Syaichona.net – Diantara karomahnya Syaichona KH. Moh. Cholil Bangkalan (Mbah Cholil). Terjadi pada suatu hari ketika pesantrennya kedatangan tamu dari arab, sedangkan KH. Cholil sedang mengimami shalat magrib bersama para santrinya di musholla.
Ketika shalatnya sudah selesai KH. Cholil menemui tamu-tamunya, termasuk tamu dari arab tersebut. Para masing-masing dari tamu tersebut menanyakan maksud mereka sowan terhadap KH. Cholil, akan tetapi setelah gilirannya orang arab yang mengetahui kefasihan bahasa arab, ia malah menengur KH. Cholil karna pada saat shalat tadi bacaannya kurang begitu fasih menurutnya.
يا خليل قراء تك غير فاسح’’ucapnya
اجل اجل متبسما‘’jawab KH. Cholil sambil tersenyum
‘’ya.. Cholil bacaan kamu kurang begitu fasih’’ ucapnya. Ya.. yaa….’’ jawab KH. Cholil sambil tersenyum. Setelah berbincang-bincang beberapa saat kemudian orang arab tersebut meminta izin kepada KH. Cholil. untuk mengambil wudhu’ menunaikan shalat, KH. Cholil. mengizinkan dan memberi tahu tempat wudhu’nya. ‘’tempat wudhu’ berada di sebelahnya musolla’’tutur KH. Cholil. Kemudian orang arab tersebut segera mengambil wudhu’, setelah selesai tiba-tiba di depannya ada seekor macan tutul yang menghadangnya.
Baca Juga : Sejarahan Peninggalan Sumur Syaikhona Kholil yang Tak Pernah Kering Meski Musim Kemarau
Orang arab tersebut terkejut dan mencoba untuk mengusirnya dengan suara yang fasih, akan tetapi macan tersebut tetap dihadapannya. Para santripun menghampiri dan mencoba untuk mengusirnya tapi tetap saja sia-sia, mereka menjadi panik. Kemudian KH. Cholil mendengar berisik dan segera menghampirinya, ternyata penyebabnya ada macan besik KH. Cholil.
Cholil mencoba mengusirnya dengan suaranya yang pelan dan tidak begitu fasih, kemudian macan tersebut matanya berkedip dan beranjak dari tempatnya. Orang arab tersebut terkejut karna ia dan para santri yang lain ber ulang-ulang kali mencoba untuk membuat macan tersebut lari akan tetapi sia-sia sedangkan KH. Cholil yang mengatakan sepatah dua patah bahkan ucapannya pelan dan tidak fasih, macan tersebut menuruti perkataannya.
Setelah beberapa saat dengan larinya macan tersebut orang arab tersebut sadar dan memahami dengan kejadian itu bahwasanya KH. Cholil bukanlah orang biasa, dia adalah seorang wali yullah dan sebuah ucapan tersebut tidaklah tergantung dari kefasihan dan tidaknya, melainkan dari bagaimana menghayati ucapan dari makna tersebut.
Penulis : Fakhrul
Editor : Ach. Soim