Dari zaman ke zaman manusia selalu berusaha melukiskan kemuliyaan, keagungan dan kesempurnaan Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Mulai dari awal penciptaan, kelahiran dan kehidupan hingga kewafatnya dengan bahasa paling yang indah. Namun tidak satu pun dari puisi dan prosa mereka yang mampu mengungkapkan.
Pena mereka seakan terhenti bergerak, tinta mereka seakan kehabisan kata dan lebar-lembar kertas mereka seakan tidak muat lagi menampung aksara puja dan pujian untuk Sang Kekasih Ilahi, Manusia Paripurna, Baginda Nabi Muhammad ﷺ.
Dalam bingkai sejarah, ada nama Ka’ab bin Zuhair dan Abu Ata’iyah dengan Kasidah “Banat Saad” dan “Liyabki Rasulullah”nya, al-Bushiriy dengan bait-bait indah “al-Burdah”nya, ad-Diba’i dan al-Barzanji dengan kidung “Maulid Ad-Diba’i, “Asyrofu al-Anamnya” dan prosanya hingga Ahmad Syauqi, Ali Adam dan lainnya dengan puisi romantismenya “Walidu al-Huda” “Dami Hubbi an-Nabi”nya.
Di antara guratan puisi yang pernah dibuat manusia untuk Rusulullah ﷺ:
1- Banat Suad
Kasidah “Madhi ar-Rasul wa Thalabu ash-Shafhi minnu” atau dikenal dengan sebutan “Banat Suad” 59 bait ber-Bahar Basthid, ditulis oleh Kaab bin Zuhair nama lengkapnya Abu Mudharrab Kaab bin Zuhair bin Abi Salma al-Muzanniy (w. 662 M/24 H).
Berikut bunyi penggalan kasidahnya:
بَانَتْ سُعَادُ فَقَلْبِي اليَوْمَ مَتْبُوْلُ
مُتَيَّمٌ إِثْرَهَا لَمْ يُفْدَ مَكْبُوْلَ
Suad telah pergi, pada hari ini hatiku sedih
Gelisah sesudahnya, ia masih teringat dan belum lepas
يَسْعَى الغُوَاةُ جَنَابَيْهَا وَقَوْلُهُمْ
إِنَّكَ يَا ابْنَ أَبِي سُلْمَى لَمَقْتُوْلُ
Para penyebar isu di sekitarnya beraksi dan berkata
Wahai Ibnu Abu Sulma kamu pasti mati
وَقَالَ كُلُّ صَدِيْقٍ كُنْتُ آمُلُهُ
لا أُلْهِيَنَّكَ إني عَنْكَ مَشْغُوْلُ
Sementara semua teman yang aku harapkan berkata
Aku tidak meninggalkanmu, (tetapi) aku akan mencemaskanmu
إِنَّ الرَّسُوْلَ لَنُوْرٌ يُسْتَضَاءُبِهِ
مُهَنَّدٌ مِنْ سُيُوفِ اللهِ مَسْلُوْلُ
Sesungguhnya Rasul adalah cahaya yang menerangi
Kuat pemberani dari pedang India yang terhunus
فِي عُصْبَةٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَالَ قَائِلُهُمْ
بِبَطْنِ مَكَّةَ لما أَسْلَمُوا زُولُوا
Bersama sekelompok orang Quraisy, salah satu dari mereka berkata
Di lembah Makkah ketika mereka masuk Islam, hijrahlah.
2-Liyabki Rasulullah
Kasidah “Labaika Rasulullah” ditulis oleh Abu al-‘Atahiyah bernama lengkap Abu Ishaq Ismail bin al-Qasim bin Suweid al-Anziy, (w. 828M/211 H ) dengan 26 ber-Bahar Thawil.
Berikut bunyi penggalan kasidahnya:
لِيَبكِ رَسولَ اللَهِ مَن كانَ باكِيا
وَلا تَنسَ قَبراً بِالمَدينَةِ ثاوِيا
Sungguh akan menangis karena Rasulullah, orang yang menangis (rindu)
Dan jangan kau lupa pada pusara di Madinah (tempanya) di semayamkan
جَزى اللَهُ عَنّا كُلَّ خَيرٍ مُحَمَّداً
فَقَد كانَ مَهديّاً دَليلاً وَهادِيا
Semoga Allah membalas semua kebaikan pada Nabi Muhammad (atas jasa-jasanya) pada kita
Sungguh dia orang yang selalu berada dalam petunjuk, dalil (suatu yang menunjukkan) dan orang yang memberi petunjuk
وَلَن تَسرِيَ الذِكرى بِما هُوهَ أَهلُهُ
إِذا كُنتَ لِلبِرِّ المُطَهِّرِ ناسيّا
Tidak akan gunanya mengenang sesuatu yang pantas dikenang
Bila kau pada Sang kebaikan nan disucikan engkau lupa
أَتَنسى رَسولَ اللَهِ أَفضَلَ مَن مَشى
وَآثارُهُ بِالمَسجِدَينِ كَما هِيا
Apakah kau melupakan pada Rasullullah ﷺ, paling utamanya orang yang berjalan
Dan bekas yang ditinggalkan (bisa kau saksikan) di dua masjid seperti itu?
3- Al-Burdah
Bait-Bait “al-Kawakibu ad-Duriyah fi Madhi Khairu al-Bariyah” atau yang dikenal dengan sebutan “al-Burdah” 160 Bait ber-Bahar Basith, di tulis oleh Muhammad bin Said bin Hammad ash-Shanhajiy al-Bushiriy (w. 1295 M/696 H)
Berikut bunyi penggalan kasidahnya:
مُحَمَّدٌ سَيّدُ الْكَوْنَيْنِ وَالثَّقَلَيْـــــــ
نِ وِالفَرِيقَيْنِ مِنْ عُرْبٍ وَمِنْ عَجَمِ
Dialah Nabi Muhammad ﷺ, Sang Penghulu seorang pemimpin baik di dunia dan akhirat
Juga pemimpin jin dan manusia, baik bangsa arab ataupun ajam
نَبِيّنَا اْلآمِرُ النّاهِي فَلَا أَحَدٌ
أَبَرَّ فِيْ قَوْلِ لاَ مِنْهُ وَلاَ نَعَمِ
Yaitu nabi kita Rasulullah Muhammad ﷺ, sang penganjur kebaikan dan pencegah kemungkaran
Tak seorangpun lebih baik daripada Rasulullah ﷺ, dalam berkata jangan kau lakukan dan ini sangat baik kau kerjakan
هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ
لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأِهْوَالِ مُقْتَحِمِ
Beliau kekasih Allah ﷻ, yang diharapkan oleh semua insan syafa’atnya
Dari tiap perkara yang menakutkan yang datang mencekam
دَعَا إِليَ اللهِ فَالْمُسْتَمْسِكُونَ بِهِ
مُسْتَمْسِكُونَ بِحَبْلٍ غَيْرِ مُنْفَصِمِ
Beliau mengajak menuju keridhaan Allah ﷺ, orang yang berpegang teguh padanya
Berarti ia berpegang pada tali tali yang pasti takkan putus
فَاقَ النَّبِييْنَ فِي خَلْقٍ وَّفِيْ خُلُقٍ
وَلَمْ يُدَانُـــــــــوْهُ فِي عِلْمٍ وَلاَ كَرَمِ
Beliau melampaui para nabi-nabi terdahulu baik ketampanan ataupun akhlak budi pekerti
Mereka para nabi-nabi terdahulu takkan menyamai Rasulullah ﷺ, baik dalam ilmu atau kemulian-Nya
وَكُلُّـــــهُمْ مِنْ رَسُولِ اللهِ مُلْتَمِسٌ
عرْفًا مِنَ البَحْرِ أَوْ رَشْفًا مِنَ الدِّيَمِ
Semua para nabi-nabi terdahulu memohon dari diri Rasulullah ﷺ
Seciduk lautan ilmunya dan setetes hujan kesantunannya.
Bersambung….
Referenasi:
https://www.aldiwan.net