Syaichona.net-Komitmen membentuk guru profesional yang mengabdikan diri pada Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil dan mampu menjadi pendidik dengan ciri integritas yang kuat merupakan visi dan misi Madrasah Diniyah Salafiyah al-Ma’arif Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.
Hal ini ditegaskan oleh Ust. Ahmad Hafsin, M.Pd.I. guru pengajar MDS. al-Ma’arif, dalam sambutan acara seminar guru yang diselenggarakan oleh pengurus Madrasah Salafiyah al-Ma’rif pada Rabu (15/08) Malam. Kegiatan ini dihadiri seluruh guru MDS. al-Ma’arif dan guru I’dadiyah Al-Miftahul Ulum Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil
Lebih lanjut, Ust. Ahmad Hafsin, M.Pd.I. selaku sekretaris umum pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil mengharapkan kegiatan dapat terialisasi setiap tahunnya “kami sangat berharap kegiatan ini dapat terselenggara di setiap tahunnya demi membangkitkan semangat mengajar para guru”. Tegas ketua panitia
Dan beliau juga menghimbau kepada seluruh audien yang turut serta dalam seminar guru dengan tema “Menumbuhkan Spirit Baru Dalam Berkhidmah” yang dihadiri KH.Abdul Adzim Kholili Kepang selaku narasumber, agar mengikuti seminar sampai selesai dan menyimak secara seksama. himbau Ust. Hafsin
Kh. Abdul Adzim Kholili dalam paparannya mengatakan, tidak ada ibadah yang paling besar dari pada mengajar kerena seluruh makhluk allah di muka bumi ini semuanya mendoakan orang yang mengajarkan ilmunya kepada muridnya.
Turut menjelaskan bagaimana seorang guru mengatasi santri ”jangan sampai seorang guru menghadapi santri seperti presiden kepada rakyatnya, tetapi hadapilah santri seperti orang tua kepada anak-anaknya”. Tutur narasumber
Dalam penyampaiannya beliau sangat berpesan kepada seluruh guru agar mengajar dengan hati yang ikhlas, karena dengan hati yang tulus dan ikhlas dapat menjadikan ilmu yang barokan, manfaat dan menjadi amal jariyah.
Di penghujung acara Mas Abdul Adzim sapaan akrab beliau menerangkan bahwa amal manusia terbagi menjadi tiga bagian pertama amal yang putus karena berhentinya melakukan amal tersebut seperti sholat jamaah. Kedua tidak putusnya amal karena berhentinya melakukan amal tersebut namun putus ketika beliau meninggal dunia, seperti meninggalkan keistiqomaan karena sakit dan yang lainnya.
terakhir atau yang ketiga amal yang tidak putus karena meninggalkan amal tersebut atau karena meninggal dunia, seperti amal jariyah. lanjutnya
sesuai dengan hadis nabi bahwa ada tiga perkara yang tidak akan putus walaupun meninggal dunia. “Apabila ‘anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus (amal jariyah), pengetahuan yang di manfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan dia.
Diakhir acara juga diadakan seaosen Tanya jawab antara audien dan nara sumber yang dimoderatori oleh Mufti Shohib, S.H.
Reporter: Harun Al Rasyid