Ada sebuah kisah lain yang lanyak kita petik hikmahnya berkaitan dengan hadirnya Rasulullah ﷺ dalam pembacaan Maulid Nabi ﷺ dan di majelis-majelis sholawat. Yaitu kisah al-Habib Abdurrahmman al-Masyhur (1250-1320 H) yang diceritakan oleh putranya al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur (1274-1344 H) dari Tarim Hadral Maut Yaman saat menulis manaqib Sang Ayah. Bahwa Sang Ayah pernah berkata : “Suatu hari aku pernah menemani al-Habib al-Wali al-Arif Billah Ahmad al-Masyhur dalam suatu undangan di rumah seseorang dari keluarga ar-Ruwayki di Tarim. Ketika itu al-Habib Muhammad bin Ali Assegaf termasuk orang yang diundang oleh seorang Syekh dari keluarga Bafadol. Saat al-Habib Muhammad sampai ke rumah Syekh ar-Ruwayki, beliau mendapati para undangan sedang membaca Maulid Nabi ﷺ yang mendekati pada pembacaan Mahallul Qiyam.
Ketika al-Habib Ahmad al-Masyhur melihat kedatangan al-Habib Muhammad bin Ali Assegaf, al-Habib Ahmad berdiri dengan tergesa-gesa dari tempatnya untuk menyambutnya di pintu rumah. al-Habib Ahmad pun menggandeng tangan kiri beliau. al-Habib Muhammad tercengang dengan sambutan al-Habib Ahmad. Namun beliau tetap diam dan penuh adab. Beliau lalu didudukkan di samping al-Habib Ahmad. Padahal al-Habib Ahmad adalah orang yang sangat berwibawa dan tak pernah berdiri menyambut seorang pun.
Seusai pembacaan Maulid dan tiba pada acara santap malam, para hadirin pulang ke rumah masing-masing. Tinggal aku, al-Habib Muhammad bin Ali, al-Habib Ahmad al-Masyhur, dan tuan rumah.”
Kemudian al-Habib Muhammad berbicara dengan penuh sopan santun karena melihat bahwa dirinya bukanlah seseorang yang pantas untuk disambut oleh al-Habib Ahmad yang ketika itu adalah Wali Qutub. “Ya Habib, aku minta maaf. Kenapa kau harus bangun dan menyambut kedatanganku di pintu depan?” al-Habib Ahmad pun menjawab, “Demi Allah, tidaklah aku berdiri kecuali aku melihat Rasulullah ﷺ masuk bersamamu dan menggandeng tangan kananmu”.
*****
Al-Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Husain al-Masyhur dalam kitabnya yang berbeda, “Syarhu ash-Shudur bi adz-Dzikri Ba’dhi al-Ahwal wa Siiri wa Ijazati wa Manaqibi wa Musarbali bi an-Nur al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husain al-Masyhur” juga mengisahkan:
“Pada suatu hari al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husain al-Masyhur pernah mengahadiri acara peringatan Maulid yang di adakan oleh al-Habib Ali al-Habsyi di Seiyun Hadrul Maut Yaman. Saat itu Sayyidi al-Habib Abdurrahman duduk disamping kanannya al-Habib Ali al-Habsyi berhadapan dengan pagar masjid, tiba-tiba Sayyidi al-Habib Abdurrahman melihat pagar (tembok) itu terbelah dan tampak Rasulullah ﷺ seakan keluar dari pagar itu. Setelah acara Maulid selesai al-Habib Ali al-Habsyi menghampiri Sayyidi al-Habib Abdurrahman sembari bertanya:
“Apakah kau tadi melihat Baginda Nabi ﷺ?”.
“Iya!” Jawab Sayyidi al-Habib Abdurrahman.
Al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Duhai, semoga keberuntungan selalu untukmu”.
Lalu Sayyidi al-Habib Abdurrahman balas berkata: “Tetapi, apa yang aku terima sama dengan apa yang kau dapat”.
Al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Iya, dengan hasil apa yang kau bagikan”.
Alhasil, kemampuan dapat melihat Rasulullah ﷺ dalam keadaan terjaga saat pembacaan Malid Nabi ﷺ dan lainnya adalah bagian karomah dari karomah para wali sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-Haitamiy (w. 974 H) dalam al-Fatawa al-Haditsiyah saat ditanya:
“Apakah mungkin dimasa sekarang berkumpul dengan Nabi ﷺ dalam keadaan terjaga dan mendapatkan ilmu dari beliau?”
Beliau menjawab:
“Iya, hal yang demikian itu mungkin terjadi. yang demikian itu termasuk karomah para wali sebagaimana dijelaskna oleh imam al-Ghozaliy, al-Bariziy, Tajuddin al-Subkiiy, al-Afif al-Syafi’iy, dan imam Qurtubiy dan Abi Jamroh dari kalangan madzhab Malikiy.”
Oleh Abdul Adzim
Waallahu A’lamu
? Al-Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Husain al-Masyhur| “Syarhu ash-Shudur bi adz-Dzikri Ba’dhi al-Ahwal wa Siiri wa Ijazati wa Manaqibi wa Musarbali bi an-Nur al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husain al-Masyhur| Daru al-Ushul hal 195.
? Masyrabil Hani karya Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf| http://blog.its.ac.id/syafii/2010/11/08.
? Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Ali Ibnu Hajar al-Haitamiy as-Sa’diy al-Anshariy| al-Fatawa al-Haditsiyah| Daru al-Kutub al-Islamiyah hal 510-511.