Al-Imam ‘Abdur Rahman bin ‘Ali bin Muhammad bin ‘Umar bin ‘Ali bin Yusuf bin Ahmad bin ‘Umar ad-Diba`iy asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidiy asy-Syafi`iy. (866 H/1461 M-944 H/1537 H) mengatakan dalam karya Mauludi ad-Diba’iy:
أَحْضِرُوْا قُلُوْبَكُمْ يَامَعْشَرَ ذَوِي الْأَلْبَابِ حَتَّى أَجْلُوَلَكُمْ عَرَآئِسَ مَعَانِي أَجَلِّ الْأَحْبَابِ اَلْمَخْصُوْصِ بِأَشْرَفِ الْأَلْقَابِ اَلرَّاقِيْ إِلٰى حَضْــرَةِ الْمَلَكِ الْوَهَّابِ حَتَّى نَظَرَ إِلٰى جَمَالِهٖ بِلاَ سِتْرٍ وَّلاَ حِجَابٍ
Hadirkanlah hati kalian, wahai golongan orang yang berakal sehingga sehingga dapat kujelaskan kepada kalian makna-makna indah keagungan seorang kekasih yang paling dicintai Allah ﷻ dengan gelar nama yang termulia. Yang pernah naik menghadap Raja Yang Maha Pemberi ﷻ. Sehingga dapat melihat keindahan-Nya tanpa tirai dan penghalang.
فَلَمَّا اٰنَ أَوَانُ ظُهُوْرِ شَمْسِ الرِّسَالَةِ فِيْ سَمَآءِ الْجَلاَلَةِ خَرَجَ بِهِ مَرْسُوْمُ الْجَلِيْلِ لِنَقِيْبِ الْمَمْلَكَةِ جِبْرِيْلَ. يَاجِبْرِيْلُ نَادِ فِيْ سَآئِرِ الْمَخْلُوْقَاتِ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ وَالسَّمٰوَاتِ بِالتَّهَانِيْ وَالْبِشَارَاتِ فَإِنَّ النُّوْرَ الْمَصُوْنَ وَالسِّـرَّ الْمَكْنُوْنَ اَلَّذِيْ أَوْجَدْتُهٗ قَبْلَ وُجُوْدِ اْلأَشْيَآءِ وَإِبْدَاعِ الْأَرْضِ وَالسَّمَآءِ، أَنْقُلُهٗ فِي هٰذِهِ اللَّيْلَةِ إِلٰى بَطْنِ أُمِّهٖ مَسْــرُوْرًا، أَمْلاَءُ بِهِ الْكَوْنَ نُوْرًا وَاَكْفُلُهٗ يَتِيْمًا وَأُطَهِّرُهٗ وَأَهْلَ بَيْتِهٖ تَطْهِيْرًا
Tatkala tiba saat lahirnya sinar kerasulan di langit keagungan. Keluarlah Malaikat jibril as dengan membawa cahaya (Nur Muhammad ﷺ) itu untuk membuka kerajaan di dunia. Seraya diperintahkan:
“Wahai jibril, serukan kepada seluruh makhluk penghuni bumi dan langit, agar menyambutnya dengan rasa riang dan gembira. Karena sesungguhnya Cahaya (Nur Muhammad ﷺ) yang terpelihara dan rahasia yang tersimpan yang Aku ciptakan sebelum wujudnya sesuatu. Dan sebelum terciptanya bumi dan langit-langit. Pada malam ini Aku pindahkan Cahaya (Nur Muhammad ﷺ) itu ke dalam perut ibunya dengan merasa kegembiraan. Aku penuhi seluruh alam dengan cahayanya. Aku pelihara di dalam keadaan yatim-piatu dan Aku sucikan dia beserta para keluarganya dengan kesucian yang sungguh.
اللهم صل وسلم وبارك عليه
Ya Allah tetapkanlah limpahan rahmat dan salam serta keberkahan kepadanya (Nabi Muhammad ﷺ)
*****
Al-Imam al-Alim al-Allamah Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitamiy dalam karyanya al-Nimatu al-Kabra ala al-Alam fi Malidi Sayyidina Waladi Adam mengutip dari Al-Waqidiy (130 H/ 747 M-207 H/822 M) mengatakan:
“Sayyidah Aminah mengisahkan, pada malam tanggal 12 bulan Rabiu al-Awwal, langit begitu cerah tidak ada gulita yang mutupi keindahan malamnya.
Kala itu Abdul Muthalib membawa semua anak-anaknya menuju al-Haram untuk bermunajah, dalam satu riwayat mereka hendak memperbaiki sebagian tembok Masjidi al-Haram yang roboh, meninggalkan aku sendirian dirumah. Aku menangis sedih karena tidak ada teman (perempuan) yang menemani, tidak ada sahabat yang menghibur, tiada pelayan yang membantuku. Tiba-tiba aku melihat salah satu dari tiang rumah terbelah dan keluar dari tiang itu empat perempuan nan cantik jelita bak bulan purnama yang memancarkan cahaya putih berkilau. Dari badan mereka tercium aroma semerbak kasturi, sepintas aku melihat mereka seperti anak-anak gadis keturunan Abdul Manaf. Kemudian wanita pertama dari mereka maju mendekatiku dan berkata: Ya Aminah! Adakah wanita (yang paling beruntung) sepertimu? Yang mengandung Sayyidu al-Basyar ﷺ (tuan para manusia) ke banggaan Bani Rabi’ah dan Mudhar. Lalu dia duduk di samping kananku.
Aku bertanya kepadanya: Siapakah kamu?
“Aku adalah Hawa atau Ummu al-Basyar (ibu semua manusia) ra”? Jawabnya.
Kemudian wanita kedua dari mereka maju medekatiku dan berkata: ” Ya Aminah! Adakah wanita (yang paling beruntung) sepertimu? Yang mengandung Manusia Paling Suci, Ilmu Yang Bersinar Terang, Samudera Yang luas, Cahaya Yang Penuh Pesona, Rahasia Yang Tampak ﷺ, lalu dia duduk di samping kiriku.
Aku bertanya kepadanya: Siapakah kamu?
“Aku adalah Sarah istri Ibrahim al-Khalil ra”? Jawabnya.
Kemudian wanita ketiga dari mereka maju medekatiku dan berkata: ” Ya Aminah! Adakah wanita (yang paling beruntung) sepertimu? Yang mengasendung Kekasih Yang Paling Mulia, Sang Pemilik Pujian Yang Indah ﷺ. Lalu dia duduk di belakangku.
Aku bertanya kepadanya: Siapakah kamu?
“Aku adalah Asiyah Putri Muzahim ra”? Jawabnya.
Kemudian wanita keempat dari mereka maju medekatiku. Dia wanita adalah wanita yang berwibawa dan yang paling cantik rupawan sembari berkata: ” Ya Aminah! Adakah wanita (yang paling beruntung) sepertimu? Yang mengandung Sang Pemilik Segala Burhan (bukti nyata), Mukjzat, Ayat dan Pentunjuk. Tuannya penghuni bumi dan langit. Dia Yang Memperoleh paling utamanya Shalawat (aneka rahmat) dan paling sempurnanya Taslimat (aneka salam) dari Allah ﷻ. Lalu di duduk di hadapanku dan berkata: “Curah dan tuangkan segala keluh kesah hatimu padaku”.
Aku bertanya kepadanya: Siapakah kamu?
“Aku adalah Maryam Putri Imran ra. Kami semua adalah bidan dan dukun bayi al-Musthafa”? Jawabnya.
Aku sangat terhibur dengan kehadiran para wanita suci itu, mengajakku bicara, menemani dan mengobati segala rengsaku. Kemudian tampaklah cahaya-cahaya berkelebat memasuki rumahku silih berganti seperti mengucapkan salam dengan bahasa berbeda namun yang paling banyak aku terdengar dari lisan mereka menggunakan bahasa Suryani.
Syaikh Al-Waqidiy menambahkan kisahnya:
“Setelah itu Allah memerintah: “Wahai Jibril! Serukanlah kepada seluruh arwah suci agar berkumpul berbaris rapi menyambut kedatangan Nabi Agung Muhammad ﷺ. Wahai Jibril!, bentangkanlah hamparan sajadahAl-Qurb (Ketaatan) dan Al-Wishal (Penyambung) kepada Muhammad ﷺ, Pemiliki Cahaya, Derajat Yang Tinggi dan sambung kepada-Ku. Wahai Jibril! Perintahkanlah kepada Ridlwan agar membuka seluruh pintu surga, menghias semua bidadarinya dan membuka semerbak aroma kasturi untuk menyambut lahirnya Muhammad ﷺ Sayyidi al-Bariyah. Perintahkanlah kepada kepada Malik agar menutup semua pintu neraka. Wahai Jibril! Pakailah olehmu Hullah ar-Ridlwan (pakaian khusus yang diliputi keridlawan-Ku) demi menyambut Kekasih-Ku. Wahai Jibril! Turunlah ke bumi dengan seluruh pasukan malaikat, bersama para malaikat Muqorrobin, Karubiyyin dan para malaikat yang selalu mengelilingi ‘Arasy demi memuliakan kehadiran kekasih-Ku. Wahai Jibril! Kumandangkanlah diseluruh penjuru langit dan di seantero penjuru bumibahwa sekarang telah tiba saatnya berkumpulnya orang yang mencintai dengan kekasih yang dicintai dan bertemunya orang yang mencari dengan kekasih yang dicari. Yaitu Muhammad ﷺ.
Maka seketika itu malaikat Jibril as melaksanakan seluruh mandat dari Allah ﷻ dengan membawa seluruh pasukan malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung-gunung Makkah dan berbaris rapi meliputi seluruh tanah suci Makkah. Sayap-sayap mereka terlihat laksana mega-mega putih berkilauan memenuhi angkasa. Dan saat itu pula seluruh hewan-hewan yang ada di segenap penjuru di bumi, di lautan dan di angkasa bersuka cita demi menyambut kelahiran Nabi Muhammad ﷺ.
Sayyidah Aminah berkata: Pada saat itu Allah ﷻ membukan penglihatanku hingga tampak jelas olehku gedung-gedung yang ada di Syiria dan Palestina. Aku juga melihat tiga pilar bendera yang ditancapkan oleh para malaikat. Satu di jagad timur, kedua di jagad barat dan ketiga di atas Ka’bah Baitullah.
Dalam keadaan yang dipenuhi selaksa misteri dan segala keajaiban itu, tiba-tiba datang silih berganti serombongan burung-burung bercahaya yang indah memenuhi ruanganku. Paruhnya merah bak emas merah dan sayap-sayapnya seperti intan permata yang berkilau, lalu burung-burung itu menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang beraneka ragam indahnya di ruanganku. Setelah itu mereka hinggap mengelilingiku dengan serentak memanjatkan puja-puji dan tasbih kepada Allah ﷻ.
Sementara para malaikat silih berganti datang bergerombolan sambil membawa tempat dupa terbuat berupa emas merah dan perak putih yang berisikan dupa-dupa wewangian surga yang semerbak harum baunya memenuhi seluruh jagad raya sembari melantunkan sholawat dan salam kepada Nabi Rasulullah ﷺ Yang Dimuliakan.
Pada saat itu juga aku melihat bulan terbelah di atasku laksana qubah, dan gemerlap bintang-bintang bersinar, berbaris rapi di atas kepalaku laksana lentera yang teruntai mempesona. Terdapat di sisiku secangkir minuman putih bening melebihi susu. Saat aku meminumnya terasa begitu nikmat, manis melebihi gula madu, dan sejuk melebihi salju (es). Maka lepaslah segala dahagaku dan aku merasakan keledzatan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya.
Kemudian cahaya yang luar biasa meliputi diriku. Lalu datanglah burung putih berkilauan cahaya mendekati kamarku. Saat itulah tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan.
*****
Syaikh ad-Diba`iy melanjutkan:
فَاهْتَزَّ اْلعَرْشُ طَرَبًا وَاسْتِبْشَارًا . وَازْدَادَ اْلكُرْسِيُّ هَيْبَةً وَوَقَارًا . وَامْتَلَأَتْ السَّمَوَاتُ أَنْوَارًا . وَضَجَّتْ الْمَلاَئِكَةُ تَهْلِيْلاً وَتَمْجِيْدًا وَاسْتِغْفَارًا . ( سُبْحَانَ اللهِ وَاْلحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ ) وَلَمْ تَزَلْ أُمُّهُ تَرَى أَنْوَاعًا مِنْ فَخْرِهِ وَفَضْلِهِ . إِلَى نِهَايَةِ تَمَامِ حَمْلِهِ . فَلَمَّا اشْتَدَّ بِهَا الطَّلْقُ بِإِذْنِ رَبِّ اْلخَلْقِ . وَضَعَتْ الْحَبِيْبَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاجِدًا شَاكِرًا حَامِدًا كَأَنَّهُ اْلبَدْرُ فِى تَمَامِهِ
‘Arsy berguncang karena sangat senang dan bahagia , bertambahlah kewibaan kursiy Allah SWT , langit dipenuhi dengan cahaya , para Malaikat bergemuruh membaca tahlil tamjid dan istighfar:
سُبْحَانَ اللهِ وَ اْلحَمْدُ للهِ وَلا اِلهَ الّا اللهُ وَ اللهُ اَكْبَر
Maha Suci Allah, limpahan puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dialah Allah yang Maha Besar (3x)
Sayyidah Aminah tiada hentinya menyaksikan berbagai macam keagungan dan keutamaan Baginda Muhammad ﷺ, sampai pada sempurnanya mengandung Rasulullah ﷺ, maka ketika Sayyidah Aminah telah merasakan sakit yang amat sangat, dengan idzin Allah ﷻ Dzat Yang Maha Menciptakan, Sayyidah Aminah melahirkan seorang Kekasih yaitu Nabi Muhammad ﷺ dalam keadaan bersujud, syukur dan memuji Allah ﷻ, dengan wajah seperti bulan purnama yang sempurna.
محل القيام لحرمة النبي محمد صلى الله عليه وسلم
Waallahu A’lamu
Refrensi:
• al-Nimatu al-Kabra ala al-Alam fi Malidi Sayyidina Waladi Adam karya Al-Imam al-Alim al-Allamah Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitamiy as-Syafi’iy. 25-27 HAKIKAT KITABIVI-FATIH-ISTAMBUL
• Mauludi ad-Diba’iy karya Al-Imam ‘Abdur Rahman bin ‘Ali bin Muhammad bin ‘Umar bin ‘Ali bin Yusuf bin Ahmad bin ‘Umar ad-Diba`iy asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidiy asy-Syafi`iy. 211-212 MAKTABAH DAHLAN