ETIKA DAN DOA MENJENGUK ORANG SAKIT

oleh -3,897 views

Sayyid Alawi bin as-Saqaf dalam kitabnya Sab’atun Kutubin Mufidah mengatakan:

1. Dianjurkan bersegera ketika ingin menjenguk orang yang benar-benar dalam keadaan sakit tanpa harus menunda-nunda semisal menunggu 3 hari.

2. Agar mendapatkan pahala, niatilah semata-mata kerena Allah SWT atau karena anjuran dalam Islam tidak karena hal duniawi seperti karena hartanya, pangkatnya dan lain sebagainya.

3. Tidak boleh terlalu berlama-lama dalam menjenguk kecuali ada permintaan atau isyaroh dari orang yang sakit untuk lebih lama dalam rangka menghibur dan lain sebagainya. Ulama dalam hal ini memberikan batasan sekiranya cukup membacakan dzikir, do’a atau amalan dan menanyakan prihal keadaanya.

4. Tidak boleh terlalu sering dalam menjenguk, minimal harus ada jeda sehari seperti hari senin menjenguk, hari selasanya tidak dan seterusnya.

5. Menjenguk di waktu yang tepat dengan artian orang sakit tidak sedang minum obat, di tangani dokter, istirahat atau sedang tidur karena alasan itu sebagian ulama’ menghukumi “Khilaful Aula” menjenguk orang yang sakit di malam hari dikarenakan malam adalah waktu istirahat.

6. Duduk di samping atau di dekat kepala orang yang sakit ketika memungkinkan, kemudian bersalaman, mengusap kepalanya dengan menggunakan tangan yang kanan seraya menanyakan kabar semisal “Bagaimana kabarmu jika di pagi hari?, bagaimana kabarmu jika di sore hari?” Atau “Apa yang kamu rasakan selama sakit?” Dan lain sebagainya. Lalu jika hendak membacakan doa (amalan) semisal Basmalah, shalawat, dzikir dan lainnya. dianjurkan ditiupkan atau disemburkan kepada orang yang sedang sakit. Lebih baik lagi dengan cara letakkan tangan (orang yang menjenguk) ke bagian dahi, wajah, dada, perut atau di bagian tubuh yang sakit. Sayogya cara terakhir ini lalu seorang tabib (ahli pengobatan) karena mereka adalah ahlinya yang bisa mengetahui penyakit bagian dalam dengan cara meletakkan tangannya ke bagian jantung yang berdetak dan mengentahui penyakit luar dengan meletakkan tangannya pada bagian yang sakit. Kemudian setelah selesai diperiksa, tabib hendaknya menyebutkan jenis penyakit yang diderita kepada orang yang sakit atau pada orang yang mendampinginya seraya bertanya: “Bagaimana keadaamu?” Atau “Bagaimana keadaanya?” Dan bagi orang yang sakit atau orang yang mendampingi menjawab: “Al-Hamdulillah keadaaku baik pagi ini.” Setelah itu dianjurkan juga bagi yang menjenguk, atau yang mengobati memberikan semacam nasehat atau hal-hal yang membuat hatinya tenang seperti ucapan: “Sugguh begitu besar pahala bagi orang yang sakit dan yang sabar”.

6 poin ini kiranya yang dapat penulis sajikan, meski pun sebenarnya masih banyak lagi tata cara dan etika menjenguk orang sakit yang tidak bisa penulis sebutkan. Namun, semoga tulisan ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi segenap pembaca yang budiman karena betapa banyak dari mereka yang tidak menegetahui hal ini sehingga bukan malah pahala yang mereka peroleh melainkan dosa yang mereka raih.

Terakhir, dalam kitab yang sama Sayyid Alawi bin as-Saqaf berikan ijazah untuk dibaca saat menjenguk orang yang sakit:

أَسْأَلُكَ اللهَ الْعَظِيْمِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يُعَافِيْكَ وَيَشْفِيْكَ . 7 x
“Barang siapa yang membacakan do’a ini di samping orang yang sakit selama ajalnya belum tiba maka Allah SWT akan menyembuhkannya.”

Sementara do’a-do’a yang masyhur dan ma’tsur (langung dari Nabi SAW) untuk orang sakit yang sempat penulis rangkum dari beberapa kitab hadits adalah:

1. Do’a yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidia Ali ra di saat beliau sakit:

ﺃَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲْ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺗَﻌْﺠِﻴْﻞَ ﻋَﺎﻓِﻴَﺘِﻚَ ﻭَﺻَﺒْﺮًﺍ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻠِﻴَّﺘِﻚَ ﻭَﺧُﺮُﻭْﺟًﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺣْﻤَﺘِﻚَ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar disegerakan keselamatan-Mu (kepadaku), diberi kesabaran dalam menghadapi cobaan-Mu, dan jalan keluar dari dunia menuju kepada kasih sayang-Mu.” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya)

2. Do’a yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada Ustman bin Abi Al-‘Ash. Ustman bin Abi Al-‘Ash berkata: “Nabi SAW pernah menghampiriku di saat aku menderita sakit yang hampir membuat aku meninggal dunia, lalu Nabi SAW mengatakan padaku: “Usaplah bagian yang sakit sebanyak 7x dengan tanganmu dan bacalah do’a di bawah ini:

قُلْ أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

“Aku berlindung dengan keperkasaan dan kuasa Allah SWT dari keburukan apa yang aku dapatkan (rasakan) dan apa yang aku khawatirkan’.”

Lalu aku berkata: “Allah SWT telah menghilangkan penyakit yang telah aku alami, sejak itu aku selalu memerintah keluargaku dan yang lainnya untuk mengamalkan do’a yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW kepadaku. (HR. Imam Muslim).

3- Nabi Muhammad SAW pernah membacakan doa kepada Hasan dan Husain.

بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ، مِنْ كُلِّ شَيْئٍ يُؤْذِيْكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ، بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ.

“Dengan nama Allah SWT , saya meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau setiap mata yang dengki, semoga Allah SWT menyembuhkanmu, dengan nama Allah SWT saya meruqyahmu.” (HR. Muslim).

Sekian Wallahu A’lam bishawab.

Penulis: Rido An-nafis

Referensi:

✍️ Sab’atun Kutubin Mufidah, hal: 149-150 maktabah Al-Hidayah.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.