لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Latin: Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu Laa Syariikalahu, Lahul Mulku Walahul Hamdu, Yuhyii, Wayumiitu, Wahuwa ‘alaa Kulli Syai-in Qadiir.
Dibaca setelah sholat Subuh dan sholat Maghrib 10 kali sebelum kaki berubah dari duduk tasyahud akhir dan berbicara.
Sayyid Muhammad Ibn Ismail al-Kahlaniy Ash-Shan’ani al-amir al-yamani (w. 1182 h) dalam Subul as-Salam Syarhu Bulugh al-Maram min Jami Adillah al-Ahkam mengatakan:
وورد بعد صلاة المغرب وبعد صلاة الفجر بخصوصهما قول “لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير عشر مرات” أخرجه أحمد.
“Terdapat keterangan hadits dari riwayat Imam Ahmad ra tentang wirid khusus setelah sholat Maghrib dan Sholat Subuh:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Artinya: Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Senada dengan apa yang ditulis Sayyid Muhammad Ibn Ismail al-Kahlaniy, Abu Zakaria Muhyuddin an-Nawawi (w. 676 h) dalam kitab al-Adzkar an-Nawawiyah juga mengatakan:
وروينا في كتاب الترمذي [رقم: 3470] وغيره، عن أبي ذرّ رضي الله عنه، أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال: “مَنْ قالَ فِي دُبُر صَلاةِ الصُّبْحِ وَهُوَ ثانٍ رِجْلَيهِ قَبْلَ أنْ يَتَكَلَّمَ: لا إِلهَ إِلاَّ الله وحده لا شَريكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ، وَلَهُ الحمدُ، يُحيي ويميتُ، وَهُوَ على كُلّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، عَشْرَ مرَّاتٍ، كُتِبَ لَهُ عَشْرُ حَسَناتٍ، ومُحِيَ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئاتٍ، وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجاتٍ، وكانَ يَوْمَهُ ذلكَ فِي حِرْزٍ مِنْ كُلّ مَكْرُوهٍ وَحُرِسَ مِنَ الشَّيْطانِ، ولَمْ يَنْبَغِ لِذَنْبٍ أنْ يُدْرِكَهُ في ذلكَ اليَوْمِ إِلاَّ الشِّرْكَ باللَّهِ تَعالى”، قال الترمذي: هذا حديث حسن، وفي بعض النسخ: صحيح.
“Dan kami telah meriwayatkan didalam kitab at-Turmudzi dan lainnya dari Abu Dzarr ra, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: ”Barang siapa setelah shalat subuh sedangkan kedua kakinya masih tetap dalam keadaan terlipat (duduk tasyahud akhir) sebelum berbicara, membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Sebanyak sepuluh kali, niscaya dicatat baginya sepuluh kebaikan, dihapuskan darinya sepuluh macam kejahatan, ditinggikan (derajatnya) sepuluh derajat dan di hari itu ia terpelihara dari setiap yang tidak diinginkan serta dijaga dari gangguan syetan. Tiada ada dosa yang ditimpakan kepadanya di hari itu kecuali dosa syirik (menyekutukan) Allah ﷻ.” Imam at-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan dan sebagian naskah disebutkan bahwa hadits ini shahih.
Imam an-Nawawi menambahkan:
وروينا في “سنن أبي داود” [رقم: 5079] ، عن مسلم بن الحارث التميمي الصحابي رضي الله عنه، عن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- أنه أسرّ إليه، فقال: “إذَا انْصَرَفْتَ مِنْ صَلاةِ المغرب فقال: اللَّهُمَّ أجِرْنِي مِنَ النَّارِ سَبْعَ مَرَّاتٍ، فإنَّكَ إذَا قُلْتَ ذلكَ ثُمَّ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ كُتِبَ لَكَ جِوَارٌ مِنْها، وإذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَقُلْ كذَلِكَ، فإنَّكَ إنْ مُتَّ مِنْ يومك كتب له جوارٌ مِنْها”.
“Dan kami telah meriwayatkan di dalam Sunan Abi Dawud Dari Muslim bin al-Harits at-Tamiimi al-Shahabi ra dari Rasulullah ﷺ: Sesungguhnya Rasulullah ﷺ membisikkan kepadanya: “Apabila engkau telah menyelasaikan shalat magrib, bacalah:
اللَّهمَّ أجرْني مِن النَّارِ سبعًا
Artinya: “Ya Allah, selamatkan aku dari neraka”. sebanyak tujuh kali. Sesungguhnya apabila kamu membaca wirid itu kemudian meninggal dunia pada malam harinya, maka ditetapkan bagimu selamat dari api neraka. Begitu juga apabila kamu telah selesai melaksanakan shalat subuh, bacalah wirid itu karena jika kamu meninggal dunia pada siang harinya, maka dicatat bagimu selamat dari neraka.”
Sementara dalam kitab Ihya’ Ulumiddin karya Hujjatu al-Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusiy (w. 505 h) ditemukan keterangan hadits:
وروى البراء بن عازب أنه صلى الله عليه وسلم قال مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وهو على كل شيء قدير عشر مرات كانت له عدل رقبة أو قال نسمة.
“Dan al-Barra’ bin ‘azab meriwayatkan: Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Sebanyak sepuluh kali, maka baginya mendapatkan pahala seperti memerdekakan Raqabah (budak) atau beliau bersabda : Nasimah (orang).” Dalam catat kaki kitab ini disebutkan: Hadits ini diriwayatkan Imam al-Hakim dengan sanad yang shahih mengikuti syarat dari al-Bukhari dan al-Mulim dan juga terdapat dalam Musnad Imam Ahmad kecuali kalimat: ‘asyarah marratin.
وروى عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده أنه قال قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من قال في يوم مائتي مرة لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كل شيء قدير لم يسبقه أحد كان قبله ولا يدركه أحد بعده إلا من عمل بأفضل من عمله.
Umar bin Syu’aib dari Ayahnya dari Kakeknya, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa setiap hari membaca dua ratus kali (menurut sebagian riwayat yakni 100 kali ketika pagi dan 100 kali ketika sore):
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Maka tiada orang dari generasi sebelumnya yang bisa mengunggulinya, dan tiada orang dari generasi setelahnya yang bisa menyusulnya, kecuali mereka yang beramal melebihinya”. Dalam catat kaki kitab ini disebutkan: Hadits ini diriwayatkan Imam ahmad dengan lafadz Miati (seratus kali) dan juga diriwayatkan Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadraj dengan sanad yang jayyid begitu keterangan yang didapat dari sebagian teks kitab Ihya’ Ulumiddin.
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ في سوق من الأسواق لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ له له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير كتب الله له ألف ألف حسنة ومحا عنه ألف الف سيئة وبنى له بيتاً في الجنة.
Dan Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa masuk pasar lalu ia mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Maka Allah menuliskan baginya sejuta kebaikan dan menghapuskan darinya sejuta kejelekan serta mengangkat derajatnya hingga sejuta derajat”. Dan Allah ﷻ membangunkan baginya rumah di surga.”
Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3428, juga diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy no. 2734, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah no. 2821, Adl-Dliyaa’ dalam Al-Mukhtarah no. 186 – 169, ‘Abd bin Humaid[4] no. 28, Al-Haakim 1/538, Al-‘Uqailiy dalam Adl-Dlu’afaa’ 1/151, Ath-Thabaraaniy dalam Ad-Du’aa’ no. 792, Ibnu Basyraan dalam Al-Amaaliy 1/262, Ibnu ‘Asaakir dalam At-Taariikh 56/139, dan Ibnu Qudaamah dalam Fadllu Yaumit-Tarwiyyah wa ‘Arafah no. 23; semuanya dari jalan Az-har bin Sinaan Al-Qurasyiy.
وفي الصحيح عن أيوب عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قال مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وهو على كل شيء قدير عشر مرات كان كمن أعتق أربعة أنفس من ولد إسماعيل صلى الله عليه وسلم (4)
Dalam kitab ash-Shahih, dari Abu Ayyub ra, Rasulullah ﷺ, bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa ketika pagi membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Sebanyak sepuluh kali, maka pahalanya seperti memerdekakan empat budak dari keturunan Nabi Isma’il.” Hadits diriwayatkan Muttafaqun Alaih. Wallahu A’lamu
Penulis: Abdul Adzim
Referensi:
? Sayyid Muhammad Ibn Ismail al-Kahlaniy Ash-Shan’ani al-amir al-yamani| Subul as-Salam Syarhu Bulugh al-Maram min Jami Adillah al-Ahkam| Maktabah Musthofa al-Babiy al-Halibiy Mesir cet. 1960 juz 1 hal 197
? Abu Zakaria Muhyuddin an-Nawawi| al-Adzkar an-Nawawiyah| Maktabah asy-Syamilah al-Haditsiyah/Ibnu Hajam hal 154-156.
? Hujjatu al-Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusiy| Ihya’ Ulumiddin| Thaha Putra Semarang juz 1 hal 299-300.