Syaichoan.net – Kamis, (13/02) malam. Bahtsul Masa’il merupakan diskusi internal yang paling urgen di kalangan pesantren untuk menyikapi promblem masalah-masalah baru. PPSMCH melalui intansi Majlis Munadharah wal Maktabah (M3) menghelat Bahtsul Masa’il Wustho yang ke VII se Jawa-Madura.
Bahtsul masa’il wustho yang ke VIII ini, sangat diharapkan dapat membuka wawasan dan kedewasaan kalangan santri untuk lebih peka dan kritis terhadap persoalan waqi’iyah (kekinian)bahwa masih banyak persoalan di luar sana yang masih belum dipecahkan.
“Dengan diadakannya bahtsul masa’il wustho yang ke VIII ini semoga dapat membuka mata para santri, terutama santri pondok pesantren syiachona moh. cholil untuk melestarikan tradisi baik ini,” kata Ust. Ihsan Fadil dalam sambutannya yang mengatasnamakan majelis keluarga ppsmch.
Karena bahtsul masa’il ini, lanjutnya. Merupakan tradisi baik seperti yang terdapat dalam maqolah محافظة على قديم الصالح والا خذ على جديد الا صلح yang artinya: “memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik”.
Baca juga;
- Syair Yik Muhammad al-Jufri Membuat RKH. Fakhrillah Aschal Tersenyum
- 3 Wasiat Yang Akan Membuatmu Senang Dunia-Akhirat | Habib Thoha al-Jufri (Pontianak)
- Bahtsul Masail Triwulan : Untuk Merespon Problematika Kehidupan
Dalam perhelatan bahtsul masa’il kali ini terbagi menjadi dua jalsah. Jalsah A bertempat di aula lantai dasar sedangkan Jalsah B bertempat di musholla pondok pesantren syiachona moh. cholil karena mengingat delegasi bahtsul masa’il wustho yang ke VIII ini dari pesantren jawa dan pesantren madura.
“Ada 35 pesantren yang di undang pada bahtsul masa’il wustho yang ke VIII ini,” kata Ust. Munali, Ketua Panitia Bahtsul Masa’il Wustho yang ke VII se Jawa-Madura.
___________________
Reporter : Dhoifur Rohman
Editor: Shoim Karim