SYAICHONA.NET- Pada suatu hari ketika KH. Asyik, guru KH. Cholil ingin mengadakan tasyakuran (selamatan ). KH. Asyik ingin sekali memesan gula Madura yang pada saat itu gula Madura sangat terkenal kualitasnya, sehingga KH. Asyik ingin sekali untuk acara tasyakurannya.
Acara tasyakuran tersebut cukup besar, sehingga memerlukan gula Madura yang sangat banyak. Kemudian ia bermaksud untuk menyuruh KH. Cholil salah satu santrinya yang berasal dari Madura agar lebih mudah untuk mendapatkannya, dalam benaknya. Ketika hari jadi sudah hampir dekat ia memanggil KH. Cholil untuk menyuruhnya pulang ke Madura dan membawakan gula madura untuk acara tasyakuran tersebut.
‘’Cholil, kamis malam jum’at saya ingin mengadakan tasyakuran, bisakah kamu pulang dan membawakan gula Madura untuk di bawakan kesini’’ tanya KH. Asyik kepada KH. Cholil. ‘’iyaa, kyai’’ ucap KH. Cholil dengan hormat dan patuh pada sang guru.
Baca juga : Sejarah ” Sumur Peninggalan Syaichona Kholil Bangkalan yang Tidak Pernah Kering
Satu hari sebelum jadi KH. Asyik masih melihat KH. Cholil berada di asrama pesantren, rupanya Cholil masih ada di sini, gemam KH. Asyik dalam hatinya, ia merasa gelisah dan panik takutnya gula madura yang di pesan tersebut tidak ada pada waktunya. Kemudian KH. Asyik segera menghampiri KH. Cholil dan menanyakan gula madura yang di pesannya itu, dengan wajah yang cemberut
