SYAICHONA.NET- Lembaga Komunikasi Perguruan Tinggi (LKPT) Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa timur merealisasikan Diksus Akbar Edisi Akhir dengan tema ”Menjaga Menafsirkan Serta Membumikan Pemikiran dan Nilai Tokoh Perjuangan Nahdlatul Ulama” di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil yang bertempat di aula utama pesantren, jum’at (19/03).
Acara tersebut dihadiri oleh KH. Moh. Nasih Aschal, Lora Utsman Hasan yang merupakan dzurriyah Syaichona Moh. Cholil dan KH. Fahmi Amirullah Hadziq cucu KH. Hasyim Asy’ari.
Kyai merupakan orang yang paling utama dalam semangatnya untuk menjaga agama jadi, sejarah kelahiran NU selain himmah yang kuat dari para kyai juga terbentuklah bagaimana semangat dalam beragama itu tidak melunturkan berbagai tradisi budaya yang sudah ada di Nusantara.
RKH. Moh. Nasih Aschal dalam sambutannya menyampaikan bahwa Syaichona Cholil yang telah memberikan berbagai petunjuk atas lahirnya Nahdlatul Ulama, meskipun sebagian orang kalau berfikir tentang Syaichona Cholil yang mereka ketahui hanya karomah-karomahnya, kewaliannya dan seterusnya.
“Dari Syaichona Moh. Cholil ini lahirlah pemikiran-pemikiran NU dari petunjuk beliau,” terang RKH. Moh. Nasih Aschal.
Ketika berbicara mengenai Syaichona Moh. Cholil dan KH. Hasyim Asy’ari sesuatu yang penting untuk kita ketahui adalah mereka merupakan sosok yang luar biasa, merekalah lautan ilmu yang harus kita kaji lebih dalam lagi.
“Jadi pada intinya adalah ketika berbicara Syaichona Moh. Cholil dan KH. Hasyim Asy’ari satu hal yang harus kita yakini merekalah Bahrul Ulum merekalah lautan ilmu yang bisa kita gali berbagai macam pemikiran-pemikiran ide dan seterusnya,” jelas beliau.
Dhani sebagai Direktur Lembaga Komunikasi Perguruan Tinggi PW IPNU Jawa Timur mengatakan, “Syaichona mengajarkan bagaimana cinta perdamaian yang sekarang ini lagi ramai dengan intoleran dan sebagainya saya rasa juga pas untuk kader IPNU menelusuri bagaimana Syaichona menciptakan kedamaian ditengah- tengah kita dalam rangka menuju Indonesia yang makmur tanpa kekerasan atau peperangan antar sesama muslim,” tuturnya.
Reporter : Bahruddin Alam
Editor : Shoim Karim