluk agama Islam. Dan peristiwa ini pun menjadi sangat terkenal. Wallahu A’lamu
…………………………………………………………………………
|1| al-Imam adz-Dzahabi berkata dalam Mu’jam Syuyukh: “Taqiyuddin al-Mishnawi adalah seorang yang dipercaya dan ‘alim, beliau lahir tahun 650 H dan hidup selama 70 tahun.”
|2| Abaqa bin Hulagu bin Tolui bin Genghis Khan, menjadi raja setelah kematian bapaknya pada tahun 673 H dan meninggal pada tahun 680 H.
…………………………………………………………………………
Penulis: Abdul Adzim
Referensi
✍️ Al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman adz-Dzahabi| Mu’jam Syuyukh adz-Dzahabi| Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah Beirut hal 387-388.
✍️ Al-Hafidz Syafuddin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Ashqalaniy| ad-Duraru al-Kaminah fi A’yani al-Miati ats-Tsaminah| Daru al-Jail Beirut juz 3 hal 128-129.