MONDOK DIMANA PUN, KALAU TIDAK MAU BELAJAR TETAP SAJA BODOH

oleh -2,672 views

Dalam kitab “Al-Faidatu al-Mukhtar li Saliki Thariqi al-Akhirah| al-Ma’had Daru al-Lughah” Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith mengisahkan:

Suatu hari ada seorang santri dari Jawa mondok di Saywun atau Say’un Hadhramaut Yaman kepada al-Habib Ali al-Habsyi tapi ia malas dalam belajar. Sementara orang tuanya di Jawa sangat mengharap ia menjadi orang alim (pakar dalam ilmu agama). Berjuta-juta uang dikeluarkan orang tuanya untuk membiayai dia mencari ilmu di Yaman. Sayang, uang itu digunakan sang anak untuk foya-foya makan dan minum tanpa sedikitpun mau berusaha untuk belajar ilmu.

Di Jawa orang tuanya sangat bangga bisa memondokan putranya ke Negeri Para Wali sembari mengira putranya telah banyak belajar kitab seperti “al-Kawakib”, “Quthru an-Nada” lalu belajar “Al-Fiyyah Ibnu Malik” dan seterusnya.

Setelah kurang lebih 5 tahun sang anak tinggal di Yaman, akhirnya pulang ke Indonesia. Segala hidangan telah disiapkan, sanak famili, para tetangga dan masyarakat setempat telah diundang untuk menyambut kedatangan sang putra harapan.

Setelah sampai di rumah dan para tamu sudah tidak sabar ingin mendengarkan sepatah kata ilmu dari ceramah sang putra, ternyata sang putra hanya diam seribu bahasa.

“Mohon maaf saya tidak bisa ceramah” Katanya dingin.

Mendengar hal itu, para undangan sedikit memaklumi karena tidak semua orang bisa ceramah dengan baik meski ia telah alim dalam masalah ilmu.

Kemudian dari beberapa para undangan mencoba bertanya masalah hukum syariat kepada sang putra dengan harapan mendapatkan jawaban yang memuaskan tapi sayang sang putra tak mampu menjawabnya dan ketahuan bahwa sang putra harapan tidak tahu apa-apa alias masih jahil.

Sang Ayah hanya bisa diam merunduk malu pada semua undangan yang hadir sekaligus kecewa berat pada sang putra. Bagaimana sang ayah tidak kecewa, putra yang selama ini diidam-idamkan menjadi seorang ulama ternyata hanya menjadi pecundang.

Setelah peristiwa itu sang Ayah jatuh sakit, kemudian meninggal dunia karena nestapa memikirkan putranya.

Waallahu A’lamu

Penulis Abdul Adzim

Referensi:

? Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith| Al-Faidatu al-Mukhtar li Saliki Thariqi al-Akhirah| al-Ma’had Daru al-Lughah hal 31.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.