SYAICHONA.NET- Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan mengadakan pembacaan Sholawat al- Habsyi yang dipimpin langsung oleh RKH. Moh. Karror Abdullah Schal dan dihadiri Habib Ali bin Achmad Al- Habsyi cucu dari pengarang kitab Maulid Simthudduror Habib Ali bin Muhammad bin Husin Al-Habsyi . Pada malam Jumat di halaman Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil (10/070).
Habib Ali bin Achmad Al- Habsyi dalam tausyiahnya menjelaskan tentang faidah-faidah ulama dan para sholafus Sholeh membuat karangan atau syi’ir- syi’ir sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Agar bisa mencintai Rasulullah SAW. Agar mereka tidak cenderung terhadap tipu daya orang non muslim.
‘’Ilmu moderen menemukan sebuah penelitian bahwa hati ini mencintai terhadap sesuatu yang telinga dengar dengan suara yang indah oleh karena itu ulama sholafus sholeh mengarang bait-bait yang indah yang tentunya biar diikuti serta bisa menjadi makanan hati kita agar jiwa kita menjadi tenang, seandainya kita tidak mendengarkan qosidah- qosidah indah yang kita dengar tadi tentunya hati kita akan cenderung pada nyanyian yang fasik yang tidak di kenal agamanya,’’ tuturnya.
Selain itu cucu dari pengarang kitab Maulid Simthudduror tersebut mengatakan berkumpulnya di majelis sholawat tersebut tidak ada tujuan untuk datang kucuali mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW. Dan di majelis tersebut penuh dengan kebahagiaan dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
‘’Majelis ini penuh dengan kebahagiaan, penuh dengan kecintaan, ketenangan hati yang mana kecintaan ini terhadap Nabi Muhammad SAW. oleh karena itu bersenanglah,’’pungkasnya.
Ia juga menambahkan bahwa panutan akan mengubah jiwa seseorang, jika panutan tersebut bukanlah orang yang baik tidak tahu mana yang benar dan tidaknya, maka secara otomatis akan mengikuti hal tersebut dan begitu juga sebaliknya
‘’Cukuplah di Madura ini, Syaichona Moh. Cholil bagi kalian jadikan contoh sosok yang bisa menjadi panutan untuk cinta pada Nabi, Ahli bait,’’ jelasnya.
Habib Ali bin Achmad Al- Habsyi juga menyampaikan darah orang madura rasanya manis bagaikan madu karena akhlak yang di milikinya sangat bagus dan sopan banyak yang cinta dan menghadiri majelis- majelis sholawat dan diakhir tausiyah ia, berharap agar bisa selalu mengikuti sholafus sholeh agar hatinya tidak kosong sehingga bisa terbawa oleh tipu daya orang non muslim.
REPORTER : FAKHRUL