Membaca karya Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith sangat mengasyikan, lengkap, ringkas dan ringan. Dijamin para pembacanya ketagihan. Salah satunya kitab al-Fawaidu al-Mukhtarah Li Saliki Thariqi al-Akhirah. Kitab ini memuat beberapa pembahasan: Ada fikih, tauhid, tasawuf, biografi ulama terkenal, doa dan dzikir plus keutamaannya. Tentu saja yang bikin saya mabuk kepayang adalah hikayah atau kisih-kisahnya yang menghibur dan sangat ispiratif.
Biar lebih mantap, saya akan suguhkan secuil isi kitab beliau pada Anda semua:
Mengutip dari kitab Jirabu al-Masakin li Hifdzi Ba’dzi Masailiddin karya al-Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdullah al-Kaff (w. 1255 h), Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith berkata: Sebagian ulama mengatakan:
أن قرأة الصلاة الإبراهيمية (ألف مرة) توجب رؤية النبي ﷺ
“Sesungguhnya membaca sholawat Ibrahimiyah sebanyak 1000 kali mewajibkan berjumpa dengan Baginda Nabi ﷺ.”
Tulisan yang sama saya pernah temukan dikitab Sa’adatu ad-Darain fi ash-Sholati ala Sayyidi al-Kawnain karya Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabahaniy (w. 1350 h), Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 449 dengan redaksi yang nyaris sama:
قال الشيخ الصاوي في شرح ورد الدرديري:قال بعضهم إن قراءة الصلاة الابراهيمية ألف مرة توجب رؤية النبي ﷺ، وقال بعض العارفين أن إستعمال صيغة التشهد التي رواها البخاري ألفا ليلة الاثنين أو ليلة الجمعة موجب لرؤية الرسول ﷺ.
Hanya menambah pendapat sebagian al-‘Arifin yang mengatakan bahwa membaca sholawat Ibrahimiyah menggunakan bentuk lafadz seperti dalam bacaan Tasyahud yang diriwayatkan Imam Bukhari sebayak 1000 kali pada malam senin atau malam jum’at mewajibkan berjumpa dengan Baginda Nabi ﷺ.
Kembali pada isi kitab karya Al-Habib Zain bin Smith selanjutnya:
قيل لبعض علماء الوهابية: الناس يدعون أنهم يرون النبيﷺ، فقال: كذبوا، أنا قائم بالدعوة أربعين سنة وما رأيته.
“Dikatakan, pada sebagian ulama Wahabi: Orang-orang mengaku bahwa mereka telah berjumpa Nabi ﷺ. Maka Ulama Wahab itu berkata: Mereka telah berbuat kebohongan, saya selama 40 tahun berdakwah belum pernah berjumpa Nabi ﷺ.”
Menurut Al-Habib Zain bin Smith di halaman yang sama:
رؤية النبي ﷺ موهبة من الله تعالى لا تنال بكثرة العبادة والعلم، فكم من العوام يتكرر له رؤيته، وبعكسه العالم أو العابد، والغالب رؤيته بقوة التعلق والمحبة والشوق أو ما هذا معناه.
“Berjumpa Nabi ﷺ merupakan anugerah pemberian dari Allah ﷻ, tidak bisa diperoleh dengan banyaknya ibadah atau banyaknya ilmu. Betapa banyak orang-orang awam yang berkali-kali bisa berjumpa Nabi ﷺ sebaliknya orang yang ‘alim (ahli ilmu) atau ahli ibadah. Namun secara galibnya bahwa berjumpa Nabi ﷺ dapat diperoleh dengan kuatnya hubungan, cinta dan kerinduan pada Nabi ﷺ. Kurang lebih begitulah artinya.” Semoga Manfaat.
Teringat sebuah puisi Arab berjudul “Di Dami al-Hubb” (Dalam darahku ada cinta) 28 bait yang ditulis oleh Abdul al-Warits Ali Adam (1365 H-1442 H). Berikut penggalan puisinya
في دمي الحب للنبي يسير
وبقلبي عشق النبي يثـور
Dalam darahku ada cinta pada Nabi ﷺ mengalir
Dan dalam hatiku ada rindu pada Nabi ﷺ bergemuruh
وبذكر الحبيب تسكن نفسي
ولذكر الرسول فاح العبير
Dengan menyebut kekasih ﷺ tenanglah hatiku
Dan karena menyebut Rasul ﷺ menyebar harum semerbak
فهو الشمس إن أطل ظلام
وهو الظل إن أطل هجير
Dialah ﷺ matahari kala kegelapan masih mencekam
Dan dialah ﷺ tempat berteduh kala perjalanan masing panjang
وهو الماء طعمه سلسبيل
وهو الروض فيه زهر نضير
Dialah ﷺ air yang rasanya bak telaga Salsabila
Dan dialah ﷺ taman yang penuhi bunga yang merekah
إن ذكرت الحبيب أشعر أن
النفس والروح للمعالي تطير
Bila aku ingat kekasih, aku merasa
Bahwa raga dan ruhku terbang menuju Dia Yang Mulia
Semoga Manfaat.
Referensi:
✍️ Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith| al-Fawaidu al-Mukhtarah Li Saliki Thariqi al-Akhirah| Makhad Daru al-Lughah hal 594.
✍️ https://www.aldiwan.net