Dizaman dahulu, jika semisal ada seorang yang suka mabuk-mabukan, suka miras dan hal buruk lainnya atau katakanlah seorang berandalan yang ingin merubah niat dan sifatnya untuk melakukan suatu kebaikan seperti mempelajari ilmu agama, beribadah dan lain semacamnya, maka orang-orang yang ada di sekitarnya sangat senang bahkan mendukung dan memotivasi berandal tersebut untuk terus berada di jalan yang benar, Beda halnya dengan zaman sekarang. Di zaman sekarang, seseorang yang dikenal buruk di mata orang yang ada di sekitarnya jikalau dia ingin merubah sifatnya dengan mulai melakukan suatu kebaikan seperti mulai mempelajari ilmu agama, shalat sunnah, puasa dan semacamnya itu malah di caci maki mati-matian dan bahkan hal ini sudah menjadi kebiasaan di pesantren ketika ada temannya yang tidak pernah Muthala’ah kitab, tidak pernah shalat sunnah dan hal baik lainya, maka ketika dia memegang kitab saja atau memakai pakaian putih saja, pasti akan di caci maki dan ditertawakan oleh teman disekitarnaya. Dan mungkin banyak dari kita yang masih belum mengetahui bahwa seseorang yang memutuskan orang lain dari Rahmat Allah SWT, Maka Allah pun akan memutuskan Rahmat-Nya dari orang tersebut. Sesuai dengan sabda baginda Nabi Muhammad SAW:
عن ابن مسعود رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله ﷺ: الفاجر الراجي رحمة الله تعالى أقرب إلى الله تعالى من العابد المقنط
Diriayatkan dari ibnu Mas’ud RA beliau berkata: “Rasulullah bersabda: Orang yang Fajir (suka berbuatkeburukan) yang mengharapkan Rahmat Allah itu lebih dekat dengan Allah dari pada Ahli Ibadah yang Muqnith (suka memutus seseorang dari Rahmat Allah)”
Dari Hadits diatas terdapat suatu cerita dari Zaid Bin Aslam dari Sayyidina Umar RA:
Dizaman orang-orang terdahulu ada seorang laki-laki yang sangat tekun, rajin dan giat dalam beribadah kepada Allah SWT akan tetapi ia suka memutuskan seseorang dari Rahmat Allah, selang beberapa hari, orang tersebut dikabarkan meninggal. Ketika berada di alam kubur, orang tersebut menuntut kepada Allah tentang amal semasa hidupnya:
Rajul: “Wahai Tuhanku! Apa yang layak aku dapatkan?”
Allah: “Engakau layak mendapatkan Neraka”
Rajul: “Wahai Tuhanku! Dimanakah Ibadahku dan Jihadku?”
Allah: “Sesungguhnya engkau telah memutuskan seseorang yang mengharapkan Rahmat dariku didunia, maka akupun memutuskan Rahmatku darimu!”
Penulis: Ilham Azhary
Refrensi: Kitab Al-Mawa’idzul ‘Ushfuriyah, Bab: Hadits ke dua, hlm: 3, cetakan:Al-Hidayah