Sejak lahirnya Nahdltul Ulama pada tahun 1926, organisasi tersebut hanya di isi kaum lai-laki saja mulai dari susunan kepengengurusan hingga anggotanya pun hanya terdiri dari kaum laki-laki, pada saat itu kaum wanita di pandang masih lebih cocok diam diri mengurusi rumah tangga dan tetek bengek perdapuran dan hal inilah yang melekat terjadi pada warga wanita NU pada masa itu.
Para Ulama NU beranggapan bahwa wanita NU masih dianggap belum waktunya untuk ikut aktif di orgnasiasi hal ini terus berlangsung hingga terjadi silang pendapat yang cukup menghangatkan suasana pada Kongres Menes 1938.
Dalam kongres tersebut untuk pertama kalinya Kongres NU membahas tentang perlu-tidaknya wanita NU bergabung dengan organisasi untuk mendapatkan hak yang sama dengan kaum laki-laki NU dalam menerima baik itu pendidikan agama dan pendidikan formal dari organisasi Nahdlatul Ulama.
Hingga secara resmi tepatnya pada tanggal 29 Maret 1946/26 Rabiul Akhir 1365 Muslimat NU dibentuk dan kemudian hari itu ditetapkan sebagai hari lahir Muslimat NU untuk mewadahi perjuangan wanita Islam Ahlussunnah wal Jamaah dalam mengabdi kepada agama, bangsa dan negara.
Mengenai kiprah sepak terjal Muslimat NU tentu tidak hanya aktif berperan memberi angin segar di organisasi NU saja melainkan Muslimat NU juga mengabdikan diri untuk Rakyat indonesia dengan ikut andil masuk ke duna politik dan perlemen sebagai anggota legislatif negara. Diantaranya;
Mahmudah Mawardi
Pada tahun 1931 perempuan kelahiran Solo 1912 ini, berhasil mendidirikan organisasi yang diberi nama Nahdlatul Muslimat untuk wanita-wanita lokal di solo. Ruang gerak organisasi yang berasaskan NU tersebut antara lain mendirikan lembaga pendidikan mulai dari TK (Taman Kanak-kanak) dan Madrasah Ibtidaiyah.
Di dunia birikrasi Mahmudah Mawardi menjadi Pegawai Penerangan Agama Provinsi Jawa Tengah (1952), pegawai Kementerian Agama di Jakarta (1954) serta Beliau tercatat aktif terlibat dalam penyusunan RUU perkawinan setelah terpilih menjadi anggota perlemen dengan nomor anggota 85.
Hadinijah Hadi Ngabdulhadi
Perempuan kelahiran purwokerto, 5 januari 1958, ia tergabung dalam organisasi kewanitaan di Perwani (Persatuan Wanita Indonesia) menjabat sebagai Ketua Cabang Perwani (Persatuan Wanita Indonesia) Barabai Kalimantan Selatan serta Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua Cabang Gappika (Gerakan Pemuda Pemudi Kalimantan) Barabai, Kalimantan Selatan.
Keseharian dari wanita asal purwokerto ini adalah mengajar, beliau menjadi staf pengajar di lembaga pendidikan Sekolah Rakyat Haruyan dan Sekolah Rakyat Islam Desa Balong, Kecamatan Kandat, Kediri. Sedang di Di Dewan Perwakilan Rakyat, Hadinijah Hadi Ngabdulhadi menjabat sebagai Dapil (Dewan Perwakilan Daerah Pilihan) Jawa Timur menggantikan Haji Fatah Jasin.
Dan masih banyak lagi kiprah srikandi Muslimat NU tak hanya dua wanita ini diantaranya seperti; Ny. Nihayah Maksum, Ny. H. Saifuddin Zuhri, Ny. Ratu Fatimah, Ny Chodijah, Ny. Abidah Mahfudz, Nyai Solichah Saifuddin Zuhri, Ny. Zamrud Ya’la dan Ny. Adiani Kertodirdjo.
Sumber : www.nu.or.id
_______________