Semua orang yang normal, pasti senang melihat atau menimang seorang bayi apalagi seorang ayah yang baru pertama kali mempunyai momongan. Tangis seorang bayi yang baru dilahirkan adalah kebahagiaan baginya, aromanya yang khas semerbak adalah penawar rindu yang lama dinantikan. selang beberapa hari pasca kelahiran saat bayi sudah mulai bisa tersenyum adalah kebangaan dan keindahan yang akan menghiasi perjalan biduk rumah tangga.
Namun pernahkah Anda tahu bahwa aroma khas yang tercium dari tubuh bayi adalah aroma surga? Hal ini sebagaimana hadits yang disampaikan al-Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddinnya Nabi ﷺ bersabda:
«رِيْحُ الوَلَدِ مِنْ رِيحِ الجَنَّةِ»
“Aroma anak berasal dari aroma wangi surga”
Syaikh az-Zabidiy atau yang dikenal dengan sebutan Murtadha (w. 1205 H) dalam kitabnya Ithafu as-Sadah al-Muttaqin syarah Ihya Ulumiddin mengatakan:
(ريح الولد من الجنة) أي تشم منه رائحة الجنة لا تشبه بروائح الدنيا ومنه الخبر الولد الصالح ريحانة من رياحين الجنة ومنه قيل لعلي رضي الله عنه أبا الريحانتين.
Maksud dari hadits ini, bahwa aroma yang tercium dari bayi adalah aroma surga yang tidak akan sama dengan aroma-aroma dunia dan terdapat hadits lain dari Rasulullah ﷺ bersabda: “Anak shalih adalah wewangian dari aroma-aroma surga” sebab itu Ali Bin Abu Thalib ra disebut “Abu Rahaihantani (bapaknya aroma-aroma wangi).
Syaikh Al-‘Iraqiy mengatakan:
رواه الطبراني في الأوسط والصغير وابن حبان في الضعفاء من حديث ابن عباس وفيه مندل بن علي ضعيف اهـ قلت: ورواه البيهقي أيضاً في الشعب من هذا الطريق وفي الأوسط شيخ الطبراني محمد بن عثمان بن سعيد ضعيف أيضاً
Hadits ini diriwayatkan At-Thabrony dalam as-dalam kitab al-Ausath dan ash-Shaghir serta Ibnu Hibban dalam adh-Dhu’fa dari hadits Ibnu ‘Abbas dalam hadits itu terdapat rawi yang bernama Mindal bin Ali yang dhaif. Syaikh az-Zabidiy menangatakan: “Al-Baihaqiy juga meriwayatkan hadits ini dalam kitab asy-Sya’biy dari jalur yang sama dan dalam kitab al-Ausath milik ath-Thabroniy terdapat rawi bernama Muhammad bin Utsman bin Said juah dhaif.
Senada dengan Syaikh az-Zabidiy, Syaikh Muhammad al-Abdur Rauf Munawiy (w. 1031 H) dalam kitabnya Faidh al-Qadiir Syarhu al-Jami’i ash-Shaghir min Ahaditsi al-Basyiru an-Nadzir menambahkan:
(ريح الولد من الجنة) يحتمل أن ذلك في ولده خاصة فاطمة وابنيها لأن في ولدها طعم ثمار الجنة بدليل خبر الولد الصالح ريحانة من رياحين الجنة ومنه قيل لعلي أبو الريحانتين ويحتمل أن المراد كل ولد صالح للمؤمن لأنه تعالى خلق آدم في الجنة وغشى حواء فيها وولد له فيها فبنو آدم من نسلها ولهذا قال ابن أدهم : نحن من أهل الجنة سبانا إبليس بالخطيئة فهل للأسير من راحة إلا أن يرجع إلى ما سبي منه ؟ فريح الولد من ريح الجنة لأنه أقرب إليها من أبيه ولم يتدنس بعد بالخطايا
“Yang dikehendaki hadits ini kemungkinan tertentu pada anak beliau saja, Fathimah az-Zahra ra dan keturunannya berdasarkan hadits “Anak shalih adalah wewangian dari aroma-aroma surga” sebab itu Ali bin Abu Thalib disebut “Abu Rahaihantani (bapaknya aroma-aroma wangi), namun bisa jadi maksud beliau adalah setiap anak dari orang mukmin karena Allah menjadikan Nabi Adam as dan menutupi Hawa ra dalam surga, saat mereka dikarunia putra maka aroma surgawi mengalir disetiap keturunan mereka sebab itu Ibrahim Bin Adham pernah berkata : “Kami adalah ahli surga hanya saja Iblis mengasingkan kami dengan kesalahan, adakah bagi seorang tahanan tersisa waktu luang untuk berusaha keluar melepaskan diri pengasingannya?”, Maka aroma anak berasal dari wangi surga karena ia lebih dekat surga ketimbang bapaknya dan dosa-dosa tidak menjadikannya ternodai setelahnya”. Waallahu A’lamu
Referensi:
? Sayyid Muhammad bin Muhammad al-Husaini az-Zabidiy| Ithafu as-Sadah al-Muttaqin syarah Ihya Ulumiddin| Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 4 hal 297.
? Syaikh Muhammad al-Abdur Rauf Munawiy| Faidh al-Qadiir Syarhu al-Jami’i ash-Shaghir min Ahaditsi al-Basyiru an-Nadzir juz 4 hal 54.