Tulisan ini berawal dari penasaran penulis, saat masih mengais ilmu di Sidogiri karena sering menyaksikan dan mendengar Hadharus Syaikh KH. Hasani bin Nawawi selalu berdoa :
“سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين”َ. 3x
Penulispun dibuat penasaran dan bertanya: “Keutamaan apa sebenarnya terkandung dalam doa ini?” sehingga Hadharus Syaikh KH. Hasani bin Nawawi mengambil cukup dengan doa tersebut.
Sahdan, tanpa sengaja. Ketika penulis membuka kitab bernama Is’adu ar-Rafiq wa Bughiyatu ash-Shadiq karya al-Habib Muhammad bin Salim bin sa’id Babashil as-Syafi’i, Musthofa al-Babiy al-Halibiy wa Awladihi Mesir hal 148-149 merupakan salah satu Syarah dari kitab Sullam at-Taufiq ila Mahabbati Allahi ‘ala tahqiq tertulis:
لقول سيدنا علي بن أبي طالب – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – قال: ” من أحب أن يكتال بالمكيال الأوفى من الأجر يوم القيامة، فليكن آخر كلامه من مجلسه: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Karena Sayyidina Ali bin Abi Tholib ra, berkata: “Barang siapa yang ingin ditimbang dengan satu timbangan yang penuh dengan pahala kelak di hari qiyamat, maka hendaknya orang itu di akhir katanya dalam sebuah majelis mengucapkan doa:
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
“Maha Suci Tuhanmu Yang Maha Mulia dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam”.
Al-Habib Muhammad bin Salim bin sa’id Babashil melanjutkan: “Dalam kitab Ruhu al-Bayan dijelaskan: “Faidah membaca doa ini diakhir majlis pertama, untuk menarik pahala yang besar dari Allah ﷻ maka sayogyanya orang mukmin mengetahui dan mengamalkannya. Kedua, sebagai Kaffarah (tebusan dosa yang terjadi selama di dalam majelis) sebagaimana yang singgung dalam sebuah hadits:
وعن أَبي بَرْزَة —رضي الله عنه—، قَالَ : كَانَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يقولُ بأَخَرَةٍ إِذَا أرَادَ أنْ يَقُومَ مِنَ الْمَجْلِسِ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنتَ أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إليكَ فَقَالَ رَجُلٌ : يَا رسولَ الله ، إنَّكَ لَتَقُولُ قَوْلاً مَا كُنْتَ تَقُولُهُ فِيمَا مَضَى ؟ قَالَ : ذَلِكَ كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ في المَجْلِسِ. رواه أَبُو داود ، ورواه الحاكم أَبُو عبد الله في ” المستدرك ” من رواية عائشة رضي الله عنها وقال : صحيح الإسناد.
Dari Abu Barzah ra, ia berkata: “Rasulullah ﷺ mengucapkan ketika di akhir (pertemuan) ketika beliau akan bangun dari majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنتَ أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إليكَ
Artinya: “Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.” Lantas ada seseorang yang berkata: “Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan ucapan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya.” Beliau menjawab, ‘Itu adalah kafarat bagi dosa yang terjadi selama di dalam majelis.’ (HR. Abu Daud, Al-Hakim Abu ‘Abdillah dalam Al-Mustadrak dari riwayat ‘Aisyah ra dan ia mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih). [HR. Abu Daud, no. 4859; Ahmad, 4:425. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].
Menurut al-Habib Muhammad yang dimaksud dosa dalam keterangan hadits di atas adalah dosa kecil yang tidak ada sangkut pautnya hak anak Adam. Maka bagi orang berakal sehat hendaknya dalam sebuah majlis jangan lupa Tuhannya dan mengakhirinya dengan hati yang berhias indah dan bersih.
Selanjutnya penulis menjumpai keterang yang sama dalam kitab Hasyiyah ash-Shawiy ala Tafsir al-Jalalin, Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 3 hal 333 karya Syaikh Ahmad bin Muhammad ash-Shawiy al-Malikiy (w. 1241 H) dan kitab al-Futuhat al-Ilahiyah bi Tawdhihi Tafsir al-Jalalin Li Daqaiqi al-Khafiyah, Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 6 hal 366 karya Syaikh Sulaiman bin Umar al-Ujaili asy-Syafi’i yang dikenal dengan sebutan al-Jamal (w. 1204 H) dengan tambahan hadits riwayat Abu Said al-Khudriy berikut:
وعَنْ أبِيْ سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ قاَلَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله ِصَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَ سَلَّمَ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ يَقُوْلُ فِي آخِرِ صَلاَتِهِ أوْ حِيْنٍ يَنْصَرِفُ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
“Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudriy ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah ﷺ tidak hanya sekali dan tidak pula dua kali di akhir doanya atau ketika beliau selesai berdoa mengucapkan:
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
“Maha Suci Tuhanmu Yang Maha Mulia dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam”.
Menurut beliau berdua bahwa tujuan Allah ﷻ menyebutkan doa ini dalam al-Qur’an tiada lain hanya untuk mengajarkan pada orang-orang mukmin agar mereka gemar berdoa dengan doa ini dan jangan melupakannya.
Waallahu A’lamu
Oleh: Abdul Adzim