SPESIAL ONE ABDULLAH BIN ABBAS RA DALAM MENTAKWIL AL-QUR’AN (2)

oleh -2,660 views

Dalam satu riwayat Ikrimah ra (w. 13 H) berkata: “Bila ditanya, siapa yang lebih alim antara Ibnu Abbas ra lebih alim dan Ali bin Abi Thalib ra? Jawabnya Ibnu Abbas ra dalam bidang Tafsir al-Qur’an lebih alim dibanding Ali bin Abi Thalib ra, sedangkan Ali bin Abi Thalib ra lebih alim dibanding Ibnu Abbas ra dalam bidang ilmu Mubhamaat (rumus-rumus dan kode-kode yang rumit) dan lainya.

Syaikh Isyak bin Ibrahim al-Hadhaliy (w. 238 H) juga pernah ditanya tentang perkataan Ikrimah di atas, beliau menjawab: “Ketika tersiar, bahwa Ibnu Abbas lebih alim dari Ali bin Abi Thalib ra, maka Ikrimah ra membukukan dan mendokumentasikan setiap pendapat Ibnu Abbas ra tentang Tafsir al-Qur-an. Kemudian Ikrimah mencoba membandingkan pendapat Ibnu Abbas dengan semua pendapat para sahabat tentang Tafsir al-Qur’an semisal Abu Bakar ra, Umar bin Khattab ra, Ibnu Mas’ud dan Ubaiy bin Ka’an ra dan pembesar sahabat-sahabat Nabi lainnya hingga pendapat Ali bin Abi Thalib ra. Hasilnya pengetahuan Tafsir al-Qur’an Ibnu Abbas ra lebih akurat dan diterima.

Abi Wail Syaqiq bin Salamah (w. 82 H) menceritakan: “Saat musim haji, Ibnu Abbas ra pernah berpidato yang dibuka dengan Surat al-Baqarah. Beliau membaca dan menafsiri Surat al-Baqarah dari Ayat ke Ayat. Aku yang melihat dan yang mendengarkan sendiri pidato Ibnu Abbas ra berguman: “Aku tidak pernah melihat dan pendengar seorang berpidato sepertinya. Andai orang-orang Persia dan Romawi mendengar pidato Ibnu Abbas ra kala itu, tentu mereka semua akan masuk Islam.”

Abu ash-Shaleh as-samaniy (w. 101 H) berkata: “Aku pernah melihat pengajian yang diasuh Ibnu Abbas ra. Seandainya semua kaum Quraisy membuat kebanggan dengan pengajian itu niscaya cukup untuk dijadikan kebanggaan. Pada saat itu lautan manusia membanjari pengajian Ibnu Abbas hingga jalan-jalan utama tumpah ruah dan berdesakan—tidak mudah untuk masuk atau keluar dari tempat pengajian. Aku mencoba untuk masuk dan menemui Ibnu Abbas ra serta memberitahukan bahwa di depan pintu banyak kerumunan orang menunggu giliran masuk. Lalu beliau berkata kepadaku: “Ambilkan aku air untuk berwudhu”. Kemudian Ibnu Abbas ra berwudhu lalu duduk sembari berkata: “Keluarlah kamu! Dan katakan pada mereka: “Barang siapa yang ingin bertanya masalah al-Qur’an dan huruf-hurufnya dipersilahkan masuk.” Aku pun keluar dan mempersilahkan mereka yang mau bertanya untuk masuk kedalam.” Maka masuklah mereka hingga memenuhi kediaman dan kamar Ibnu Abbas ra. Di kediamannya Ibnu Abbas ra menjawab satu persatu semua pertanyaan yang diajukan dengan sempurna beserta tambahan penjelasannya dan begitu seterusnya secara bergantian mereka masuk dan bertanya. Mulai dari yang bertanya tentang al-Qur’an dan huruf-hurufnya, Tafsir dan takwilanya, halal haram dan fikihnya, Faraid dan sesamanya, Syair, kalam-kalam yang rumit dalam bahasa Arab dan lain sebagainya.

Dari semua riwayat dan kisah yang dipaparkan di atas cukuplah membuktikan keluasan ilmu Abdullah bin Abbas ra dan layak disebut spesial one dalam bidang Tafsir al-Qur’an di kalangan para sahabat Nabi. Bahkan konon, setiap hari rumah Ibnu Abbas ra tidak pernah sepi dari para tamu yang hendak bertanya persoalan ilmiyah dari segala disiplin ilmu sebagaimana yang digambarkan Abdullah bin Abdirrahman bin Abi Husain dan adh-Dhahhak (w. 64 H) dalam dua riwayat dari mereka:

“Aku tidak pernah melihat sebuah rumah yang banyak dipenuhi makanan, minuman, buah-buahan dan ilmu dibanding rumah Abdullah bin Abbas ra.”

Terakhir, Abdullah bin Abi Yazid (w. 126 H) menambahkan: “Ibnu Abbas bila ditanya tentang suatu persoalan, bila terdapat dalam Kitabullah, maka beliau menjawab dengan Kitabullah. Bila tidak dijumpai dalam Kitabullah, beliau menjawabnya dengan Hadits Rasulullah. Bila tidak dijumpai dalam Hadits Rasulullah, beliau menjawabnya dengan pendapat yang pernah disampaikan Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra dan bila tidak ditemukan dalam pendapat Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra, baru beliau menjawabnya pendapatnya sendiri.”

Wallahu A’lamu

Penulis: Abdul Adzim

Referensi:

? Al-Hafidz Imaduddin Abu al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir ad-Damsyiqiy| Al-Bidayatu wa an-Nihayah| Markazu al-Bahuz wa ad-Dirasat al-Arabiyah al-Islamiyah bi Dari Hijr juz 12 hal 99-100

? Tarikh Madinatu Damsyik| Abi al-Qasim Ali bin al-Husain Ibnu Hibatillah bin Abdullah atau Ibnu ‘Asakir| Daru al-Fikr juz 73 hal 193-197.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.