Syaikh Sulaiman bin Umar al-Ujailiy asy-Syafi’i (w. 1204 h) dalam Tafsirnya al-Futuhat al-Uluhiya dan Syaikh Ahmad Musthofa al-Maraghi (w. 1364 h), seorang ulama al-Azhar dan qadhi syari’i Mesir dalam kitabnya Tafsir al-Maraghiy menceritakan keampuhan dan multi fungsinya istighfar:
وعن الحسن أن رجلا شكا إليه الجدب فقال له: استغفر الله، وشكا إليه آخر الفقر وقلّة النسل فقال له: استغفر الله، وشكا إليه ثالث جفاف بساتينه. فقال له: استغفر الله، فقال له بعض القوم: أتاك رجال يشكون إليك أنواعا من الحاجة، فأمرتهم كلهم بالاستغفار، فقال: ما قلت من نفسى شيئا، إنما اعتبرت قول الله عز وجل حكاية عن نبيه نوح عليه الصلاة والسلام أنه قال لقومه: «اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ» الآية.
Dari al-Hasan (al-Bashri) bahwa ada seseorang pria yang mengadu kepadanya tentang paceklik (kelaparan) yang sedang terjadi, al-Hasan berkata kepadanya: “Beristighfarlah kepada Allah ﷻ”. Ada lagi orang lain yang mengadu kepadanya tentang kefakiran dan sedikitnya keturunan, al-Hasan pun berkata kepadanya: “Beristighfarlah kepada Allah ﷻ”. Datang lagi orang ketiga yang mengadukan kebunnya dilanda kekeringan, al-Hasan berkata: “Beristighfarlah kepada Allah ﷻ”.
Kemudian sebagian orang-orang bertanya kepada al-Hasan: “Banyak orang-orang yang datang mengadu kepadamu dengan bermacam-macam kebutuhan kemudian engkau memerintahkan mereka semua untuk beristighfar”. Al-Hasan berkata: ” Itu bukan berasal dariku sama sekali, sesungguhnya aku mengambil pelajaran dari firman Allah ﷻ yang mengkisahkan tentang nabi-Nya, Nuh as. Beliau (Nabi Nuh as) berkata kepada kaumnya:
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha pengampun, niscaya Dia akan menrunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12).
Kisah yang sama, konon pernah dialami oleh Syaichona Muhammad Kholil bin Abdul Latif Bangkalan Madura, Maha Guru dari kyai-kyai besar di Jawa dan Madura. Saat didatangi oleh tiga tamu dari Jawa dengan kepentingan yang berbeda-beda. Syaichona Muhammad Kholil hanya memberi ijazah istighfar kepada tiga tamunya.
So, agar lebih mantap. Mari kita tengok tafsiran Ayat tersebut, salah satunya melalui kitab Tafsir al-Qur’an al-Karim atau Tafsir Ibnu Katsir yang ditulis, Abu al-Fida’ Ibnu Katsir ad-Damsyiqi (w. 774 h) sebagai berikut:
( فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفارا ) أي : ارجعوا إليه وارجعوا عما أنتم فيه وتوبوا إليه من قريب ، فإنه من تاب إليه تاب عليه ، ولو كانت ذنوبه مهما كانت في الكفر والشرك ؛ ولهذا قال : ( فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفارا يرسل السماء عليكم مدرارا ) أي : متواصلة الأمطار . ولهذا تستحب قراءة هذه السورة في صلاة الاستسقاء لأجل هذه الآية . وهكذا روي عن أمير المؤمنين عمر بن الخطاب : أنه صعد المنبر ليستسقي ، فلم يزد على الاستغفار ، وقرأ الآيات في الاستغفار . ومنها هذه الآية ( فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفارا يرسل السماء عليكم مدرارا ) ثم قال : لقد طلبت الغيث بمجاديح السماء التي ستنزل بها المطر . وقال ابن عباس وغيره : يتبع بعضه بعضا .
وقوله : ( ويمددكم بأموال وبنين ويج عل لكم جنات ويجعل لكم أنهارا ) أي : إذا تبتم إلى الله واستغفرتموه وأطعتموه ، كثر الرزق عليكم ، وأسقاكم من بركات السماء ، وأنبت لكم من بركات الأرض ، وأنبت لكم الزرع ، وأدر لكم الضرع ، وأمدكم بأموال وبنين ، أي : أعطاكم الأموال والأولاد ، وجعل لكم جنات فيها أنواع الثمار ، وخللها بالأنهار الجارية بينها .
Maksud dari firman Allah ﷻ: ” Maka Aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun.” adalah: “Kembalilah kepada Allah ﷻ dan kembalilah kepada keadaan sebelumnya serta bertaubatlah kepada Allah ﷻ secepatnya karena sesungguhnya orang yang bertaubat kepada Allah ﷻ, maka Allah ﷻ akan menerima taubatnya bagainanpun dosanya walau pernah berada dalam kekufuran dan kesyirikan. Oleh karena inilah Allah ﷻberfirman: “Maka Aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” Maksudnya adalah hujan yang terus menerus. Oleh karena itulah dianjurkan membaca surat ini ketika sholat istisqo’, begitu juga diriwayatkan dari Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra bahwa beliau pernah naik ke mimbar untuk meminta hujan (sholat istisqo’,) dan beliau tidak menambah lebih dari istighfar dan membaca ayat dalam istighfar, diantaranya adalah ayat ini:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
Maka Aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Kemudian Sayyidina Umar ra berkata : “Aku telah meminta hujan dengan Ayat pengaduk aduk langit yang dengannya hujan akan diturunkan”.
Ibnu Abbas ra berkata: “Dan (setelah itu) hujan turun perlahan disusul hujan berikutnya.
Sementara dalam firman Allah ﷻ berikutnya: “Dan memperbanyak harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”.
Ibnu Katsir menafsirkan: “Ketika kalian bertaubat kepada Allah ﷻ, beristighfar kepada Allah ﷻ dan ta’at kepada Allah ﷻ. Maka Allah memperbanyak rizki kepada kalian, memberikan hujan dari berkahnya langit, menumbuhkan pepohonan dari berkahnya bumi, menumbuhkan tanaman untuk kalian, memperlancar air susu untuk kalian dan memperbanyak harta dan anak anak kalian. Dengan kata lain: “Allah ﷻ memberikan banyak harta dan anak anak kepada kalian dan Allah ﷻ menjadikan kebun-kebun yang terdapat berbagai macam buah didalamnya untuk kalian dan mengelinginya dengan sungai-sungai yang mengalir diantara kebun-kebun tersebut.
Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda:
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah ﷻ pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah ﷻ akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud).
Sebagian ulama salaf yang dikutip oleh Syaikh Abdullah bin Abdul Latif al-Jurdaniy ad-Dimyathi asy-Syafi’i dalam kitabnya Al-Jawahiru al-Lu’luiyah fi Syarahi al-Arba’ina an-Nawawiyah menyatakan:
من أحب أن يكثر ماله وولده ويبارك له في رزقه فليقل: أستغفر الله إنه كان غفارا في اليوم سبعين مرة.
“Barang siapa yang menginginkan harta yang melimpah, dikarunia banyak anak, dan diberkahi, maka bacalah “astaghfirullah innahu kana ghaffara” sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari.”
Namun Syaikh Sulaiman bin Umar al-Ujailiy asy-Syafi’i (w. 1204 H) dalam Tafsirnya al-Futuhat al-Uluhiya memberikan bocoran bagaimana istighfar kita bisa ampuh dan multi fungsi? Beliau berkata:
وليس المراد بالإستغفار مجرد قول أستغفر الله بل الرجوع عن الذنوب وتطهير الألسنة والقلوب.
“Bukanlah yang dikehendaki istighfar (dalam Ayat tersebut) hanya ucapan “astaghfirullah” bahkan harus disertai mengingat dosa-dosa yang pernah dilakukan, diucapkan oleh lisan-lisan dan hati-hati yang bersih.”
Waallahu A’lamu
Penulis: Abdul Adzim
Referensi:
? Syaikh Sulaiman bin Umar al-Ujailiy asy-Syafi’i| Tafsir al-Futuhatu al-Uluhiya| Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 8 hal 118-119.
? Syaikh Ahmad Musthofa al-Maraghi| Tafsir al-Maraghiy| Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 28 hal 211.
? Abu al-Fida’ Ibnu Katsir ad-Damsyiqi| Tafsir al-Qur’an al-Karim atau Tafsir Ibnu Katsir| Mussisatu Qurthubah, Maktabah Awladu asy-Syaikh lit-Turrats jld 24 hal 140.
? Syaikh Abdullah bin Abdul Latif al-Jurdaniy ad-Dimyathi asy-Syafi’i| Al-Jawahiru al-Lu’luiyah fi Syarahi al-Arba’ina an-Nawawiyah| Tanpa penerbit| hal 10
? Syaikh Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsu al-Haq al-Adzim Abadiy| ‘Awnu al-Ma’bud Syarhu Sunan Abi Daud| Maktabah as-Salafiyah, al-Madinah al-Munawwarah juz 4 hal 381-382.