Saat di pondok dulu, saya mendengar dari beberapa guru berpesan jangan sekali kau meninggalkan adab (etika) pada gurumu karena keberkahan ilmu, rezeki, dan keberkahan hidup secara umum bisa diraih dengan cara berkhidmat dan beradab (etika) terhadap guru. Kata Beliau diakhir zaman ini banyak ilmu yang diajarkan dengan segala metode dan banyak santri yang memiliki segudang llmu tapi sayang ilmunya tidak manfaat dan barokah bahkan banyak ilmu yang disalah gunakan dan akhirnya ilmu itu menghilang dari hati mereka. Beliau mengakhiri dawuhnya dengan pepatah Madura yang khas: “Man Tarakal Adab, Wajabah Alaihi Santap” artinya kurang lebih “Barang siapa meninggalkan adab (etika) wajab baginya tamparan”.
Al-Habib ‘Abdullah bin ‘Alwi al-Haddad al-Hadramiy dalam kitabnya Adabu Suluki al-Murid, Daru al-Hawiy hal 54 berkata:
واضر شيئ على المريد تغير قلب الشيخ عليه
“Paling berbahayanya bagi seorang murid (orang yang ingin sampai kepada keridhaan Allah ﷻ, baik kalangan santri atau bukan) adalah berubahnya hati dari seorang guru kepadanya
ولو اجتمع على إصلاحه بعد ذلك مشايخ المشرق والمغرب لم يستطيعوه إلا أن يرضى عنه شيخه
Jikalau semua guru dari timur dan barat berkumpul untuk memperbaiki keadaan si murid, maka mereka tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali kepadanya.”
Kemudian Abuya as-Sayyid Muhammad bin ‘Alawiy al-Hasaniy al-Malikiy menambahkan:
أغضب من الطالب الذي لا يحترم أستاذه ولو كان الأستاذ صاحبه
”Aku marah terhadap orang yang belajar ilmu yang tidak menghormati gurunya , meskipun sang ustdz adalah temannya.”
Semoga kita bisa berbakti kepada guru-guru kita, menteladani akhlaq dan mengamalkan imlu yang pernah diberikan pada kita dengan agar kita senantisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan Barokah.
Wallahu A’lamu
Oleh: Adzim