Sementara arti yang terkandung dari kalimat: “Ikan-ikan di laut mendoakan para alim ulama”, al-Habib Zain menjelaskan:
وأما إلهام الحيوانات بالاستغفار للعالم فقيل: إنها خلقت لمصالح العباد ومنافعهم، والعلماء هم الذين يبينون ما يحل منها ويحرم، ويوصون بالاحسان إليها ونفي الضرر عنها. أفاده ابن جماعة في “تذكرته”.
“Adapun alasan kenapa binatang-binatang di laut diberi Ilham dengan memintakan ampunan (istighfar) pada para alim ulama? Menurut sebagaian ulama mengatakan: “Binatang-binatang itu diciptakan untuk kebaikan dan memberikan kemanfaatan pada hamba-hamba Allah, sedangkan para alim ulama adalah orang-orang menjelaskan suatu yang dihalalkan dan suatu yang diharamkan serta berpesan agar berbuat baik (mengasihi) dan jangan menyakiti binatang-binatang itu”. (Ibnu Jama’h dalam kitab Tadzkirahnya).
Al-Habib ‘Idrus bin Umar al-Habsiy Nafa’ahullah, pernah ditanya: “Manfaat pada yang didapat ikan-ikan di laut hingga mau mendoakan para alim ulama?
Al-Habib ‘Idrus menjawab:
أن العالم إذا عمل بعلمه، وعلم الناس العلم، وأمرهم بالخير وائتمروا، ونهاهم عن الشر وانزجروا، رضي الله عن العباد، وأنزل الرحمة ببركة الطاعة،والغيث ينتفع به كل شيء من الحيوان حتى السمك في البحر، وهذا من بركة العلم ودعوة العالم إليه، وكذلك العالم يأمر بالإحسان إلى الحيوان في سائر أحواله حتى في ذبحه فيما يذبح، وفي قتله حيث جاز قتله، وينهى عن المثلة به، فبان بذلك وجه كون كل شيء يستغفر للعالم حتى حيتان البحر. انتهى. من “النهر المورود”
“Sesungguhnya orang yang alim bila telah mengamalkan ilmunya, mengajarkan ilmu pada manusia, memerintahkan mereka agar berbuat baik lalu mereka melaksanakannya dan melarang mereka berbuat kejelekan lalu mereka menjahuinya maka Allah akan ridha pada semua hamba-hamba-Nya. Allah akan menurunkan hujan rahmat-Nya sebab barokah ketaatan mereka dan semua bintang mengambil manfaat dari hujan yang diturunkan sampai ikan di lautan pun juga turut merasakannya. Disamping itu para alim ulama juga memeruntahkan pada semua manusia agar berbuat baik pada binatang di setiap keadaan hingga dalam tata cara menyembelih hewan sembelihan, membunuhnya jika dalam keadaan yang menuntut boleh membunuh dan melarang mereka agar menyiksanya. Maka sebab semua itu, menjadi jelas jika segala sesuatu memintakan ampunan pada para alim ulama hingga ikan-ikan di lautan.”
Senada dengan al-Habib al-‘Idrus, Syaikh al-Khithabi dalam kitab Aunul Ma’bud fi Syarhi Sunan Abi Daud karya Syaikh Abi Thayyib Muhammad Syamsu al-Haq al-‘Adzim Abadiymengatakan:
إن الله سبحانه قد قيض للحيتان وغيرها من أنواع الحيوان العلم على ألسنة العلماء أنواعا من المنافع والمصالح والأرزاق فهم الذين بينوا الحكم فيما يحل ويحرم منها وأرشدوا إلى المصلحة في بابها وأوصوا بالإحسان إليها ونفي الضرر عنها فألهمها الله الاستغفار للعلماء مجازاة على حسن صنيعهم بها وشفقتهم عليها
“Allah ta’ala menjadikan ilmu yang disampaikan ulama bisa bermanfaat dan sebab lapangnya rizki bagi ikan dan binatang lainnya. Karena para ulama telah menjelaskan hukum tentang masalah halal haram, membimbing masyarakat tentang manfaat binatang, dan menyuruh mereka untuk bersikap baik terhadap binatang, dan tidak mendzalimi binatang. Karena itu, Allah ilhamkan kepada mereka untuk mendoakan kebaikan bagi para ulama, sebagai balasan dan rasa terima kasih atas jasa besar mereka terhadap binatang”.
Kemudian al-Habib Zain diakhir pembahasan masalah ini menambahkan:
واستغفار حيتان البحر للعالم يكون في حياته وبعد مماته إلى يوم القيامة، لأن العلم ينتفع به بعد موت العالم إلى يوم القيامة، وفي هذا دليل على شرف العلم وتقدم أهله، وأن من أوتيه فقد أوتي فضلا عظيما. ويؤيد ذلك قول ﷺ: “العلماء ورثة الأنبياء، ويحبهم أهل السماء، ويستغفر لهم الحيتان في البحر إلى يوم القيامة. اخرجه ابو نعيم والديلمي وابن النجار وغيرهم.
“Dan Istighfar (memohonkan ampunan) dari ikan-ikan untuk para alim ulama dilakukan saat hidup mereka dan setelah wafatnya hingga hari kiamat tiba karena ulama bisa memberi manfaat setelah wafat mereka hingga hari kiamat. Ini adalah dalil yang menujukan atas kemulian ilmu dan keutamaan ahlinya. Ketahuilah, bahwa orang yang telah dianugrahi ilmu, Sungguh ia telah diberikeistiwaan yang agung hal ini telah dikuatkan oleh sabda Nabi ﷺ yang berbunyi: “Para alim ulama adalah pewaris para Nabi, semua penduduk langit mencintai mereka dan ikan-ikan di laut memintakan ampunan hingga hari kiamat”. (HR. Abu Nu’im, ad-Dailimiy, Ibnu Nujjar dan lainnya).
Waallahu A’lamu
Oleh: Abdul Adzim
Referensi:
?Al-‘Alammah al-Habib Zain bin Ibrahim bin Samith Ba’alawiy al-Husaini| Minhaju as-Sawi Syarhu Usul Thariqatu as-Sadati ‘Ali Ba’alawiy| Daru al-Ilmu ad-Da’wah hal 85-86
?Al-‘Alammah Abi Thayyib Muhammad Syamsu al-Haq al-‘Adzim Abadiy| Aunul Ma’bud fi Syarhi Sunan Abi Daud, Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 9 hal 188).