BANGKALAN, Syaichona.net – Menyambut Harlah (hari lahir) Nahdlatul Ulama ke-96 yang bertepatan dengan Harlah Ahbabul Musthofa Bangkalan, Harlah Fakher’s Mania, Imfama ( Ikatan Motor Fakher’s Mania) dan Ultah RKH. Fakhrillah Aschal.
Santri Ponpes Syaoichona Moh. Cholil Bangkalan mempersembahkan sebuah tiater Islami yang bertajuk “Berdirinya Jamiyah Nahdlatul Ulama”. Di Stadion Gelora Bangkalan, Kamis (14/03/2019) malam.
Drama Islami ini di sutradarai langsung oleh RKH. Fakhrillah Aschal selaku ketua Mustasyar NU Cabang Bangkalan. Dan di perankan sekitar lima puluh Santri Ponpes Syaoichona Moh. Cholil Bangkalan.
Teater berdirinya Jamiyah Nahdlatul Ulama ini di perankan oleh saudara Amin Basor sebagai pemeran utama, dengan memposisikan dirinya sebagia KH. Hasyim as’ari Pendiri Jamiyah Nahdlatul Ulama.
Ada lima tahap penampilan dalam teater berdirinya Nahdlatul Ulama ini, teater pertama mengindikasikan para ulama sangat resah dengan adanya aliran baru yang tidak sesuai dengan manhaj ahlu sunnah wal jama’ah, yang kesehariannya suka membit’ah-bit’ahkan amalan masyarakat dan suka mengkafir-kafirkan masyarakat yang tidak sesuai dengan ajaran mereka.
Tahap kedua, adanya pembubaran tahlilan oleh ulama Wahabi ketika para masyarakat melaksanakan tahlilan sehingga menyebabkan terjadinya perdebatan antara ulama NU dan ulama Wahabi dan pada akhirnya ulama wahabi kalah dan sebagian pengikutnya sadar bahwa ajaran Wahabi melenceng dari ajaran ahlu sunnah wal jamah.
Tahap Ketiga, datangnya sebuah isyarah kepada KH. Hasyim As’ari berupa tongkat pemberian Syaichona Cholil Bagkalan (Mbah Kholil ) yang diantarkan oleh KH. As’ad, santri Mbah Klolil, yang di perankan oleh Musthofa.
Demi memantapkan keyakinan KH. Hasyim As’ari untuk mendirikan jamiyah Nahdlatul ulama, Mbah Kholil memberikan isyaroh kedua kalinya berupa tasbih yang dikalungkan ke leher KH. As’ad sembari dibacakan kalimat ya Ja ya qoyyum, guna diantarkan ke KH. Hasyim As’ri ketika beliau sedang kumpul dan bermusyawarah dengan para ulama Jawa dan Madura, untuk mendirikan Jamiyah Nahdhlatul Ulama. Sehingga dengan datangnya tasbih tersebut berdirilah Jamiyah Nahdlatul Ulama. Yang memiliki arti kebangkitan para ulama.
Pada tanggal 16 Rajab 1344 H, bertepatan 31 Januari 1926 M melalui pertemuan Ulama yang dipimpin oleh Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari di kediaman KH Abd. Wahab Chasbulloh Kawatan Bubutan Surabaya, berdirilah Jamiyah Nahdalatul Ulama. Namun berdirinya ini setelah wafatnya Mbah Kholil.