MALAIKAT MEMBENTANG SAYAP-SAYAPNYA UNTUK PARA PENUNTUT ILMU

oleh -15,870 views

Saat kecil dulu kita sering mendengar cerita bahwa para malaikat akan membentangkan sayap-sayapnya untuk para penuntut ilmu dan dan ikan-ikan di laut selalu mendoakan para alim ulama. Sepintas adagium ini bagi sebagian orang tidak rasional dan dianggap mitos belaka namun tidaklah fair bila kita memvonis sesuatu tanpa menanyakan terlebih dahulu pada ahlinya atau mengkajianya hal tersebut melalaui literatur para pakar. Maka dari itu simak ulasan berikut:

Al-‘Alammah al-Habib Zain bin Ibrahim bin Samith Ba’alawiy al-Husaini dalam kitabnya al-Minhaju as-Sawi Syarhu Usul Thariqatu as-Sadati ‘Ali Ba’alawiy saat membarikan komentar tentang hadits Nabi ﷺ:

عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: “ﻣَﻦ ﺳَﻠَﻚَ ﻃَﺮِﻳْﻘًﺎ يَلْتَمِسُ ﻓِﻴْﻪِ ﻋِﻠْﻤَﺎً ﺳَﻬَّﻞَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟﻪُ ﻃَﺮِﻳْﻘَﺎً ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺠَﻨَّﺔ ﻭﺇﻥَّ ﺍﻟﻤَﻼﺋِﻜَﺔَ ﻟَﺘَﻀَﻊُ ﺃﺟْﻨِﺤَﺘَﻬَﺎ ﻟِﻄَﺎﻟِﺐِ ﺍﻟﻌِﻠْﻢِ ﺭِﺿَﺎً ﺑِﻤﺎ ﻳَﺼْﻨَﻊُ ﻭَ ﺇﻥَّ ﺍﻟﻌَﺎﻟِﻢَ ﻟَﻴَﺴْﺘَﻐﻔِﺮُ ﻟﻪُ ﻣَﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺴَّﻤﻮﺍﺕِ ﻭﻣَﻦ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽِ ﺣَﺘَّﻰ ﺍﻟﺤِﻴْﺘَﺎﻥُ ﻓﻲ ﺍﻟﻤَﺎﺀِ ﻭﻓَﻀْﻞُ ﺍﻟﻌَﺎﻟِﻢِ ﻋَﻠﻰ ﺍﻟﻌَﺎﺑِﺪِ ﻛَﻔَﻀﻞِ ﺍﻟﻘَﻤَﺮِ ﻋﻠﻰ ﺳَﺎﺋِﺮِ ﺍﻟﻜَﻮَﺍﻛِﺐِ ﻭﺇﻥَّ ﺍﻟﻌُﻠَﻤﺎﺀَ ﻭَﺭَﺛَﺔُ ﺍﻷﻧﺒِﻴْﺎﺀِ ﻭﺇﻥَّ ﺍﻷﻧﺒِﻴْﺎﺀَ ﻟﻢْ ﻳُﻮَﺭِّﺛُﻮﺍ ﺩِﻳْﻨﺎﺭﺍً ﻭﻻ ﺩِﺭْﻫَﻤَﺎً ﻭَ ﺇﻧَّﻤﺎ ﻭَﺭَّﺛُﻮﺍ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﺧَﺬَﻩُ ﺃﺧَﺬَ ﺑِﺤَﻆٍّ ﻭَﺍﻓِﺮٍ.” رواه البيهقي

Dari Abi ad-Darda ra beliau bersabda: Aku mendengar Rasullullah bersabda: “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah ﷻ akan permudahkan baginya jalan untuk ke surga. Sesungguhnya Malaikat meletakkan sayapnya untuk menaungi penuntut ilmu kerana rela atas apa yang dilakukannya. Sesungguhnya seorang alim itu akan diminta ampun baginya makhluk yang di langit dan di bumi hinggakan ikan-ikan di laut. Kelebihan seorang alim berbanding seorang abid ialah ibarat rembulan kepada bintang-bintang yang lain, Sesungguhnya para ulama ialah pewaris Nabi-nabi, dan sesungguhnya nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu, barangsiapa yang mendapatkannya maka dia telah mendapat satu keuntungan yang besar.” (HR Al-Baihaqi).

Beliau mengatakan:

وقد اختلف في معنى وضع الملائكة أجنحتها لطالب العلم، فقيل: هو كناية عن التواضع له والخشوع، وقيل: الكف عن الطيران، للنزول عنده والحضور معه، وقيل: التوقير والتعظيم له، وقيل: معناه تحمله عليها وتعينه على بلوغ مقصده.

“Para ulama terjadi silang pendapat saat mengartikan kaliamat “para malaikat menghamparkan sayap-sayapnya untuk menaungi orang-orang yang menuntut ilmu”. Sebagian ulama mengartikan, sebagai Kinayah (metafora) dari sikap rendah hati dan tunduk para malaikat pada penuntut ilmu, sebagian ulama yang lain mengartikan: Akan terhindar dari segala kesialan yang menimpa karena para malaikat akan turun dan hadir disampingnya. Sebagian yang lain mengartikan: Para malaikat akan memuliakan dan mengagungkannya. Dan sebagian ulama yang lain mengartikan: “Para malaikat membawanya di atas sayap-sayap mereka dan menolongnya sampai pada apa yang dicita-citakan”.

Khusus untuk pendapat yang terakhir ini, menurut al-Habib Zain, telah dikuatkan oleh kisah dari Syaikh Ahmad bin Abi al-‘Ja’di rahimahullah yang menuturkan: “Bahwasannya, ketika Syaikh Abdullah Ba’abbadin dan saudaranya datang kepada Syaikh Ahmad bin Abi al-‘Ja’di. Syaikh Ahmad mengambil barokah dengan menyeka telapak kaki ke duanya sembari meletakkannya di atas salah satu anggota tubuhnya mulia.

Tatkala keduanya bertanya pada Syaikh Ahmad: “Kenapa Anda berbuat demikian? padahal kedatangan kami kesini untuk mengambil barokah dan mengaji ilmu serta akhlaq pada Anda.”

Syaikh Ahmad menjawab:

ما فعلت ذلك إلا لما رأيت الملائكة تفرش أجنحتها لكما، وأريتكما تضعان عليها أقدامكما، فأحببت التبرك والتماس بركة مواضع مستها أجنحة الملائكة. انتهى ذكرها في “النهر المورود”.

“Aku tidak melakukan hal itu, melainkan karena aku melihat para malaikat membentangkan sayap-sayapnya untuk kalian berdua dan aku melihat kalian berdua meletakkan kedua kaki kalian di atas sayap-sayap mereka. Maka aku senang mengambil barokah dari sayap-sayap malaikat yang membekas di kaki kalian berdua”. (An-Nahru al-Maurud). Bersambung..

Waallahu A’lamu

Oleh: Abdul Adzim

?Referensi:

Minhaju as-Sawi Syarhu Usul Thariqatu as-Sadati ‘Ali Ba’alawiy| Al-‘Alammah al-Habib Zain bin Ibrahim bin Samith Ba’alawiy al-Husaini| Daru al-Ilmu ad-Da’wah 84-85.

banner 700x350

No More Posts Available.

No more pages to load.