SYAICHONA.NET- Malam puncak tasyakuran deklarasi 5 tahun Bangkalan menjadi kota dzikir dan sholawat yang dikemas dengan pembacaan dzikir dan sholawat dan dihadiri oleh Habib Muhammad bin Umar Al- Haddar dari Bondowoso malam sabtu (28/08) dihalaman Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
Toyyib Fawas dalam sambutannya dihadapan Masyarakat dan Fakher Mania yang hadir menjelaskan perjuangan RKH. Fakhrillah Aschal dalam menjadikan Bangkalan sebagai kota dzikir dan sholawat sampai terbentuknya Fakher Mania.
“RKH. Fakhrillah Aschal saat berbincang-bincang dengan Habib Syech menyampaikan sebuah keinginan besar untuk menjadikan Bangkalan menjadi kota dzikir dan sholawat dan Habib Syech merespon menjawab jangan dulu mengajukan kepada pemerintah tetapi buktikan dulu sholawat sampai kedesa-desa, sejak saat itulah beliau bersholawat, berkeliling kesuatu tempat dari satu desa ke desa yang lain, dari kota sampai ke suatu pedesaan sehingga dalam perjalanannya banyak sekali para remaja, pemuda dan pemudi mengikuti beliau bersholawat baik siang maupun malam siang tidak terasa panas dan malampun tak terasa dingin mereka terus bersholawat, sehingga semakin banyak maka untuk menampung mereka dibentuklah sebuah Majelis yang bernama Fakher Mania”tuturnya.
Ia juga menyampaikan bahwa menjadikan Bangkalan sebagai kota dzikir dan sholawat tersebut tidaklah mudah karena ternyata satu-satunya di Indonesia bahkan kemungkinan satu-satunya di dunia sebuah kabupaten menyandang predikat kota dzikir dan sholawat.
selain itu Ketua Umum Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan sekaligus Anggota DPRD Jawa Timur RKH. Nasih Aschal menyampaikan dalam sambutannya mewakili shohibul hajah bahwa kabupaten Bangkalan menyandang sebuah kota dzikir dan sholawat tidak hanya dari sisi masyarakatnya saja yang agamis tapi juga sangat kental hubungannya dengan kultur dan budaya masyarakat yang ada di Bangkalan.
”Berbicara Bangkalan dibawah para Kiai adalah masyarakat yang secara tradisi turun temurun mempunyai tradisi yang sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai keagamaan sehigga ketika kabupaten sudah resmi menjadi kota dzikir dan sholawat jek cemmacem (Madura-red) jika masuk pada Bangkalan yang ada hanyalah kebagusan artinya kemaksiatan haruslah minggat,”jelasnya.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh keluarga besar Toriqoh Syadziliyah Bangkalan, fakher Mania serta para santri Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
Habib Muhammad bin Umar Al- Haddad dalam tausyiahnya mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW. tersebut tidak penah meninggalkan ummatnya tersesat akan tetapi Nabi Muhammad SAW. menggiring ummatnya lewat pewarisnya yaitu para ulama karena ulama tersebut adalah pewaris para ambiya, pewaris para nabi.
“Nabi Muhammad SAW. tidak pernah meninggalkan umatnya akan tetapi umatnya tersebut dikawal, digiring dan dipantau, bukti nyata bahwa nabi menggiring umatnya yakni dengan adanya deklarasi Bangkalan kota dzikir dan sholawat karna yang mendirikannya adalah para ulama para Kiai karena al ulamau warasatul ambiya (ulama adalah pewaris para nabi),” tuturnya.
Reporter : Fakhrul
Editor : Soim Karim